Pengertian Underachiever Karakteristik Mahasiswa Underachiever

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Underachiever

1.1. Pengertian Underachiever

Rimm dalam Del Siegle McCoah, 2008 menyatakan bahwa ketika mahasiswa tidak menampilkan potensinya, maka ia termasuk underachiever. Mahasiswa yang underachiever seringkali salah dinilai sebagai mahasiswa berkesulitan belajar Peters Boxtel, 1999. Robinson, 2006 mendifinisikan underachievement sebagai kesenjangan akut antara potensi prestasi expected achievement dan prestasi yang diraih actual achievement. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai underachiever, kesenjangan antara potensi dan prestasi tersebut bukan merupakan hasil diagnosa kesulitan belajar learning disability dan terjadi secara menetap pada periode yang panjang. Underachiever ini juga tidak dikaitkan dengan adanya perubahan hormonal menjelang remaja. Saat ini belum ada metode yang tepat yang dapat digunakan psikolog pendidikan untuk mengidentifikasi underachiever. Secara operasional, underachievement dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara skor tes inteligensi dan hasil yang diperoleh mahasiswa di kampus Ross dalam Peters VanBoxtel, 1999.

1.2. Penyebab Underachiever

Butler-Por dalam oxfordbrooks.ac.uk, 2006 menyatakan bahwa underachievement bukan disebabkan karena ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik, tetapi karena pilihan-pilihan yang dilakukan dengan 7 sadar atau tidak sadar. Pernyataan ini dijelaskan oleh penelitian McClelland dalam oxfordbrooks.ac.uk, 2006 yang menyatakan bahwa ada dua set utama yang mempengaruhi performa underachiever, yaitu a faktor emosi dan motivasi, dan b faktor yang berhubungan dengan strategi belajar. McClelland dan rekannya percaya bahwa ketika faktor-faktor pada kedua set tersebut berkombinasi dan saling berinteraksi, bisa menjadi konsekuensi yang paling kuat untuk mencegah mahasiswa menjadi underachiever.

1.2.1. Faktor Emosi dan Motivasi

Yang termasuk dalam faktor ini adalah dalam oxfordbrooks.ac.uk, 2006: 1. Tidak menyadari potensinya, sehingga mereka kurang memahami dirinya dan orang lain 2. Mempunyai harapan target yang terlalu rendah, sehingga membuat mereka tidak mempunyai tujuan dan nilai yang jelas. 3. Mempunyai self-esteem yang rendah, dan menjadi peka terhadap penilaian orang lain. 4. Pernah mengalami ‘high incident of emotional difficultiies, dan membuat mereka depresi atau cemas. 5. Tidak termotivasi untuk berprestasi di kampus. 6. Takut mengalami kegagalan. 7. Takut mengalami kesuksesan. 8. Menyalahkan orang lain 8

1.2.2. Faktor yang Berkaitan dengan Strategi Belajar

Berikut merupakan faktor yang berhubungan dengan bagaimana indvidu belajar yang dikemukakan McClelland dalam oxfordbrooks.ac.uk, 2006. 1. Tidak bisa menampilkan performa yang baik dalam situasi tes. 2. Meraih prestasi di bawah harapan dalam salah satu pelajaran, sebagian atau keseluruhannya. 3. Mengumpulkan tugas yang belum selesai atau yang dikerjakan secara asal- asalan. 4. Menghindari untuk mencoba hal-hal baru. 5. Mempunyai kecenderungan perfeksionis dan self-critism. 6. Kesulitan untuk bekerja dalam kelompok. 7. Membuat tujuan yang tidak realistis, terlau tinggi atau terlalu rendah. 8. Tidak menyukai kegiatan yang membutuhkan latihan teratur, mengingat dan yang membutuhkan penguasaan keahlian tertentu. 9. Sulit untuk memberikan atensi dan berkonsentrasi dalam tugas. 10. Sulit menjalin dan mempertahankan hubungan persahabatan dengan teman- teman sebayanya.

1.3. Karakteristik Mahasiswa Underachiever

Karakteristik utama yang dihubungkan dengan anak underachiever adalah rendahnya self-esteem Trevallion, 2008. Pernyataan tersebut juga dipertegas oleh McClelland dalam Adams, 1997 yang menyatakan bahwa salah satu karakteristik kepribadian mahasiswa underachiever adalah rendahnya konsep diri. Mahasiswa biasanya menutupi ini dengan mengembangkan mekanisme 9 pertahanan diri defence mechanism seperti bertindak agresif ataupun membuat keributan lelucon di kelas. Karakteristik sekunder yaitu biasanya mereka memperlihatkan perilaku menghindar. Mereka sering mengatakan bahwa pelajaran di kampus tidak relevan atau tidak penting karena itu mereka biasanya lebih tertarik kegiatan selain kegiatan kampus. Kaufman dalam Trevallion, 2008 menyatakan bahwa karakteristik ini tampil dalam dua arah yaitu agresif atau menghindar. Mereka juga akan memperlihatkan ketergantungan seperti tergantung pada orang lain untuk menyelesaikan tugasnya. Karakteristik tersier mahasiswa underachiever antara lain buruknya keahlian dalam tugas-tugas kampus, kebiasaan belajar yang buruk, memiliki masalah penerimaan oleh teman sebaya, konsentrasi yang buruk dalam aktivitas kampus, tidak bisa mengatur diri baik di rumah maupun di kampus, mudah bosan, “meninggalkan” kegiatan kelas, memiliki kemampuan berbahasa oral yang baik, tapi buruk dalam menulis, mudah terdistraksi dan tidak sabaran, sibuk dengan pikirannya sendiri, kurang jujur, sering mengkritik diri sendiri, mempunyai hubungan pertemanan yang kurang baik, suka bercanda di kelas membuat keributan, ramah terhadap orang yang lebih tua, dan berperilaku yang tidak biasa.

1.4. Prestasi Akademik Mahasiswa Underachiever