Inteligensia Quetient IQ Mahasiswa Indeks Prestasi Kumulatif IPK Mahasiswa Mahasiswa Underachiever dan Non underachiever Berdasarkan IQ dan Hasil Analisis Regresi Berganda

32 7. Dalam mencapai prestasi yang baik, yang saya lakukan adalah dengan membaca, memahami dan membuat rangkuman. 17 34,0 23 46,0 10 20,0 0,0 50 100,0 8. Saya bertanya kepada teman yang mendapatkan nilai yang baik mengenai cara belajarnya 14 28,0 26 52,0 10 20,0 0,0 50 100,0 9. Dalam menghapal suatu materi, yang saya lakukan adalah dengan membaca berulang-ulang 26 52,0 16 32,0 8 16,0 0,0 50 100,0 10. Saya mencatat hal-hal penting di dalam ruangan dan kemudian mengulang- ngulang apa yang telah dipelajari dan dicatat ketika sampai di rumah 9 18,0 21 42,0 18 36,0 2 4,0 50 100,0

1.4. Inteligensia Quetient IQ Mahasiswa

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa sebagian besar IQ mahasiswa keperawatan USU Medan berada pada kategori normal yaitu sebanyak 23 orang 66,1, sementara IQ pada kategori batas lemah dan superior masing-masing 1 orang 2,4. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi IQ Mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU Medan No. IQ Klasifikasi Frekuensi Persentase 1. 140-169 Sangat superior 0,0 2. 120-139 Superior 1 2,4 3. 110-119 Rata-rata tinggi 11 26,8 4. 90-109 Rata-rata normal 23 56,1 5. 80-89 Rata-rata rendah 5 12,2 6. 70-79 Batas lemah 1 2,4 7. 30-69 Lemah mental 0,0 Jumlah 41 100,0

1.4. Indeks Prestasi Kumulatif IPK Mahasiswa

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa sebagian besar IPK mahasiswa keperawatan USU Medan berada pada kategori sangat memuaskan yaitu sebanyak 38 orang 67,9, sementara yang paling sedikit ada pada kategori Cumlaude yaitu sebanyak 3 orang 5,4. 33 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi IPK Mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU Medan No. IPK Klasifikasi Frekuensi Persentase 1. 3,51 - 4,00 Cumlaude 3 5,4 2. 2,76 - 3,50 Sangat memuaskan 38 67,9 3. 2,00 - 2,75 Memuaskan 15 26,8 Jumlah 41 100,0

1.5. Mahasiswa Underachiever dan Non underachiever Berdasarkan IQ dan

IPK di Fakultas Keperawatan USU Medan Berdasarkan tabel 5.5. diketahui mahasiswa underachiever ada sebanyak 10 orang, sementara mahasiswa non underachiever sebanyak 31 orang. Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Mahasiswa Underachiever Berdasarkan IQ dan IPK di Fakultas Keperawatan USU Medan No. IPK IQ Jumlah ≥ 90 90 n n n 1. ≥ 3,0 25 96,2 1 3,8 26 100,0 2. 3,0 10 66,7 5 33,3 15 100,0

1.6. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian Statistik dengan analisis regresi dapat dilakukan dengan pertimbangan tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Asumsi- asumsi klasik tersebut antara lain:

1.6.1. Uji Normalitas

Pada hasil pengolahan data menampilkan grafik histogram memberikan pola distribusi normal. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksikan kejadian underachiever berdasarkan faktor konsep diri dan strategi belajar mahasiswa. 34 Selain itu, dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan One sample kolmogorov-smirnov test. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai asymptotic significance 2-tailed adalah 0,073 dan diatas nilai signifikansi 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Tabel 5.6 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 41 .0000000 .40418153 .201 .159 -.201 1.286 .073 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. -3 -2 -1 1 2 Regression Standardized Residual 2 4 6 8 10 12 14 Fr eq ue nc y Mean = 1.67E-16 Std. Dev. = 0.975 N = 41 Dependent Variable: Kejadian Underachiever Histogram 35

1.6.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dengan menggunakan nilai VIF Variance Inflation Floor, jika nilai VIF di bawah 5, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian. Hasil pengujian multikolinieritas disajikan pada tabel 5.7. Tabel 5.7 Hasil Uji Gejala Multikolinieritas Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.7 di atas, karena nilai VIF untuk semua variabel memiliki nilai lebih kecil daripada 5, maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel independen.

1.6.3. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana dasar analisisnya adalah: 1 jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi heterokedastisitas, dan jika 2 jika tidak ada pola yang jelas titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi gejala heterokedastisitas. Dari grafik Scatterplot penelitian ini terlihat titik-titik Coefficients a -.401 .942 .023 .018 .204 .871 1.148 .017 .011 .243 .871 1.148 Constant KD SB Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: KUC a. 36 menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y hal ini menunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kejaidan keberhasilan pengamanan aset daerah berdasarkan masukan variabel independennya Inventarisasi, Pembukuan dan Pelaporan.

1.7. Hasil Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi liner berganda dilakukan dengan menggunakan metode enter, karena dengan metode enter seluruh variabel akan dimasukkan kedalam analisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Data akan diolah dengan menggunakan metode enter pada input alat bantu program statistik dan dihasilkan output sebagai berikut -1 1 2 Regression Standardized Predicted Value -2 -1 1 R eg ressio n S tu den tiz ed R esid ual Dependent Variable: Kejadian Underachiever Scatterplot 37 Variables EnteredRemoved b SB, KD a . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method All requested variables entered. a. Dependent Variable: KUC b. Berdasarkan Tabel 4.8 variables Entered Removed b menunjukkan analisis statistik deskriptif yaitu sebagai berikut : a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu konsep diri X 1 dan strategi belajar X 2 . b. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan removed. c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. Tabel 5.8 Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = -0,401 + 0,023X 1 + 0,017X 2 + e Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Konstanta a = -0.401, menunjukkan harga konstan, dimana jika nilai variabel independen sama dengan nol, maka kejadian underachiever Y sama dengan -0,401. Coefficients a -.401 .942 -.426 .673 .023 .018 .204 1.259 .216 .871 1.148 .017 .011 .243 1.502 .141 .871 1.148 Constant KD SB Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: KUC a. 38 2. Koefisien X 1 b 1 = 0,023, menunjukkan bahwa variabel konsep diri X 1 berpengaruh positif terhadap kejadian underachiever Y. Artinya jika variabel konsep diri lebih baik maka akan mengurangi kejadian underachiever pada mahasiswa sebesar 0,023. 3. Koefisien X 2 b 2 = 0,017, menunjukkan bahwa variabel strategi belajar X 2 berpengaruh positif terhadap kejadian underachiever Y. Artinya jika variabel strategi belajar lebih baik maka akan mengurangi kejadian underachiever pada mahasiswa sebesar 0,017. 1.8. Hasil Pengujian Hipotesis 1.8.1. Uji Signifikan Simultan Uji – F