b. Model Glejser Menentukan kriteria keputusan :
a Jika nilai signifikansi 0,05 , maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
b Jika nilai signifikansi 0,05 , maka mengalami gangguan heterokedastisitas.
Tabel 4.18 Uji Glejser
Coefficients
a
.068 .018
3.751 .000
.000 .000
-.196 -1.725
.089 .006
.016 .042
.368 .714
Constant WCT
TATO Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Absut a.
Sumber: Hasil olahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.18 menunjukkan bahwa signifikansi setiap variabel bebas lebih besar dari 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
D. Pengujian Hipotesis
1. Uji Hipotesis I Efektivitas modal kerja WCT dan Total Assets Turnover TATO
berpengaruh secara simultan terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan industri makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek Indonesia.
2. Uji Hipotesis II Efektivitas modal kerja WCT dan Total Assets Turnover TATO
berpengaruh secara parsial terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan industri makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 akan menjelaskan koefisien masing-masing variabel bebas Working Capital Turnover WCT dan Total Assets Turnover
TATO yang mempengaruhi variabel terikat Rentabilitas Ekonomis Basic Earning Power dan bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebas tersebut
terhadap variabel terikat baik secara simultan maupun secara parsial.
Tabel 4.19 Hasil Uji Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-,008 ,027
-,283 ,778
WCT ,000
,000 ,013
,124 ,902
TATO ,078
,024 ,353
3,251 ,002
a Dependent Variable: Rentabilitas_Ekonomis Sumber: Hasil olahan SPSS
Tabel 4.20
ANOVA
b
.104 2
.052 5.405
.006
a
.739 77
.010 .843
79 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, TATO, WCT a.
Dependent Variable: Rentabilitas_Ekonomi b.
Sumber: Hasil olahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.19 tersebut maka dihasilkan persamaan regresi linier berganda dan sekaligus menunjukkan koefisien variabel bebas Working Capital
Turnover WCT dan Total Assets Turnover TATO yang berpengaruh terhadap variabel terikat Rentabilitas Ekonomis Basic Earning Power secara simultan
serempak:
Universitas Sumatera Utara
Y = -0,008 + 0,000 WCT + 0,078 TATO + e Dimana:
Y = Rentabilitas Ekonomis Basic Earning Power
WCT = Working Capital Turnover
TATO = Total Assets Turnover
Interpretasi model secara simultan Uji-F:
1. Koefisien determinasi dapat diperoleh dari Tabel 4.15 yang menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,100. Hal
ini menunjukkan bahwa sekitar 10 tingkat Rentabilitas Ekonomis Basic Earning Power Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia
BEI dapat dijelaskan oleh variabel Working Capital Turnover WCT dan Total Assets Turnover TATO sedangkan sisanya 90 dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak termasuk dalam model analisis penelitian. Faktor-faktor lain tersebut antara lain rasio likuiditas, rasio aktivitas lainnya, rasio
solvabilitas, kebijakan pemerintah mengenai penetapan tarif impor bahan baku dan impor produk makanan dan minuman, kenaikan bahan bakar BBM,
kualitas dan integritas manajemen, pengaruh inflasi, suku bunga, isu penggunaan bahan kimia, dan sebagainya sehingga mempengaruhi penjualan
produk makanan dan minuman dalam negeri yang akhirnya akan mempengaruhi keuntungan profit perusahaan.
2. Tabel 4.20 menunjukkan bahwa nilai Sig.F adalah sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai F
hitung
adalah sebesar 5,405 sedangkan F
tabel
yang diperoleh adalah sebesar 4,00. Dengan demikian F
hitung
5,405 F
tabel
4,00
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat dinyatakan H
1
diterima dan H ditolak, artinya secara bersama-
sama terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas Working Capital Turnover WCT dan Total Assets Turnover TATO terhadap
variabel terikat Rentabilitas Ekonomis Basic Earning Power. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Syahyunan
2004:89 yang menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk menggunakan sumberdaya perusahaan secara efektif, akan meningkatkan
penjualan dan keuntungan yang relatif bagus. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan 2007.
Interpretasi model secara parsial Uji-t:
1. Hasil model regresi pada Tabel 4.19 menunjukkan bahwa konstanta sebesar -0,008. Hal ini menyatakan bahwa jika tidak terdapat variabel
bebas yaitu Working Capital Turnover WCT dan Total Assets Turnover TATO, maka Rentabilitas Ekonomis Basic Earning Power akan
menurun sebesar -0,008. Artinya bahwa jika perusahaan tidak beroperasi maka perusahaan tersebut tidak mengeluarkan biaya operasional apapun.
Akan tetapi perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap. Biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan menyebabkan perusahaan harus
mengalami kerugian sebesar -0,008. 2. Berdasarkan Tabel 4.19 diketahui bahwa koefisien regresi variabel
Working Capital Turnover WCT adalah sebesar 0,000. Hal ini menyatakan bahwa setiap kali terjadi kenaikan 1 satuan WCT, maka
Rentabilitas Ekonomis Basic Earning Power akan tetap tidak berubah sebesar 0,000. Dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Disamping itu,
Universitas Sumatera Utara
variabel Working Capital Turnover WCT tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomis Basic Earning Power
karena mempunyai tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,902 0,902 0,05 dan nilai t
hitung
0,124 t
tabel
2,00 Artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara Working Capital Turnover WCT dengan Rentabilitas Ekonomis. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang
diajukan oleh penulis. Jumingan 2006:132 menyatakan bahwa antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Apabila
volume penjualan naik, investasi dalam persediaan dan piutang juga meningkat, ini berarti meningkatkan modal kerja. Dengan kata lain,
tersedianya modal kerja yang cukup akan meningkatkan penjualan sehingga laba akan meningkat. Kenyataannya dari hasil penelitian
diketahui bahwa secara rata-rata nilai keseluruhan Working Capital Turnover WCT industri makanan dan minuman selama 5 tahun 2002-
2006, hanya ada 4 emiten yang nilai Working Capital Turnover WCT diatas nilai rata-rata keseluruhan Working Capital Turnover WCT
industri makanan dan minuman. Sedangkan sisanya 13 emiten lainnya berada dibawah nilai rata-rata keseluruhan Working Capital Turnover
WCT. Disimpulkan bahwa perubahan tingkat Working Capital Turnover WCT yang lebih cepat ataupun lebih lambat bahkan negatif, tidak begitu
mempengaruhi kenaikan dan penurunan penjualan sehingga tidak akan berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan karena produk
yang dihasilkan oleh perusahaan makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia sehingga mau tidak mau harus dipenuhi. Hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indri Yuliafitri, Koesmawan dan Amilin Dani 2005.
3. Koefisien regresi variabel Total Assets Turnover TATO pada tabel 4.19 menunjukkan nilai positif sebesar 0,078. Hal ini menyatakan bahwa setiap
kali terjadi kenaikan 1 satuan TATO, maka Rentabilitas Ekonomis Basic Earning Power akan meningkat sebesar 0,078. Dengan asumsi variabel
lain dianggap tetap. Disamping itu, variabel Total Assets Turnover TATO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomis
Basic Earning Power karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,002 0,002 0,05 dan nilai t
hitung
3,127 t
tabel
2,00 Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Total Assets Turnover TATO
dengan Rentabilitas Ekonomis pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Syamsuddin 2004:62. Semakin tinggi rasio Total Assets Turnover TATO, berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan
aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Efisien dalam hal ini berarti tidak terjadi kecenderungan kelebihan investasi dalam aktiva dalam kaitannya
dengan volume penjualan. Dengan kata lain, jumlah aset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila Total Assets Turnover TATO
ditingkatkan atau diperbesar sehingga perusahaan memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan keuntungan. Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN