PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XII IPS DI MA YASPIA NGROTO TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN

KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI

BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS

XII IPS DI MA YASPIA NGROTO

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Ainul Iman NIM 3301404177

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Asrori, M. S. Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si

NIP.196005051986011001 NIP.197112052006042001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Drs. Partono Thomas, M.S.


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Tanggal :

Penguji Skripsi

Drs. Tarsis Tarmudji, M.M.

NIP.194911211976031002

Anggota I Anggota II

Drs. Asrori, M. S Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si NIP.196005051986011001 NIP.197112052006042001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Drs. S. Martono, M.Si


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, April 2011

Ainul Iman NIM.3301404177


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

¾ Kun A’liman au Muta’aliman (Al-hadist)

“Jadilah orang yang mengajarkan ilmu atau orang yang mencari ilmu”

¾ “Ilmu dan pencari ilmu bagaikan laut dan daratan. Ilmu merupakan air yang berada dalam luasnya lautan dan para pencari ilmu bagaikan daratan. Maka apabila sang pencari ilmu mau mendapatkan hasil terhadap yang telah diusahakan selama ini, maka seyogyanya jadilah daratan yang selalu merendahkan karena dengan itu air itu baru mau menggenanginya” (Ali RA)

¾ “janganlah sekali-kali kalian mengenali kebenaran melalui orang, tapi kenalilah kebenaran itu niscaya kamu tahu siapa saja yang berbuat benar” (Ali RA)

Persembahan :

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

¾ Bapak dan Ibu atas curahan kasih dan sayang serta do’a-do’anya yang tiada henti.

¾ Kakakku semuanya yang selalu memberikan

motivasi, baik spirituil maupun materiil

¾ Guru-guruku yang telah memberikan ilmu, dengan segala keihlasan dan ridhonya memberikan bimbingan dan nasehat-nasehat spirituil.

¾ Simin, Adib, Hafidz, Agus, Anto dan teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi ’04.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada teladan terbaik Rasulullah Saw, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, sudah sepatutnya dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Partono Thomas, M.S., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

4. Drs. Asrori, M.S., Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan telah banyak memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Nanik Sri Utaminigsih, SE, M.Si, Dosen Pembimbing II yang tulus dan penuh kesabaran telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi sehingga dapat tersusun skripsi ini dengan baik.


(7)

vii

6. Drs. Tarsis Tarmudji, Dosen Penguji yang telah memberi petunjuk dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Drs. Dakok, Kepala MA Yaspia Ngroto yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, April 2011


(8)

viii Abstract

Iman, Ainul. 2011. The influence of Students’ Motivation in Studying and the Teacher's Competence toward the Achievement of Studying Accountancy of Economics at the 12 grade Students of IPS Program of MA Yaspia Ngroto in Grobogan Regency at the Academic Year of 2010/2011". The thesis. Economic Education Program, Economics Department of Universitas Negeri Semarang (UNNES). The advisor I : Drs. Asrori, Ms. The advisor II : Nanik Sri U. SE, M.Si. 79 p.

The key words: the Motivation studied, the Teacher's Competence, the Achievement studied Accountancy Economics.

The student's achievement in studying accountancy of economics is influenced by various factors, both internal and external factor. The problems in this research are: 1) Is there any influence of the student’s motivation towards their achievements in studying accountancy of economics? 2) Is there any influence of the teacher’s competence towards the student’s achievements in studying accountancy of economics? And 3) Is there any influence between the student’s motivation and the teacher's competence towards the students’ achievement in studying accountancy of economics?

The population in this research is all 12 grade students of IPS at MA Yaspia Ngroto in Grobogan Regency which consists of 81 students. The variable researched was the students’ motivation of studying (X1) and the teacher's competence (X2) as the independent variable and the studying achievement (Y) as the dependent variable. The data was gathered by using questioners. Then, the data gathered was analysed by using the descriptive analysis of the percentage and the analysis of multiplied regression.

Results of the research by using the descriptive analysis of the percentage showed that the student’s motivation of learning in a high category of 48.15%, the teacher's competence from the student’s perception in the good category of 73% as well. For the analysis of regression which used the SPSS program for Windows release 13 were received by the equality: Ŷ=43.381+0,178X1 + 0,159X2. The regression test showed results of the partial test for student’s motivation of learning was received taccount 2.600 with significance 0.011 < 0.050,

and the teacher's competence was received taccount 4.599 with the significance

0.000 < 0.050. Results of the simultaneous test were received result of Faccount

33.768 with the significance 0.000 < 0.050. The level of influence, partially, for the studying motivation variable of 7.95% and the teacher's competence of 21.34%. Whereas simultaneously the level of influence that was given of 45%, the rest 55% was affected by the other factors that were not researched in this research.

Based on the results of this research could be concluded that there is a significant influence between the studying motivation of the students and the


(9)

ix

teacher's competence towards the students’ achievement in learning accountancy of economics simultaneously and partially. The suggestion that could be given by the writer that is: for the student, although most students’ motivation in the high category, it would be better for them to increase the motivation optimally so that their achievements could increase also, and for the teacher, it was hoped that he/she always sharpen and develop his/her competence more and more, especially that was linked with his/her profession as the teacher, from the field of cognitive, afective and psycho-motoric as well, which all of them are encompassed in the four teacher's competence. By the existence of the high studying motivation and the teacher's competence that were very good, it likely will make studying results of the student to be better also, so as the studying achievement of the student increased.


(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAKSI ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1. 1 Latar Belakang Masalah... 1

1. 2 Rumusan Masalah ... 9

1. 3 Tujuan Penelitian ... 10

1. 4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Prestasi Belajar... 12

2.1.1 Pengertian Belajar ... 11

2.1.2 Pengertian Prestasi Belajar... 13

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 15

2.2 Motivasi Belajar ... 18

2.2.1. Pengertian Motivasi Belajar... 18

2.2.2. Peranan Motivasi dalam Belajar ... 21

2.2.3. Ciri-ciri Motivasi ... 23

2.3 Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru ... 25

2.3.1. Persepsi Siswa... 25


(11)

xi

2.3.3. Syarat Guru ... 26

2.3.4. Kompetensi Guru ... 29

2.3.5. Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru ... 32

2.4 Kerangka Berfikir ... 33

2.5 Hipotesis... 35

BAB III. METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.2 Variabel Penelitian ... 37

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.4 Penyusunan dan Uji Instrumen ... 40

3. 4. 1.Penyusunan Instrumen ... 40

3. 4. 2.Uji Coba Instrumen... 41

3. 5.2.5.Validitas Instrumen... 41

3. 5.2.6.Reliabilitas Instrumen... 42

3.5 Metode Analisis Data... 43

3.5.1. Metode Analisis Deskriptif Persentase ... 43

3.5.2. Analisis Regresi Berganda... 44

3. 5.2.1. Persyaratan Uji Linier Berganda... 44

3. 5.2.2. Analisis Regresi Berganda ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 51

4.1.2.1. Motivasi Belajar Siswa ... 51

4.1.2.2. Kompetensi Guru... 52

4.1.2.3. Prestasi Belajar Siswa... 62

4.1.2 Uji Asumsi Klasik... 62

4.1.2.1. Uji Normalitas Data... 62

4.1.2.2. Uji Linieritas... 64


(12)

xii

4.1.2.4. Uji Heterokedastisitas... 65

4.1.3 Analisis Regresi Berganda... 66

4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 67

4.1.4.1. Uji Simultan... 67

4.1.4.2. Uji Parsial ... 69

4.2 Pembahasan 71 BAB V PENUTUP ... 76

5. 1. Simpulan ... 76

5. 2. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1.Data Nilai Siswa Kelas XII IPS MA Yaspia... 7

3.1.Data Siswa Kelas XII IPS MA Yaspia... 37

3.2.Interval Kelas Persentase dan Kategori Motivasi Belajar Siswa ... 44

3.3.Interval Kelas Persentase dan Kategori Kompetensi Guru... 44

2.1.Deskripsi Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi ... 62

2.2.Uji Normalitas Data ... 63

2.3.Uji Linieritas ... 64

2.4.Besar Nilai Toleransi dan VIF (Uji Multikolinieritas)... 65

2.5.Koefisien Regresi Berganda... 67

2.6.Hasil Analisis Varian (ANOVA) ... 67

2.7.Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi... 68


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Berpikir ... 35

4.1. Diagram Motivasi Belajar Siswa ... 49

4.2. Diagram Dorongan Untuk Belajar Ekonomi Akuntansi... 51

4.3. Diagram Usaha Untuk Menguasai Materi Pelajaran Ekonomi Akuntansi... 52

4.4. Diagram Ulet Menghadapi Kesulitan, Tidak Lekas Putus Asa Dan Tidak Cepat Puas Terhadap Prestasi Yang Telah Dicapai ... 53

4.5. Diagram Ketekunan Dan Kepatuhan Dalam Menghadapi Tugas... 54

4.6. Diagram Kompetensi Guru... 55

4.7. Diagram Kompetensi Pedagogik ... 56

4.8. Diagram Kompetensi Kepribadian ... 58

4.9. Diagram Kompetensi Sosial ... 59

4.10. Diagram Kompetensi Profesional... 60

4.11. Persentase Kelulusan Siswa... 62

4.12. Grafik P-P Plot Normalitas Data Penelitian ... 63


(15)

xv LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Nilai Mid-semester... 80

Lampiran 2 Instrumen Penelitian Uji Coba... 82

Lampiran 3 Data Skor Uji Coba Variabel Motivasi Belajar ... 90

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar ... 91

Lampiran 5 Data Skor Uji Coba Variabel Kompetensi Guru ... 94

Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kompetensi Guru ... 96

Lampiran 7 Tabulasi Hasil Penelitian ... 106

Lampiran 8 Analisis Deskriptif... 108

Lampiran 9 Analisis Regresi... 119

Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian ... 123


(16)

1 1.1. Latar Belakang

Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhnya yaitu terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas, produktif dan berakhlak mulia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 (UU 20/2003 Sisdiknas). Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut; yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dilakukanlah pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan oleh pemerintah. Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan maju tidaknya suatu Negara, sehingga pendidikan mempunyai peranan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup dalam suatu Negara. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan adanya keterpaduan dan kerja sama dari semua komponen pendidikan yang saling berkaitan. Komponen tersebut diantaranya: pendidik, peserta didik, kurikulum, pengelola, sarana prasarana serta lingkungan. Dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Di dalam pendidikan terdapat kegiatan belajar dimana belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku menuju kearah lebih baik. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,


(17)

2

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Agar proses dalam pendidikan dapat terarah maka diperlukan adanya sebuah evaluasi. Salah satu sumber untuk mengevaluasi dalam pendidikan tersebut yaitu dengan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan prestasi belajar siswa.

Menurut Tu'u (2004:75) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan oleh tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar yang dicapai mencerminkan kemampuan siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Prestasi belajar sangat berguna baik bagi guru maupun bagi siswa ituu sendiri. Prestasi belajar sebagai tolok ukur untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam belajar sehingga dapat membantu siswa dalam membuat perencanaan studi lanjut, sedangkan bagi guru itu sendiri untuk mengetahui informasi kemampuan siswa dan pencapaian siswa dalam belajar.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Faktor tersebut diantaranya adalah motivasi belajar siswa dan kompetensi guru.

Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi merupakan daya penggerak di dalam diri siswa, yang menjamin keberlangsungan dalam kegiatan belajar mengajar (Sardiman, 2006:75). Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang besifat non-intelektual. Seorang siswa yang mempunyai tingkat


(18)

intelegensi yang tinggi bisa saja gagal karena kurang adanya motivasi dalam kegiatan belajar mengajar.

Motivasi belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri siswa yang disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan tertentu diluar perbuatan itu sendiri yang ingin dipenuhi, atau dalam kata lain motivasi ini timbul karena adanya rangsangan dari luar diri siswa seperti adanya penghargaan, lingkungan belajar yang nyaman, kegiatan belajar yang menarik dan lain sebagainya. Sedangkan motivasi intrinsik timbul karena semata-mata karena keinginan sendiri dalam diri individu yang berupa keinginan untuk berhasil, dorongan untuk kebutuhan belajar, dan harapan cita-cita dan sebagainya. Kedua motivasi tersebut berpengaruh dan bersama-sama berproses untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Adanya hal tersebut terlihat betapa pentingya motivasi belajar dalam mensukseskan kegiatan belajar-mengajar.

Motivasi memegang peranan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar, baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa agar tujuan yang telah ditetapkan dapat terlaksana. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar, sehingga siswa terdorong untuk melakukan perubahan belajar yang positif. Disamping itu, karena adanya motivasi yang dapat menumbuhkan semangat untuk belajar kegiatan belajar mengajar dilaksanakan oleh siswa dengan perasaan senang hati.


(19)

4

Selain motivasi peran guru juga sangat menentukan berhasil tidaknya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru sebagai faktor eksternal harus melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan yang terletak pada kemampuan melaksanakan berbagai peran yang besifat khusus dalam situasi belajar-mengajar, dimana tiap peranan menuntut kemampuan guru dalam mengajar.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru memegang peran utama, karena ditangan guru letak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran. Seorang guru harus mempunyai kompetensi yang baik dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan, pengelolaan kelas yang kondusif sehingga minat belajar siswa berada pada tingkat optimal. Dengan meningkatnya minat belajar siswa tersebut maka akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru merupakan sebuah profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus yaitu keahlian bagaimana dapat memberikan pencerahan terhadap peserta didik. Guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya mendidik, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU Guru dan Dosen, 2005: Bab 1 Pasal 1).

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Menurut Hamalik (2006:34 – 36) proses belajar mengajar dan hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh sekolah,


(20)

pola struktur dan isi kurikulumnya saja akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan yang membimbing mereka.

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas profesional (UU Guru dan Dosen, 2005 ; Bab 1 Pasal 1).

Guru dikatakan berkompeten menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen apabila telah menguasai 4 kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, arif, dewasa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial adalah kemampuan komunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam. Pemahaman penguasaan seorang guru mengenai kompetensi dasar yang harus dimilikinya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pelaksanaan tugasnya terutama dalam melaksanakan proses belajar mengajar disekolah. Oleh karena itu, salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa adalah penguasaan guru dalam kompetensi dasar yang dimilikinya dan menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar

Kompetensi guru diperlukan dalam proses belajar mengajar karena inti dari pendidikan terletak pada kegiatan inti, yaitu proses belajar mengajar.


(21)

6

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh proses kegiatan belajar mengajar, sedangkan keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh prestasi belajar.

Akuntansi menurut American Accounting Association dalam Sutarno mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagipengguna informasi tersebut (Sutarno dkk, 2009:183-184). Dari definisi tersebut, akuntansi mengandung pengertian bahwa akuntansi merupakan suatu proses mengubah data yang belum siap menjadi informasi yang siap dipakai, kegiatan dalam mengubah data tersebut itu terdiri atas mengumpulkan, mengidentifikasikan, mengukur, mencatat dan mengikhtisarkan data keuangan. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa akuntansi adalah salah satu pelajaran di sekolah yang menuntut konsentrasi, ketelitian danketerampilan yang tinggi dalam mempelajari pelajaran akuntansi, untuk itu diperlukan guru yang memiliki kompetensi yang memadai agar guru dalam menyampaikan materi kepada siswa mudah dipahami, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu juga diperlukan motivasi belajar siswa sebagai kesediaan untuk mau belajar akuntansi lebih dalam lagi.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan dengan kepala madrasah, guru mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS, dan pengamatan terhadap beberapa siswa kelas XII IPS MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011 diduga sebagian siswa yang prestasi belajarnya


(22)

rendah karena masih mempunyai motivasi belajar yang masih rendah terhadap mata pelajaran ekonomi akuntansi. Terlihat dalam proses pembelajaran terhadap kesadaran dan tanggung jawab siswa yang masih rendah untuk menguasai mata pelajaran ekonomi akuntansi, seperti tidak memperhatikan guru saat mengajar, kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar, membuat kegaduhan ketika guru memberikan tugas saat tidak ditunggui oleh guru dan kejadian-kejadian lainnya yang menunjukkan kurangnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi akuntansi. Hal itu juga tercermin berdasarkan data nilai siswa kelas XII IPS yang memiliki nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh guru ekonomi seperti pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Data Nilai Siswa Kelas XII IPS MA Yaspia

NO KELAS JML.

SISWA KKM TUNTAS %

BELUM

TUNTAS %

1 XII IPS1 42 67 27 64,29% 15 35,71%

2 XII IPS2 39 67 24 61,54% 15 38,46%

Total 81 51 62,91% 30 37,09%

Sumber: Data yang Sudah Diolah

Dari tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa untuk kelas XII IPS1 siswa yang memenuhi KKM sebanyak 27 siswa dari 42 siswa, sedangkan untuk kelas XII IPS2 siswa yang memenuhi KKM sebanyak 24 siswa dari 39 siswa dengan rata-rata persentase kelulusan secara keseluruhan 62,91%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang belum memenuhi KKM sebesar 37,09%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa harapan dari semua elemen yang terkait dalam lingkungan pendidikan tersebut baik dari madrasah, guru mata pelajaran terkait, peserta didik dan wali murid belum semuanya terwujud.


(23)

8

Sesuai dengan yang dikembangkan dalam kurikulum KTSP yaitu kurikulum yang menggunakan pendekatan kompetensi, dan berlandaskan aktivitas siswa serta kemampuan berpikir peserta didik. Selain siswa dituntut aktif, guru dituntut untuk mampu mengelola pembelajaran dengan baik, dari penyusunan kurikulum sampai implementasi dan pendekatan pembelajarannya. Adanya permasalahan diatas agar KTSP dapat diimplementasikan secara efektif, guru harus memperhatikan perbedaan karakteristik siswa, bisa menjadi fasilitator sekaligus motivator belajar bagi siswa. Dengan kata lain, KTSP dapat diimplementasikan sebagaimana mestinya apabila guru memiliki empat kompetensi sebagaimana yang telah dirumuskan dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial serta kompetensi profesional.

Berdasarkan realita yang ada di MA Yaspia, prestasi belajar siswa yang masih rendah diduga dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa dan kompetensi guru. Dimana motivasi belajar siswa untuk berprestasi masih rendah dan kompetensi guru yang ditunjukkan dalam kemampuan profesionalisme yang tinggi, yaitu guru yang mampu melaksanakan tugas seorang guru dengan baik dan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif serta dapat mengelola sumber daya pendidikan yang tersedia untuk keberhasilan pendidikan belum sepenuhnya terwujud dengan baik. Adanya kompetensi guru yang baik serta didukung motivasi belajar siswa yang tinggi maka kemungkinan besar prestasi belajar siswa akan lebih baik pula.


(24)

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Tahun Ajaran 2010/2011".

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini akan mencoba mengkaji permasalahan yang mencakup:

1). Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011?

2). Adakah pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011?

3). Adakah pengaruh antara motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011? 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini mencakup:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.


(25)

10

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. tahun ajaran 2010/2011.

3.1. Manfaat Penelitian A). Manfaat Teoritis

1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan memberikan sumbangan bagi penelitian sejenis, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dunia pendidikan.

2 Untuk memperkaya khasanah pustaka di Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang.

B). Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan dan saran bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, baik lembaga atau perorangan. Pihak-pihak yang dimaksud adalah:

1. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang, untuk meningkatkan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa program kependidikan sebagai calon guru yang profesional.

2. Bagi sekolah, untuk bahan evaluasi kinerja guru dalam kegiatan proses belajar mengajar.


(26)

3. Bagi guru, untuk dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya supaya bisa meningkatkan kualitas peserta didik serta bisa membangkitkan motivasi belajar pada anak didik terhadap mata pelajaran ekonomi akuntansi.

4. Bagi siswa, untuk dapat menumbuhkan motivasi belajar yang positif terhadap mata pelajaran ekonomi akuntansi.


(27)

12 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Prestasi Belajar

2.2.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan perubahan itu menuju kearah yang lebih buruk (Purwanto: 2007:85).

Djamarah (2000:10) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Tujuan belajar menurut Sardiman (2006:26-28) ada tiga yaitu: Untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.

1). Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk kepentingan pada umumnya adalah dengan model kuliah (presentasi). Pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan cara demikian siswa akan diberikan pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus


(28)

akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuannya.

2). Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan ini dapat berupa keterampilan jasmani ataupun rohani.

3). Pembentukan sikap.

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan dan daya pikir sebagai hasil dari pengalaman yang telah terjadi pada manusia tersebut. 2.2.2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai. Tujuan utama dari prestasi belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Kegiatan belajar-mengajar dilakukan tidak lain bertujuan adanya perubahan perilaku yang diinginkan setelah proses kegiatan belajar-mengajar terjadi; yaitu terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.

Dalam proses belajar-mengajar, tipe prestasi belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa sangat penting untuk diketahui oleh guru. Dengan prestasi belajar


(29)

14

tersebut guru dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat dan penuh makna. Setiap proses belajar-mengajar keberhasilan belajar diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Catharina (2006:4) prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar, prestasi belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.

Prestasi belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar. Seorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi bisa dikatakan telah belajar. Jadi prestasi belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan prestasi belajar sebagai produk dari proses belajar.

Prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalamai aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi. Pada dasarnya hasil belajar dan prestasi belajar mempunyai arti yang sama karena hasil belajar merupakan


(30)

bagian dari prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tu'u (2004:76) yang menyatakan bahwa unsur yang ada dalam prestasi belajar adalah hasil belajar dan nilai siswa. Tu'u (2004:76) merumuskan prestasi belajar sebagai berikut:

1).Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa yang dicapai ketika siswa mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah

2).Prestasi belajar tersebut terutama dinilai sebagai aspek kognitifnya

3).Prestasi siwa dibuktikan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan sikap dan perilaku seseorang setelah mengalami proses belajar. Proses belajar terjadi karena adanya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil, serta masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional. Seseorang dapat dikatakan belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan bisa dikatakan sebagai prestasi belajar. Jadi prestasi belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan prestasi belajar sebagai produk atau output dari proses belajar.

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Menurut Siagalang dalam Tu’u (2008:78) faktor-faktor yang


(31)

16

mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari: kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, kesehatan, cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah dan sarana pendukung belajar. Agar hal ini lebih jelas, diuraikan sebagai berikut:

1). Faktor Kecerdasan

Biasanya, kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan rasional matematis. Rumusan di atas menunjukkan kecerdasan menyangkut kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya.

2). Faktor Bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tua. Bagi seorang siswa, bakat yang dimilikinya berbeda dengan siswa yang lain. Ada siswa yang berbakat dalam bidang ilmu sosial, ada di ilmu pasti. Oleh karena itu, seorang siswa yang berbakat dibidang ilmu sosial akan sukar berprestasi tinggi dibidang ilmu pasti, dan sebaliknya. Bakat-bakat yang dimiliki siswa tersebut apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan dalam pelajaran, maka akan mencapai prestasi yang tinggi dan memuaskan.

3). Faktor Minat dan Perhatian

Minat adalah kecendrungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya selalu berkaitan erat. Apabila seorang siswa menaruh minat pada satu


(32)

mata pelajaran tertentu, biasanya akan cenderung untuk memperhatikannya dengan baik.

4). Faktor Motif.

Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, jika siswa memiliki motif yang baik dan kuat, maka hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan membawa dampak kurang baik bagi prestasi belajar.

5). Faktor Cara Belajar

Keberhasilan belajar siswa juga dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efektif memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.

6). Faktor Lingkungan Keluarga

Sebagian besar waktu siswa berada di rumah.orang tua, dan adik kakak siswa adalah orang yang paling dekat dengan siswa. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa. Maka orang tua sudah sepatutnya mendorong, memberi semangat, membimbing, dan memberi teladan yang baik pada anaknya. Selain itu perlu suasana hubungan dan komunikasi yang lancar antara orang tua dengan anak-anak, serta keadaan keuangan keluarga yang tidak kekurangan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup dan kelengkapan belajar anak sebagai siswa.


(33)

18

Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar sebagian besar siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin, dan ilmu pengetahuan. Apabila sekolah berhasil menciptakan suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi tiap elemen di sekolah berjalan dengan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang cukup memadai, siswa tertib disiplin, maka kondisi tersebut akan mendorong siswa berkompetensi dalam pelajaran. Keadaan seperti ini diharapkan dapat mendorong prestasi belajar siswa lebih tinggi.

2.2. Motivasi Belajar

2.2.1.Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan sesuatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seseorang yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar imbalan moneter dan imbalan non moneter yang mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan (Uno, 2008:6).

Djiwandono (2002:329) menjabarkan motivasi dalam bahasa latin

”motivum” yang berarti menunjuk pada alsan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak. Sedangkan, Eysenck dan kawan-kawan dalam Slameto merumuskan motivasi sebagai suatu proses yang menetukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang


(34)

rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memberikan arah untuk menggerakkan tingkah laku seseorang yang timbul sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai tiga aspek, yaitu : 1). keadaan terdorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berfikir dan ingatan. 2). Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini; dan 3). Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut, seperti apa yang telah diungkapkan Filmore H. Standford dalam Mangkunegara (2001:93) menyebutkan bahwa "motivation as energizing condition of organism that serves to direct than organism to ward the goal of certain class" (motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah sustu tujuan tertentu).

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Berikut adalah ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar: 1. Perubahan terjadi secara wajar. Hal ini menunjukkan seseorang yang belajar


(35)

20

2. Perubahan belajar bersifat kontinu dan fungsional. Hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi dalam seseorang sebagai akibat dari pembelajaran adalah secara berkesinambungan, tidak statis, yang mana perubahan tersebut akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.

3. Perubahan dalam belajar belajar bersifa posittif dan aktif. Dalam belajar perubahan yang terjadi senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yanglebih baik dari sebelumnya dan perubahan itu terjadi karena usaha individu itu sendiri. Dengan demikian maskin banyak usaha belajar maka makin baik pula perubahan yang diperoleh.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan yang terjadi setelah belajar adalah bersifat permanen atau menetap.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, yaitu perubahan tingkah laku yang terjadi tidak secara kebetulan tetapi karena ada tujuan yang hendak dicapai.

Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan penjabaran diatas mengenai arti motivasi dan belajar maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah kekuatan atau


(36)

dorongan yang berasal dari dalam diri (individu) siswa untuk melakukan tindakan yaitu belajar agar terjadi perubahan tingkah laku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) pada dirinya.

Motivasi belajar sangat diperlukan oleh seseorang yang akan melakukan kegiatan belajar. Sebagaimana dengan siswa, motivasi belajar memiliki fungsi danperan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam pembelajarannya. Fungsi tersebut menurut Hamalik (2005:161) meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perubahan. Tanpa motivasi maka

tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperi belajar.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan pencapaian tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

2.2.2.Peranan Motivasi dalam Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Menurut Uno (2008:27-29), ada beberapa peranan penting dari motivasi belajar dan pembelajaran, antara lain:

1. Penentu penguatan belajar. Menurut Slameto (2003:99) bahwa motivasi dapat membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yan gpernah dilaluinya.


(37)

22

2. Memperjelas tujuan belajar, peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Usman (2006:29) menambahkan motif mendorong untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasu dalam melakukan perbuatan.

3. Penentu ketekunan belajar, seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik. Hal itu senada dengan yang diungkapkan Djiwandono (2002:359) bahwa motivasi dapat menambah selera siswa untuk meyakinkan pentingnya dan tingkat minat siswa untuk materi yang disampaikan guru.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan menentukan tingkatan pencapaian prestasi

belajarnya. Menurut Sardiman (2007:85) motivasi mempunyai tiga fungsi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yanng melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang kan dikerjakan.


(38)

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan seseuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan

2.2.3.Ciri-Ciri Motivasi

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar menurut Uno (2008:23) yaitu: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Menurut Sardiman (2006:83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1).Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).


(39)

24

2).Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3).Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral dan sebagainya)”.

4).Lebih senang bekerja mandiri dalam setiap mengatasi masalah

5).Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehinnga kurang kreatif).

6).Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin ada sesuatu) 7).Tidak akan mudah melepas hal yang sudah diyakini itu.

8).Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinits dan mekanis. Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya, kalua ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan respontif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya.


(40)

Berdasarkan penjelasan diatas tersebut, penulis menarik kesimpulan untuk merumuskan indikator dalam penelitian ini adalah dorongan untuk belajar ekonomi akuntansi, usaha untuk menguasai materi ekonomi akuntansi, ketekunan dan kepatuhan dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.

2.3. Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru 2. 3.1 Persepsi Siswa

Menurut Slameto (2003:102) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Sedangkan menurut Robbins (2001:188) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan mereka.

Berdasarkan pengertian tentang persepsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses masuknya informasi atau pesan ke otak manusia secara terus-menerus terhadap lingkungan melalui panca indera sehingga diperoleh pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan atau menafsirkan informasi. Munculnya suatu persepsi terjadi disebabkan: 1) indera menangkap hal-hal disekitar, 2) fakta-fakta yang tertangkap diorganisasikan dan ditafsirkan, 3) kesimpulan yang diperoleh diwujudkan dengan perilaku tindakan ataupun sikap atau sebagai respon terhadap lingkungan.


(41)

26

2. 3.2 Pengertian Guru

Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar dan menengah. Sedangkan menurut Hamalik (2006:36) guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memperoleh keahlian khusus sebagai seorang guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar pendidikan (Uno, 2008:15).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang mempunyai keahlian khusus dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik serta mempunyai jabatan profesional dimana dia mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

2. 3.3 Syarat Guru

Menurut Ane tumbun (dalam Kuntoro, 2008:17) syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yaitu :

1. Syarat profesional, yang berarti bahwa guru perlu memiliki keahlian dibidang keguruan. Maka ia perlu memiliki pengetahuan dibidang keguruan dan pendidikan dan memiliki keterampilan dalam mengajar dan kemampuan mendidik.

2. Syarat personal, yang berarti bahwa guru harus memenuhi syarat yang menyangkut diri pribadi, diantaranya: a) kesehatan fisik, b) kesehatan psikis,


(42)

c) integritas pribadi, maksudnya harus memiliki kepribadian yang mantap, dewasa, sanggup mengambil keputusan dan bertanggung jawab

3. Syarat morality, yaitu guru harus memliki moral yang bagus dan sanggup berbuat menurut norma-norma kesusilaan

4. Syarat religiusitas, yaitu guru haruslah orang yang beragama, yang mengindahkan norma-norma keagamaan

5. Syarat formalitas, yaitu guru harus mempunyai ijazah sebagai syarat formal dan keputusan lain yang berlaku.

Menurut Munib (2004:45) syarat yang harus dimiliki untuk menjadi sebagai guru yaitu:

1. Berijazah guru (lulusan lembaga tenaga kependidikan)

2. Berjiwa pancasila, religius, dan berkebudayaan kebangsaan indonesia 3. Menghormati setiap aliran agama dan keyakinan hidup

4. Susila dan cakap, demokratis serta bertanggung jawab 5. Menguasai bahasa indonesia


(43)

28

Syarat guru menurut PP No. 19 tahun 2005 pasal 28 syarat guru meliputi: 1. Pendidik harus memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasamani dan rohani, serta memilliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Kualifikasi akademik sebagaimana maksud diatas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang harus dibuktikan dengan ijazah adan atau sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi profesional dan d). kompetensi sosial.

4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud diatas tetapi memiliki keahlian khusus yang diakaui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan uji kesetaraan.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menjadi guru harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu seorang guru harus sehat jasmani dan rohani, menjunjung tinggi norma-norma agama dan kesusilaan, mempunyai kepribadian yang mantap, arif, bijaksana dan berakhlak mulia, serta mempunyai kualifikasi dan kompetensi akademik yang relevan sebagai agen pembelajaran.


(44)

2. 3.4 Kompetensi Guru

Kompetensi menurut W. Robert Honston dalam pedoman PPL (2008:45) kompetensi adalah kemampuan yang seharusnya atau dapat dilakukan oleh guru sesuai dengan kualifikasi, dan tanggung jawab mereka adalah sebagai pengajar dan pendidik. Menurut Iskandar dalam pedoman PPL (2008:45-46) kompetensi mengandung pengertian kemampuan yang dapat dilakukan oleh guru mencakup kepribadian, sikap, dan tingkah laku guru yang ditunjukkan dalam stiap gerak-gerik sesuai dengan tuntutan profesi sebagai guru. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan atau wawasan akademis maupun non-akademis.

Dalam UU RI No. 14 Th. 2005 tentang Guru dan dosen dijelaskan bahwa kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dengan demikan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan keprofesionalan dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Sehingga guru bukan saja harus pintar tetapi juga harus pandai mentrasfer ilmunya kepada siswanya.

Pentingnya kompetensi menurut Hamalik (2006:34) bagi dunia pendidikan diantaranya: 1) kompetensi guru sebagai seleksi alat penerimaan guru, 2) kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru, 3) kompetensi guru dalam rangka penyusunan kurikulum, dan 4) kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa.


(45)

30

Jabatan guru adalah suatu jabatan profesi dimana harus bekerja secara profesional. Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar mampu melaksanakannya tugasnya secara baik dalam rangka melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah.

Dalam UU RI No. 14 Th 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru harus mempunyai empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

1).Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pelajaran peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi pedagogik diperlukan agar pengelolaan proses pembelajaran peserta didik dapat berjalan dengan baik.

2).Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, serta menjadi teladan peserta didik. Kemampuan kepribadian diperlukan agar guru mempunyai kepribadian yang baik, karena guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswa atau dengan kata lain guru merupakan sosok yang harus digugu dan ditiru.

3).Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional. Kompetensi profesional merupakan hal yang paling utama bagi guru, karena guru harus menguasai bahan dan bidang yang menjadi tugasnya untuk


(46)

disampaikan pada siswa dan menggunakan metode mengajar yang bervariasi untuk menghindari kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran.

4).Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial sangat diperlukan karena berkomunikasi dengan orang lain sangat penting bagi guru dimana tugas seorang guru memang selalu berkaitan dengan orang lain seperti anak didik, sesama rekan guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, orang tua/ wali murid, dan masyarakat sekitar.

Bertolak dari pendapat diatas, maka kemampuan guru dapat dibagi menjadi tiga kompetensi, yaitu:

1).Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai pembelajaran dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya.

2).Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya menghargai pekerjaan, memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

3).Kompetensi perilaku, artinya kemampuan guru terhadap berbagai keterampilan/ perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,


(47)

32

menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakkan adiministrasi kelas dan lain-lain.

Dari kesimpulan diatas, terdapat perbedaan antara kompetensi kognitif dan kompetensi perilaku yaitu terletak pada sifatnya. Kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, sedangkan pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik atau keterampilan mengajarnya.

2. 3.5 Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Adapun hasil persepsi dapat berupa tanggapan perhatian, pendapat maupun penilaian. Menurut Wagito dalam Magdalena (2006:12) persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan yaitu proses yang berujud diterimanya stimulus oleh indera melalui alat reseptornya. Stimulus ini diteruskan ke otak dan terjadi proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang didengar, apa yang dilihat, apa yang dirasakan dan sebagainya.

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dengan demikan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kemampuan guru dalam mengajar sangat diperlukan agar persepsi siswa menjadi lebih positif terhadap kompetensi yang seharusnya melekat pada seorang guru, hal ini berkaitan dengan kompetensi guru mata pelajaran akuntansi.


(48)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan tentang suatu pesan atau informasi yang dikirim oleh seseorang, dimana pengiriman pesan itu menimbulkan rangsangan positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Hal ini berkaitan dengan kompetensi guru mata pelajaran akuntansi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Apabila siswa mempunyai respon positif terhadap kemampuan profesional guru dan mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka akan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Berdasarkan penjelasan diatas tersebut, penulis menarik kesimpulan untuk merumuskan indikator mengenai kompetensi guru dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional berdasarkan dari sudut pandang atau persepsi siswa.

2.4. Kerangka Berpikir

Proses belajar-mengajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Tujuan ini telah direncanakan secara sistematik dan terarah kepada peserta didik atau siswa sebagai individu. Suatu proses belajar-mengajar di dalam kelas dinyatakan berhasil jika ada peningkatan prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa ada yang berasal dari dalam diri siswa dan ada juga yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang berasal dalam diri siswa (faktor internal) salah satunya adalah motivasi, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal) salah satunya adalah kompetensi guru. Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan,


(49)

34

memandu, memelilahara perilaku seseorang secara terus-menerus (Catharina, 2007:187). Sedangkan kompetensi guru menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Bab 1 pasal 1), kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar-mengajar baik bagi guru maupun bagi siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Selain itu kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan dan akan berpengaruh kepada pencapaian prestasi belajar siswa. Cara pandang yang berbeda dari siswa akan menimbulkan persepsi yang berbeda pula pada kompetensi yang dimiliki oleh guru. Kompetensi guru yang bagus maka akan timbul ketertarikan siswa terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru dan dapat berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang optimal. Sedangkan apabila siswa menganggap guru memiliki kompetensi yang tidak bagus maka akan timbul rasa jenuh dan bosan dalam pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar yang kurang optimal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar yang tinggi dan kompetensi guru yang baik cenderung prestasi belajar siswa akan tinggi pula. Lebih jelasnya mengenai uraian tentang pengaruh motivasi belajar dan


(50)

kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002:67). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

2. Ada pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

Motivasi Belajar (X1) Indikator:

1. Dorongan untuk belajar ekonomi akuntansi 2. Ketekunan dan kepatuhan dalam menghadapi

tugas

3. Ulet menghadapi kesulitan/ tidak lekas putus asa dan tidak cepat puas terhadap prestasi yang telah dicapai

4. Usaha untuk menguasai materi pelajaran ekonomi akuntansi

Kompetensi Guru (X2) Indikator:

1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional

Prestasi Belajar (Y) Nilai tes atau nilai raport siswa


(51)

36

3. Ada pengaruh antara motivasi belajar siswa dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.


(52)

37 3.1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas XII IPS MA Yaspia Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan pada tahun ajaran 2010/2011. Adapun kelas XII IPS MA Yaspia Ngroto terbagi menjadi 2 (dua) kelompok kelas yaitu, kelas XII IPS1 dan kelas XII IPS2 dengan jumlah total 81 siswa. Lebih jelasnya, lihat tabel 3.1

Tabel 3.1 Data Siswa XII IPS MA Yaspia Ngroto

No Kelas Jumlah

1. XII IPS1 42

2. XII IPS2 39

Jumlah 81

Sumber: Data Skunder, diolah

Dalam pengambilan sampel, Arikunto (2002:112) berpendapat bahwa, jika subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sehingga dengan jumlah 81 responden maka penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan populasi, sehingga sampel penelitian ini adalah populasi itu sendiri.

3.2. Variabel penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar, maka dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu dua variabel bebas terdiri dari motivasi belajar (X1) dan kompetensi guru (X2) serta satu variabel terikat yaitu prestasi belajar (Y).


(53)

38

Motivasi belajar adalah daya penggerak di dalam diri siswa, yang menjamin keberlangsungan dalam kegiatan belajar mengajar (Sardiman, 2006:75). Yang dimaksud motivasi belajar disini adalah kemauan dan dorongan yang berasal dari siswa untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang positif dalam proses pembelajaran. Adapun indikator dari motivasi belajar adalah dorongan untuk belajar ekonomi akuntansi, usaha untuk menguasai materi ekonomi akuntansi, ketekunan dan kepatuhan dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.

2. Kompetensi guru (X2)

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas profesional (UU Guru dan Doasen, 2005: Bab 1 Pasal 1). Kompetensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yaitu: 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial dan 4) kompetensi profesional. Adapun kompetensi yang ada pada seorang guru tersebut dalam penelitian ini adalah berdasarkan sudut pandang atau persepsi siswa.

3. Prestasi belajar (Y)

Prestasi belajar akuntansi prestasi belajar akuntansi adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran akuntansi di sekolah. Adapun indikator dari prestasi belajar akuntansi adalah nilai tes atau nilai dalam raport mata pelajaran akuntansi.


(54)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Arikunto, 2002:225). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengisian kuesioner (angket) oleh responden. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa dan kompetensi guru Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup yaitu responden sudah diberi alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan responden.

Disamping itu, dalam penyusunan instrumen peneliti menggunakan skala likert, yaitu skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:134). Skala ini digunakan untuk memperoleh dan mengukur data dari variabel motivasi belajar siswa dan kompetensi guru. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Sedangkan untuk penskoran dari setiap jawaban yang diberikan oleh responen, peneliti tentukan sebagai berikut, skor 5 untuk jawaban selalu, skor 4 untuk jawaban sering, skor 3 untuk jawaban kadang-kadang, skor 2 untuk jawaban jarang, dan skor 1 untuk jawaban tidak pernah.


(55)

40

3.4. Penyusunan dan Uji Coba Instrumen 3.4.1. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat/ fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,2002:160). Benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Instrumen atau alat pengumpul data harus memenuhi persyaratan yaitu valid dan reliabel. Tahapan dalam penyusunan instrumen dala penelitian ini yaitu:

1).Tahap persiapan, tahap ini meliputi: pembatasan indikator yang diungkap, menentukan jumlah waktu yang akan disediakan untuk mengerjakan angket, menentukan jumlah butir angket, menentukan tipe soal pilihan ganda dengan beberapa alternatif jawaban, membuat kisi-kisi angket, membuat angket sesuai kisi-kisi, dan membuat skor angket

2).Tahap pelaksanaan, yaitu angket diujikan pada responden atau siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

3).Tahap analisis instrumen, yaitu setelah angket disebarkan kepada responden kemudian diolah dan dianalisis dari hasil jawaban angket masing-masig responden atau siswa tersebut. Namun sebelum angket disebarkan kepada responden untuk diisi, maka angket diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah angket tersebut valid dan reliabel atau tidak.


(56)

3.4.2. Uji Coba Instrumen 3.4.2.1. Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dan variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2002: 145). Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih tidaknya angket dari motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa.

Untuk mengukur tingkat validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut: rxy =

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

) )( (

− − − Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = jumlah anggota populasi

X = skor indikator yang diuji Y = total skor indikator (Arikunto,2002:146).

Agar perhitungan lebih cepat dan mendapatkan hasil yang lebih akurat maka untuk mencari validitas angket menggunakan bantuan program SPSS. Hasil perhitungan korelasi tersebut kemudian di konsultasikan dengan rtabel yang diperoleh dari harga kritis product moment dengan taraf signifikasi 5% dan N sesuai dengan data. Apabila rxy > rtabel maka korelasi tersebut signifikan dan berarti item angket tersebut bisa dikatakan valid. Begitu pula sebaliknya, apabila


(57)

42

rxy < rtabel maka korelasi tersebut tidak signifikan dan angket tersebut dikatakan

tidak valid.

Berdasarkan hasil analisis validitas dengan program SPSS for windows release 13 kepada 20 responden, dari 44 item pertanyaan, ada 40 pertanyaan dikatakan valid dan 3 item pertanyaan (28, 29, dan 43) dinyatakan tidak valid sehingga item yang tidak valid dihilangkan atau tidak digunakan dalam penelitian. Lebih lengkapnya mengenai hasil perhitungan validitas lihat pada lampiran. 3.4.2.2. Reliabilitas instrumen

Sebuah instumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (ajeg), artinya apabila instrumen tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada lain waktu maka hasilnya akan tetap sama.

Agar perhitungan lebih cepat dan mendapatkan hasil yang lebih akurat, maka untuk mencari nilai reliabiltas menggunakan bantuan program SPSS. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan rtabel. Jika r11 > rtabel maka

instrumen dikatakan reliabel dan jika r11 < rtabel maka instrumen dikatakan tidak

reliabel.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS for windows release 13 untuk instrumen motivasi belajar sebesar 0,835 sedangkan kompetensi guru sebesar 0, 925. Karena hasil perhitungan reliabilitas lebih besar dari rtabel = 0,444; maka instrumen tersebut dikatakan reliabel. Lebih lengkapnya


(58)

Metode Analisis Data

3.4.3. Metode Analisis Deskriptif Persentase

Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari motivasi belajar, kompetensi guru, dan prestasi belajar. Hal tersebut dimaksudkan agar lebih mudah dalam memahaminya. Rumus yang digunakan untuk mendeskripsikan nilai variabel adalah:

% 100

% x

N n

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ =

n : nilai yang diperoleh N : nilai total

(Arikunto, 2002:73).

Untuk menentukan kategori deskriptif persentase (DP) yang diperoleh, maka dibuat tabel kategori yang disusun dengan perhitungan sebagai berikut: a). Persentase maksimal : 5/5 x 100% : 100%

b). Persentase minimal : 1/5 x 100% : 20% c). Rentang persentase : 100% - 20% : 80% d). Interval kelas persentase : 80% / 5 : 16%

Adapun secara rinci mengenai interval kelas dan kategori variabel motivasi belajar siswa dan kompetensi guru dapat dilihat pada tabel 3.2 dan tabel 3.3 sebagai berikut:


(59)

44

Tabel 3.2 Interval Kelas Persentase dan Kategori Variabel Motivasi Belajar Siswa

No. Interval persentase Kategori

1 > 84% - ≤100% Sangat Tinggi

2 > 64% - ≤84% Tinggi

3 > 52% - ≤64% Cukup

4 > 36% - ≤52% Rendah

5 > 20% - ≤36% Sangat Rendah

Tabel 3.2 Interval Kelas Persentase dan Kategori Variabel Kompetensi Guru

No. Interval persentase Kategori

1 > 84% - ≤100% Sangat Baik

2 > 64% - ≤84% Baik

3 > 52% - ≤64% Cukup Baik

4 > 36% - ≤52% Kurang Baik

5 > 20% - ≤36% Tidak Baik

3.4.4. Analisis Regresi berganda 3.4.4.1. Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan dari tujuan dan hipotesis penelitian, maka model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu cara belajar (X1) dan kontinuitas belajar (X2) serta prestasi belajar akuntansi (Y). Setelah data terkumpul selanjutnya akan dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis dua prediktor. Analisis regresi dalam penelitian ini akan digunakan untuk mengukur pengaruh motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XII IPS di MA Yaspia Ngroto Tahun Ajaran 2010/2011. Adapun spesifikasi persamaan garis regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

e x b x b a

Y = + 1 1 + 2 2 + Keterangan:


(60)

Y : nilai estimasi Y

a : nilai Y pada perpotongan antara garis linear dengan sumbu vertikal Y 2

1x

x : nilai variabel bebas x1 dan x2

2 1b

b : slope yang berhubungan dengan variabel x1 dan x2

: error (Arikunto, 2002:62).

3.4.4.2. Persyaratan Uji Linier Berganda

Model analisis regresi yang baik harus memenuhi asumsi klasik. Pengujian dengan menggunakan uji asumsi klasik ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisa dalam penelitian memenuhi asumsi klasik apa tidak. Adapun pengujian asumsi klasik meliputi:

1). Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak (Ghozali 2005: 74). Normalitas data dicari dengan rumus

Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dasar pengambilan keputusan adalah nilai probabilitas, yaitu jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka data dalam penelitian berdistribusi normal. Normalitas data keseluruhan dapat dilihat dari grafik normal P-P plotnya, apabila terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal (Ghozali 2005: 76).


(61)

46

Uji Linieritas Garis Regresi

Uji Linieritas Garis Regresi untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berbentuk linier atau tidak. Jika data berbentuk linier, maka penggunaan analisis regresi pada pengujian hipotesis dapat dipertanggung-jawabkan. Akan tetapi jika tidak linier maka harus digunakan analisis nonlinier. Linieritas data dicari dengan bantuan program SPSS. Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai signifikansinya, yaitu jika nilainya lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

2). Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel bebas yang menjelaskan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.

Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflatio Factor

dan nilai tolerance. Antara variabel bebas dikatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 (Ghozali 2005:92).

3). Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang tetap disebut homoskedastisitas dan jika varian tersebut berbeda disebut heteroskedastisitas.


(62)

Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan menggunakan program SPSS, dimana sumbu X dan Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di Standardized. Dasar dalam pengambilan keputusan antara lain:

a).Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, menyempit), maka terjadi Heteroskedastisitas

b).Jika tidak ada pola yang jelas maka titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105).

Pada penelitian ini untuk melakukan pembuktian hipotesis akan dilakukan dengan:

1). Uji F atau Uji Simultan

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara keseluruhan atau simultan, maka dilakukan uji F, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang terdapat dalam model secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat dengan taraf signifikansi 5%.

Agar perhitungan lebih cepat dan mendapatkan hasil yang akurat maka nilai F dicari dengan menggunakan bantuan program SPSS. Dari perhitungan nilai F regresi, akan terjadi kemungkinan sebagai berikut:

a. Jika dalam uji F diperoleh signifikansi < 0,05, maka nilai uji tersebut signifikan, berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya motivasi belajar


(63)

48

dan kompetensi guru secara simultan mempengaruhi prestasi belajar pada siswa kelas XII IPS MA Yaspia Ngroto tahun ajaran 2010/2011.

b. Jika uji F diperoleh signifikansi ≥ 0,05, maka nilai uji tersebut tidak signifikan, berarti H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya motivasi belajar dan kompetensi guru secara simultan tidak mempengaruhi prestasi belajar pada siswa kelas XII IPS MA Yaspia Ngroto tahun ajaran 2010/2011.

2). Uji t atau Uji Parsial

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara parsial, maka dilakukan uji t, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang terdapat dalam model secara parsial terhadap variabel terikat dengan taraf signifikansi 5%.

Agar perhitungan lebih cepat dan mendapatkan hasil yang lebih akurat maka nilai thitung dicari dengan menggunakan bantuan program SPPS. Dari

perhitungan nilai t tersebut, akan terjadi kemungkinan sebagai berikut: a. Apabila dalam uji t diperoleh signifikansi t < 0,05 maka H

0 ditolak dan menerima Ha yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan kompetensi guru secara parsial terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS MA Yaspia Ngroto tahun ajaran 2010/2011.

b. Apabila dalam uji t diperoleh signifikansi t ≥ 0,05 maka H

o diterima dan menolak Ha yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan kompetensi guru secara parsial terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XII IPS MA Yaspia Ngroto tahun ajaran 2010/2011.


(64)

49 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa dan persepsi siswa mengenai kompetensi guru serta gambaran tentang prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas 12 IPS MA Yaspia tahun pelajaran 2010/2011. Gambaran dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar siswa (X1), kompetensi guru (X2) dan prestasi

belajar siswa (Y) dapat diketahui dari analisis deskriptif persentase sebagai berikut:

4.1.1.1Motivasi Belajar Siswa

Gambaran mengenai motivasi belajar siswa MA Yaspia Ngroto berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa, diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.1 berikut ini:


(1)

DIAGRAM PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 12 IPS MA YASPIA

2010/2011


(2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

81 81 81

46,3086 104,5062 68,2593 7,56082 14,89557 4,93907

,141 ,139 ,103

,075 ,092 ,103

-,141 -,139 -,077

1,272 1,249 ,927

,079 ,088 ,357

N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

MOTIVASI BELAJAR KOMPETE NSIGURU PRESTASI BELAJAR

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Regression

 

Descriptive Statistics

68,2593 4,93907 81

46,3086 7,56082 81

104,5062 14,89557 81

PRESTASIBELAJAR MOTIVASIBELAJAR KOMPETENSIGURU

Mean Std. Deviation N

   

Correlations

1,000 ,565 ,646

,565 1,000 ,609

,646 ,609 1,000

. ,000 ,000

,000 . ,000

,000 ,000 .

81 81 81

81 81 81

81 81 81

PRESTASIBELAJAR MOTIVASIBELAJAR KOMPETENSIGURU PRESTASIBELAJAR MOTIVASIBELAJAR KOMPETENSIGURU PRESTASIBELAJAR MOTIVASIBELAJAR KOMPETENSIGURU Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N PRESTASI BELAJAR MOTIVASI BELAJAR KOMPETE NSIGURU    


(3)

Variables Entered/Removedb KOMPETE NSIGURU, MOTIVASIB ELAJARa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR b.

   

Model Summary b

,681a ,464 ,450 3,66188

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), KOMPETENSIGURU,

MOTIVASIBELAJAR a.

Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR b.

   

ANOVAb

905,624 2 452,812 33,768 ,000a

1045,931 78 13,409

1951,556 80 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), KOMPETENSIGURU, MOTIVASIBELAJAR a.

Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR b.      

Coefficients

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model

B

Std.

Error

Beta

t Sig.

(Constant) 43,381

3,054

14,202

0,000

MOTIVASIBELAJ

AR 0,178

0,068

0,272

2,600

0,011

1

KOMPETENSIGU

RU 0,159

0,035

0,481

4,599

0,000

a

.

Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR


(4)

 

Coefficients

Correlations

Collinearity

Statistics

Model

Zero-order Partial

Part Tolerance VIF

(Constant)

MOTIVASIBELAJAR

0,565

0,282

0,216

0,629 1,590

1

KOMPETENSIGURU

0,646

0,462

0,381

0,629 1,590

a. Dependent

Variable:

PRESTASIBELAJAR

Coefficient Correlationsa

1,000 -,609 -,609 1,000 ,001 -,001 -,001 ,005 KOMPETENSIGURU MOTIVASIBELAJAR KOMPETENSIGURU MOTIVASIBELAJAR Correlations Covariances Model 1 KOMPETE NSIGURU MOTIVASI BELAJAR

Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR a.

 

Collinearity Diagnosticsa

2,979 1,000 ,00 ,00 ,00

,013 15,157 ,77 ,54 ,01

,008 19,039 ,23 ,46 ,99

Dimension 1 2 3 Model 1 Eigenvalue Condition Index (Constant) MOTIVASI BELAJAR KOMPETE NSIGURU Variance Proportions

Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR a.

 

Casewise Diagnosticsa

3,863 85,00 70,8554 14,14458 Case Number 70 Std. Residual PRESTASI BELAJAR Predicted Value Residual

Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR a.

   

Residuals Statisticsa

58,8533 73,0325 68,2593 3,36457 81

-8,05798 14,14458 ,00000 3,61582 81

-2,796 1,419 ,000 1,000 81

-2,201 3,863 ,000 ,987 81

Predicted Value Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR a.

   


(5)

   

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

E

xpecte

d Cum

Pr

ob

Dependent Variable: PRESTASIBELAJAR Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(6)

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Motivasi, Kompetensi Profesional Guru, Lingkungan Sekolah, dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS di SMA 12 Semarang Tahun Ajaran 2010 2011

8 94 190

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 86

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Belajar Dan Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas Xi Smk Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 16

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Sura

0 0 17

PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 12

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Survey : Pada Siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

1 19 70

PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri I Manyaran Tahun Ajaran 2010/2011.

0 3 10

Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 2

Pengaruh Motivasi Belajar, Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XII di SMA TEUKU UMAR Semarang.

3 15 103