9. Pinset c. Alat untuk pembuatan preparat histologis
1. Tabung kaca 2.
Automatic tissue processor
3. Cetakan blok parafin 4.
Freezer
5.
Mikrotom
6.
Water bath
7.
Hot Plate
8.
Staining jar
9.
Objek glass
10.
Deck glass
d. Alat untuk pengamatan 1. Mikroskop Binokuler
Olympus Type CX31
.
4.6 Prosedur Penelitian
4.7.1 Pembuatan ekstrak ubi ungu
Ipomea batatas L.
Ekstrak ubi ungu
Ipomea batatas L.
diproses di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu LPPT Unit II Yogyakarta. Ekstrak ubi ungu didapat dari maserasi dengan
menggunakan pelarut metanol 40 karena dapat menghasilkan suatu hasil yang optimal, sebab bahan pengotor yang larut dalam cairan hanya dalam skala kecil. Metanol merupakan pelarut
yang dapat menyari senyawa yang dapat bersifat polar, semipolar, maupun non polar sehingga memungkinkan zat aktif pada ubi jalar ungu tersari melalui metode maserasi.
Ubi jalar ungu dipotong-potong kecil, lalu dikeringkan didalam almari pengering dengan suhu 50
⁰C selama 4 hari. Ubi jalar ungu kering tersebut kemudian diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dan disaring. Metanol 40 ditambahkan hasil penyerbukan ubi jalar ungu kering,
kemudian diaduk dengan pengaduk listrik selama 30 menit dan didiamkan 24 jam lalu disaring menggunakan corong Buchner. Perlakuan ini diulang sampai 3 kali sehingga didapatkan hasil
berupa ampas dan filtrat. Filtrat yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental kemudian diuapkan dengan
pemanas water bath 70 ⁰C. Hasilnya kemudian dituangkan ke dalam cawan porselin lalu
dipanaskan kembali pada suhu 70 ⁰C sehingga didapatkan ekstrak ubi jalar ungu LPPT Unit II
UGM, 2014. 1.7.2
Pembuatan pasta ekstrak ubi jalar ungu Ipomea batatas L.
Pasta ekstrak ubi jalar ungu adalah ekstrak ubi jalar ungu sebanyak 10 mg ditambah dengan amylum tritici digerus hingga homogen kemudian ditambahkan vaselin flavum yang
sudah dilelehkan terlebih dahulu diaduk hingga homogen.
1.7.3 Perlakuan pada marmut
Semua hewan marmut yang akan dipakai sebagai hewan coba diadaptasikan selama 3 hari sampai 1 minggu dalam kandang sebelum dilakukan penelitian sesuai dengan prosedur tetap
di LPPT Unit IV UGM Yogyakarta. Marmut 33 ekor dibagi menjadi 3 kelompok masing- masing 11 ekor yaitu kelompok I, kelompok II dan kelompok III. Masing-masing kelompok
nantinya akan didekapitasi pada hari ke-7. Sebelum dilakukan perlakuan semua marmut dianestesi menggunakan ketamin dengan dosis 0,2 mlkgBB secara intramaskuler pada paha atas.
Gigi incisivus kanan rahang bawah diluksasi dengan menggunakan ekskavator kemudian dicabut menggunakan tang hemostat. Pada kelompok I soket gigi bekas pencabutan diaplikasi iodin
povidon 10 secara topikal, kelompok II diaplikasi iodin povidon 10 dan pasta ekstrak ubi jalar ungu 10 secara topikal dan pada kelompok III diaplikasi pasta ekstrak ubi jalar ungu 10
secara topikal.
1.7.4 Pembuatan Sediaan Histologis