BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi PSAK No.1 paragraf 9, 2008. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi
non
-keuangan. Untuk perusahaan yang menghendaki melakukan penyajian informasi
non
-keuangan dapat menggunakan media catatan atas laporan keuangan. Adapun tujuan pengungkapan tersebut adalah untuk kelengkapan
informasi yang disajikan dalam Laporan Keuangan PSAK No. 1, 2008. Pemakai yang menilai kegiatan yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen
berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi keputusan mencakup misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka
dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Financial Accounting Standard Board
FASB
Statement of
Financial Accounting Concept
No.1 2002, menyatakan bahwa sasaran utama pelaporan keuangan adalah
informasi tentang kinerja perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan
komponennya. Menurut PSAK No. 1 2008 agar bermanfaat informasi harus relevan
untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan memprediksi masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil
evaluasi mereka di masa lalu. Misalnya, informasi struktur dan besarnya aktiva yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkan
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan
penegasan
confirmatory role
terhadap prediksi yang lalu, misalnya tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil
dari operasi yang direncanakan Scott, 2000. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan
sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran
dividen, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak
perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan
menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu.
Menurut PSAK No. 1 2008, para pengguna laporan keuangan adalah pemilik perusahaan, manajer atau pemimpin perusahaan, para investor, kreditur,
banker, pemerintah, dan masih banyak lagi lainnya. Antara pengguna laporan yang satu dengan yang lainnya memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Pemilik
perusahaan atau pemegang saham menilai kinerja manajemen sebagai pihak yang diberi tanggung jawab untuk menjalankan dana pemegang saham. Manajer dapat
menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki kekurangan-kekurangan dan menentukan kebijakan yang lebih tepat. Investor memerlukan informasi keuangan
untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasinya.
Salah satu bagian dalam analisis laporan keuangan adalah mencurahkan perhatian pada penghitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial di
masa lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil atau laba masa mendatang Mahmudi, 2007. Analisis ini dilakukan dengan mengukur hubungan antara
unsur-unsur laporan keuangan dan perubahan unsur-unsur tersebut dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Analisis rasio keuangan dapat
membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Bahkan
lebih dari itu rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan Hartono dan Zainuddin, 1999.
Beberapa penelitian terkait dengan rasio keuangan telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Lewellen 2002, dari hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa
dividend yield
dapat memprediksi
market returns
selama periode
penelitian 1946-2000.
Earnings to price
dan
book to market ratio
dapat memprediksi
return
selama periode penelitian 1963-2000.
Dividend yield
memiliki pengaruh yang paling kuat dibandingkan dua rasio lainnya. Juliana dan Sulardi 2003 memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
gross profit margin
dan
operation profit margin
mampu memprediksi laba perusahaan manufaktur.
Prakoso 2005 menyatakan bahwa hanya rasio likuiditas
current ratio
dan aktivitas
net profit margin
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur. Meriewaty dan Setyani 2005 memperoleh hasil
penelitian yang menyatakan bahwa pada perusahaan di Industri
Food and Beverages
go public
dengan menggunakan 14 rasio keuangan menunjukkan bahwa rasio
total debt to total capital asset, total asset turnover, return on investment
ROI, dan
current ratio
CR berpengaruh terhadap perubahan kinerja.
Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah SAP, 2005, laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah daerah terdiri dari 4 jenis yaitu Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila dibandingkan dengan laporan perusahaan sektor swasta
sebagaimana diatur dalam SAK perbedaan yang mendasar adalah pada laporan realisasi anggaran. Dalam sektor swasta tidak terdapat laporan realisasi anggaran
tetapi terdapat laporan Laba Rugi. Perbedaan ini disebabkan oleh sektor pemerintah tidak berorientasi pada laba sementara perusahaan-perusahaan swasta
berorientasi pada laba. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa di antara laporan
pemerintah dan laporan perusahaan-perusahaan swasta berbeda pada laporan realisasi anggaran. Walaupun terdapat perbedaan laporan keuangan yang disusun
antara perusahaan swasta dengan pemerintah, dalam analisis laporan keuangan secara umum dapat dinyatakan sama, yaitu sama-sama menggunakan rasio
keuangan. Bukti empiris Cohen 2006 dalam penelitian pada pemerintah daerah di Yunani dengan menggunakan rasio keuangan seperti rasio keuangan di sektor
swasta yaitu
profitability ratio
yang di ukur dengan
Return on Equity
ROE
, Return on Assets
ROA,
Profit Margin
PM,
liquidity ratio
yang di ukur dengan
Current ratio
CR,
capital structure ratio
yang di ukur dengan
Debt to Equity
DER,
Long terms Liabilities to Assets
LTTA,
Assets Turnover
AT,
performance ratio
yang di ukur dengan
Operating Revenues to Total Revenues
ORTR,
Operating Revenues to Operating Expenses
OROE. Bukti empiris nilai relevan informasi laporan keuangan pemerintah juga
diperoleh beberapa penelitian lain. Di antaranya adalah Steven dan McGowan 1983 yang melakukan penelitian menggunakan rasio kinerja pemerintah dengan
variabel
revenue expenditure variables, tax related, employee and real estate
variables, composite measures
terhadap
external reliance measure.
Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang erat antara rasio keuangan
dalam laporan keuangan pemerintah daerah dan
external reliance measure.
Cohen 2006 melakukan penelitian terkait kinerja keuangan pemerintah dengan menggunakan variabel
profitability ratio, liquidity ratio, capital structure ratio,
dan
performance ratio
. Hasil yang diperoleh bahwa kinerja keuangan yang menggunakan indikator rasio
profitability, liquidity, capital structure,
dan
performance
dipengaruhi oleh jumlah populasi dan pendapatan perkapita penduduk pemerintah daerah di Yunani. Plammer
et al
., 2007 menghubungkan risiko kegagalan dan variabel akuntansi yang membentuk laporan keuangan
pemerintah. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah risiko kegagalan distrik sekolah
school district’s default risk
dan beberapa variabel akuntansi yang menjadi komponen laporan keuangan, meliputi:
total net asset
untuk mengukur posisi keuangan,
revenues minus expense
untuk mengukur kinerja keuangan dan
current liabilities
. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hanya
total net asset
saja yang merupakan ukuran dalam laporan keuangan dengan dasar akrual basis yang menyediakan peningkatan
informasi dalam neraca, sementara itu, untuk
revenues minus expense
dan
current liabilities
tidak menyediakan peningkatan informasi. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa ukuran
total net asset
dengan dasar akrual basis dalam neraca dan modifikasi akrual basis untuk
revenues minus expense
dapat menyediakan informasi yang baik untuk menjelaskan risiko kegagalan distrik
sekolah. Hasil penelitian yang diuraikan di atas merupakan penelitian yang
dilakukan di luar negeri. Sementara itu, penelitian sektor publik di Indonesia dengan fokus posisi keuangan dan kinerja atas laporan keuangan pemerintah
daerah masih terbatas. P enelitian sektor publik di Indonesia yang dilakukan
dengan topik-topik anggaran pemerintah seperti yang dilakukan oleh Abdullah dan Asmara 2006, Munawar dan Irianto 2006, Suhartono dan Solichin 2006.
Selain anggaran, tema penelitian sektor publik yang berkembang adalah aspek
keperilakuan seperti yang dilakukan oleh Falikhatun 2007 dan penelitian lain dengan tema sistem akuntansi pemerintah seperti yang dilakukan oleh Latifah dan
Sabeni 2007 dan Primasari, Waspodo dan Rahman 2008. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan pengujian empiris tentang pengaruh posisi keuangan daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia
dengan mereplikasi penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti Steven dan McGowan 1983, Godsey dan Shulman 2001, serta Cohen 2006. Ketiga
penelitian acuan tersebut diuji kembali hasil empirisnya dengan menggunakan sampel penelitian laporan keuangan pemerintah kota atau kabupaten di Indonesia
dalam sebuah penelitian berjudul ” PENGARUH POSISI KEUANGAN
TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH DI
INDONESIA”.
B. Perumusan Masalah