Tujuan dan Manfaat PENDAHULUAN

Sementara penelitian yang secara khusus mencermati maraknya buku- buku Islam populer di Indonesia dalam konteks geliat industri perbukuan tanah air di antaranya adalah di antaranya adalah dari Haidar Bagir berjudul “Kebangkitan Industri Kreatif Muslim ” 27 dan “Jagat Buku Islam dan Kebangkitan Nasional” 28 dan Novriantoni berjudul “Membaca Peta Industri Perbukuan Islam,” 29 dan Phillip J. Vermonte berjudul “Penerbitan Islam di Indonesia: Menuju Sebuah Print Culture ?”. 30 Haidar Bagir, yang juga merupakan pendiri dan direktur Penerbit Mizan, secara eksplisit memandang positif perkembangan industri perbukuan Islam Indonesia, terutama dari perspektif ekonomi. Dia menyatakan “Dilihat dari sudut pandang apa pun, penulis kolom ini berpendapat bahwa ini adalah perkembangan yang positif. Ia mendukung demokratisasi informasi dengan memperkaya tawaran informasi yang dilempar ke pasar bebas informasi. Ia juga dapat memperkuat ketahanan ekonomi bangsa. Ya, kekuatan ekonomi yang dapat dilahirkan oleh industri kreatif Islam ini --kalau tidak sekarang, di masa depan-- dapat terbukti merupakan salah satu pilar penting penyangga ekonomi kita. Hal ini sekaligus menunjukkan keuletan dan etos ekonomi dan bisnis kaum santri di Indonesia .” 31 Cetak miring dari penulis Sedangkan kelompok sosial yang dianggap Bagir berada di balik geliat perbukuan Islam ini adalah “kelompok kelas menengah Muslim” yang berasal dari “kelompok yang dulunya tradisional dan berasal dari kelompok psikososial yang ‘bawah’ di satu sisi, dan kelompok ‘ born again Muslim’ di sisi lain.” dari penulis Muslim Indonesia maupun terjemahan atau saduran dari penulis asing.” Abdul Munip, Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia: Studi tentang Penerjemahan Buku Berbahasa Arab di Indonesia 1950-2004, Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008, hlm. 184- 186. 27 Haidar Bagir, “Kebangkitan Industri Kreatif Muslim,” dalam Gatra edisi khusus 7 September 2011 28 Haidar Bagir, “Jagat Buku Islam dan Kebangkitan Nasional”, diakses dan diunduh dari situs Mizan.com tanggal 16 November 2009, pernah dimuat dalam Tempo, edisi 19-26 Mei 2008 29 Novriantoni, “Membaca Peta Industri Perbukuan Islam”, dalam situs Jaringan Islam Liberal, edisi 19 Maret 2007, diakses dan diunduh 13 Mei 2009. 30 Phillip J. Vermonte, “Penerbitan Islam di Indonesia: Menuju Sebuah Print Culture?” dalam Rizal Sukma dan Clara Joewono ed., Gerakan Pemikiran Islam Indonesia Kontemporer, Jakarta: CSIS, 2007 31 Haidar Bagir, “Kebangkitan Industri Kreatif Muslim,” dalam Gatra edisi khusus 7 September 2011, hlm. 127. 22 Dalam artikelnya ini, Bagir memang sudah menyinggung apa yang jadi topik utama penelitian ini dengan mengatakan bahwa kelompok kelas menengah Muslim ini memiliki “kebutuhan baru untuk menunjukkan identitas keislaman yang lebih kental.” 32 Hanya saja apa yang melatari kebutuhan itu serta gambaran yang lebih konkret tentang identitas keislaman yang dimaksud belum sempat dia sampaikan. Hal ini bisa dimaklumi mengingat ruang dan konteks tulisannya sebagai artikel di sebuah majalah umum. Dia hanya menyinggung dalam sebuah kalimat pendek apa bisa dijadikan kata kunci untuk meneruskan pembicaraan tentang identitas keislaman yang dia maksud: “Bahkan bisa dikatakan, ia harus memenuhi berbagai syarat yang dapat menjadikannya sebagai bagian dari gaya hidup Muslim modern.” 33 Ada pun tulisan Novriantoni, seorang penulis yang aktif di komunitas Jaringan Islam Liberal Jakarta, dan Phillip J. Vermonte, seorang sosiolog dan peneliti ADB dari Filipna, memakai cara pandang yang lebih dikotomis dan terang- terangan dibanding Haidar Bagir ketika melihat kelompok pembaca yang mengonsumsi buku-buku Islam populer. Mereka membedakan segmen pembaca menjadi golongan elit-terpelajar dan golongan awam, di mana buku-buku swabantu Islami dimasukkan ke dalam kategori buku populer Islam dan diandaikan paling banyak dikonsumsi oleh golongan awam. Secara khusus tulisan Vermonte memang berniat menjawab pertanyaan sosiologis apakah maraknya buku-buku 32 Haidar Bagir, “Kebangkitan Industri Kreatif Muslim,” dalam Gatra edisi khusus 7 September 2011, hlm. 127. 33 Haidar Bagir, “Kebangkitan Industri Kreatif Muslim,” dalam Gatra edisi khusus 7 September 2011, hlm. 127. Di bagian akhir tulisannya yang kedua, Haidar menyatakan demikian: “Inilah suatu perkembangan yang membesarkan hati, kalau saja pemikiran dan praktik Islam yang diwakilinya dapat tetap memelihara sifat modern, rasional, dan terbuka dari agama ini. […] Semangat zaman tampaknya akan berpihak pada kecenderungan seperti ini. Dengan demikian, ada harapan besar bahwa Islam dan buku-buku Islam di negeri ini akan berperan positif dalam menjamin kelanjutan kebangkitan dan tegaknya nation Indonesia yang multikulturalistik, maju, dan damai, tanpa kehilangan identitas religiusnya .” Lihat Haidar Bagir, “Jagat Buku Islam dan Kebangkitan Nasional”, diakses dan diunduh dari situs Mizan.com tanggal 16 November 2009, pernah dimuat dalam Tempo, edisi 19-26 Mei 2008. Cetak miring dari penulis. 23