Gambar 2.4. Grafik sistem perebusan Tiga Puncak Bertahap Abdul Karim, 2005
2.3.3 Siklus Perebusan
Perebusan dilakukan dengan daur siklus sebagai berikut: Pembuangan angin
: 5 menit Menaikkan tekanan sampai tekanan penuh
: 20 menit Merebus pada tekanan penuh
: 50 menit Buangan uap
: 5 menit Mengeluarkan dan memasukkan lori
: 10 menit Panjang siklus
: 90 menit Siklus minimum 90 menit tersebut dapat diperpanjang bergantung pada kapa
sitas perebusan yang dikehendaki. Tetapi yang diperpanjang adalah waktu pengeluaran atau pemasukan lori saja. Interval antara masing-masing perebusan
Universitas Sumatera Utara
tergantung pada jumlah rebusan yang dipakai. Interval adalah siklus dibagi jumlah rebusan. Kapasitas perebusan per jam dihitung sebagai berikut:
60 x muatan rebusan Siklus
Bagan diatas untuk sistem dengan tekanan kerja 2,5 kg cm
2
. Untuk sistem perebusan 3 puncak triple Peak dengan tekanan kerja 3 kg cm
2
, siklus adalah sebagai berikut:
Pembuangan angin : 5 menit
Menaikkan tekanan sampai puncak ketiga : 30 menit
Merebus pada tekanan penuh puncak ketiga : 20 menit
Buangan uap : 5 menit
Mengeluarkan dan memasukkan lori : 10 menit
Panjang siklus : 70 menit.
Puncak pertama adalah 2 kgcm
2
, kemudian buangan uap lalu mencapai puncak kedua pada 2,5 kgcm
2
, buangan uap lagi lalu puncak ketiga pada 3 kgcm
2
. Penaikkan atau pelepasan tekanan ini sampai mencapai puncak ketiga harus dapat
terlaksana dalam waktu 30 menit.
Penentuan waktu dan suhu atau tekanan perebusan adalah hasil kompromi. Untuk mempertahankan daya pemucatan yang baik bagi minyak sawit, pembuangan
udara mengandung oksigen oleh desakan uap pada waktu pemasukkan uap dalam rebusan harus dilakukan dengan sempurna, waktu perebusan harus sesingkat
Universitas Sumatera Utara
mungkin, dan suhu perebusan harus serendah mungkin. Tetapi koagulasi albumin menghendaki suhu di atas 100
o
C, demikian pula hidrolisis zat lendir, sedangkan hidrolisis polisakarida untuk memudahkan pelepasan buah menghendaki suhu diatas
120
o
C.
Suhu maksimum selama 90 menit yang ditentukan adalah 130
o
C agar jumlah inti yang berubah warnanya karena suhu tinggi tersebut masih dapat diterima, yaitu
tidak mengahasilkan minyak inti sawit yang sukar dipucatkan. Selain itu waktu minimum pada suhu yang dipilih ditentukan oleh ukuran dan kematangan tandan.
Makin besar dan makin mentah tandannya, makin panjang waktu perebusannya, agar kehilangan buah dalam TBK sekecil-kecilnya.
Pembuangan udara oksigen yang tidak sempurna akan berpengaruh buruk terhadap daya pemucatan minyak sawit karena terjadi oksidasi, tetapi menyebabkan
suhu perebusan menjadi lebih rendah dari pada suhu yang seharusnya menurut tekanan yang ditunjukkan, karena adanya tekanan parsial udara di dalamnya.
Pemasukan uap untuk pembuangan udara harus sedemikian pelan, sehingga tekanan dalam perebusan tetap nol, agar supaya turbulensi dan difusi pencampuran uap dengan
udara hanya terjadi sedikit mungkin dan udara terdesak ke luar sebanyak-banyaknya. Pembuangan udara dapat dianggap selesai jika sudah ada uap yang turut keluar dari
pipa pembuangan udara.
Universitas Sumatera Utara
Bagan perebusan harus diikuti dengan tertib, yaitu tiap rebusan pada gilirannya harus mengikuti daur dan interval yang telah ditetapkan, agar penarikan uap dari ketel
teratur. Interval yang selalu sama antara setiap perebusan juga akan menghasilkan pengeluaran buah rebus yang teratur dan selalu sama jumlahnya atau kapasitasnya,
sehingga kapasitas pengempaan pun dapat dibuat tetap, maka pengumpanan bahan bakar serabut ke boiler juga teratur dan tetap sama. Pemasukan uap pada peningkatan
tekanan juga tidak boleh terlalu cepat, jauh melebihi kecepatan penyediaan uap tekan lawan dari mesin atau turbin uap, agar penambahan uap langsung, adalah uap panas
lanjut, tidak terlalu banyak, karena akan menimbulkan suhu sementara terlalu tinggi pada bagian-bagian tertentu dalam rebusan, juga agar ketel tidak mengalami kejutan.
Kehilangan minyak karena perebusan dapat terjadi dalam air rebusan dan dalam TBK. Kehilangan ini bertambah jika banyak tandan busuk dan banyak luka.
Kehilangan minnyak dalam buah dalam TBK bartambah jika perebusan kurang, misalnya banyak buah mentah, sehingga penebahan tidak sempurna. Soepadiyo
Mangoensoekarjo, 2003.
2.3.4 Faktor-faktor Peningkat Efisiensi Pelepasan Buah dalam proses perebusan