Hubungan Air Limbah dengan Lingkungan Hubungan Penyakit dengan Air dari Tinja

4. Memiliki berbagai sarana yang mendukung kehidupan dan penghidupan penduduknya sebagai nelayan, khususnya dikaitkan dengan kegiatankegiatan eksplorasi ikan dan pengolahan ikan. 5. Memiliki berbagai prasarana yang mendukung penghidupan penduduknya sebagai nelayan, khususnya dikaitkan dengan kegiatankegiatan eksplorasi ikan dan pengolahan ikan. Dari berbagai parameter tentang permukiman dan karakteristik nelayan dapat dirumuskan bahwa permukiman nelayan merupakan suatu lingkungan masyarakat dengan sarana dan prasarana yang mendukung, dimana masyarakat tersebut mempunyai keterikatan dengan sumber mata pencaharian mereka sebagai nelayan. Selain itu, menurut Amran 2004 sanitasi sangat sulit untuk dibangun di daerah pesisir dikarenakan air tanah sangat dangkal terlebih dimusim hujan, sangat menyulitkan dalam membangun struktur bawah tanah dalam situasi seperti ini, daerah pesisir yang sangat ratadatar sehingga sangat sulit mendapatkan aliran gravitasi untuk saluran drainase dan penyaluran air limbah khususnya sistem terpusat dan ketersediaan tanah, hampir semua tanah disekitar daerah pemukiman adalah milik pribadi, ini merupakan masalah jika akan membangun fasilitas untuk umum seperti pengolahan limbah komunal.

2.4. Hubungan Air Limbah dengan Lingkungan

Secara umum, dampak dari pembuangan air limbah yang tidak menjalani pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan seperti : 1. Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh manusia. Universitas Sumatera Utara 2. Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air. 3. Menimbulkan bau sebagai hasil dekomposisi zat anaerobic dan zat anorganik. 4. Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir.

2.5. Hubungan Penyakit dengan Air dari Tinja

Penyakit menular seperti polio, kolera, hepatitis A dan lainnya merupakan penyakit yang disebabkan tidak tersedianya sanitasi dasar seperti penyediaan jamban. Bakteri E.Coli dijadaikan sebagai indikator tercemarnya air, dan seperti kita ketahui bahwa bakteri ini hidup dalam saluran pencernaan manusia sebagai flora normal. Proses pemindahan kuman penyakit dari tinja yang dikeluarkan manusia sebagai pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air, tangan, serangga, tanah, makanan, susu serta sayuran. Menurut Anderson dan Arnstein dalam Wagner dan Lanoix, 1958 dalam buku M.Soeparman dan Suparmin, 2002, terjadi proses penularan penyakit diperlukan faktor sebagai berikut : 1. Kuman penyebab penyakit, 2. Sumber infeksi reservoir dari kuman penyebab, 3. Cara keluar dari sumber, 4. Cara berpindah dari sumber ke inang host baru potensial, 5. Cara masuk ke inang baru, 6. Inang yang peka succeptible. Universitas Sumatera Utara Sumber : Soeparman dan Suparmin, 2002 Gambar 1. Transmisi Penyakit Melalui Tinja Selain itu bila dilihat berdasarkan pola teori simpul pada gambar berikut : Sumber : Achmadi, 1991 Gambar 2. Teori Simpul Maka untuk penyakit akibat tinja, yang menjadi sumber penyakit adalah tinja yang mengandung bakteri patogen E.coli yang dapat masuk melalui air, makanan dan minuman yang mengandung bakteri tersebut. Kemudian pada simpul tiga yang Sumber Penyakit Sakitsehat Biomarker Media Transmisi SIMPUL I SIMPUL SIMPUL III SIMPUL Tinja Sumber Infeksi Sakit Tanah Inang Baru Makanan , susu, sayuran. Serangga Tikus Tangan Air Mati Cacat Universitas Sumatera Utara merupakan biomarkernya adalah sistem pencernaan yang terinfeksi oleh bakteri E.coli yang berlebihan, sehingga pada simpul empat manusianya akan menderita sakit akibat tinja atau sehat. Dari gambar 2.1 dan gambar 2.2 dapat dipahami bahwa sumber terjadinya penyakit adalah tinja. Dengan demikian untuk memutuskan rantai penularan penyakit dapat dilakukan dengan memperbaiki sanitasi lingkungan. Tersediannya jamban, merupakan usaha untuk memperbaiki sanitasi dasar dan dapat memutuskan rantai penularan penyakit. Sumber : Soeparman dan Suparmin, 2002 Gambar 3. Pemutusan Transmisi Penyakit Melalui Tinja Selain disebabkan oleh tinja, terjadiya suatu penyakit juga berhubungan dengan kualitas dan kuantitas air bersih yang tersedia. Sebab apabila kualitas air tidak memenuhi syarat kesehatan yang berlaku maka akan memungkinkan terjadinya suatu Tinja Sumber Infeksi Air Tangan Makanan Inang Penghalang Pemutus Rantai Penularan : Sanitasi Universitas Sumatera Utara penyakit akibat air. Dalam hal ini untuk mencegah hubungan penyakit dengan air antara lain, misalnya : Lokasi sumursumber air yang memenuhi syarat kesehatan terutama dari sumber penglontoran seperti kakus, kandang ternak, saluran air limbah rumah tangga, dan lain-lain. 1. Konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan. 2. Penggunaan dan pemeliharaan sumur gali yang baik dan benar. Tabel 2.3 Karakteristik Air Limbah WCkakus No Parameter Satuan Konsentrasi 1. pH Derajat keasaman 6,5 – 7,0 2. Temperatur °C 37 3. Amonium MgL 25 4. Nitrat MgL 5. Nitrit MgL 6. Sulfat MgL 20 7. Phospat MgL 30 8. CO2 MgL 9. HCO3 MgL 120 10. BOD5 MgL 220 11. COD MgL 610 12. Khlorida MgL 45 13. Total Coli MPN 3 X 105 Sumber: Laboratorium Balai Lingkungan Permukiman, 1994 Peran air dalam menularkan penyakit, menurut Soemirat 2002 adalah : 1. Air sebagai penyebar mikroba patogen. 2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit. 3. Jumlah air yang tersedia tidak mencukupi, sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik. Universitas Sumatera Utara 4. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit. Menurut Departemen Kesehatan RI 2000, penyakit yang ditularkan melalui air adalah : 1. Water Borne Disease Adalah penyakit yang ditularkan langsnung melalui air minum, dimana air minum tersebut mengandung kuman patogen dan terminum oleh manusia maka dapat menimbulkan penyakit. Penyakit tersebut adalah penyakit kholera, Typoid, Hepatitis infektiosa, dysentri, dan Gastro enteritis. 2. Water Washed Disease Adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan hygiene perorangan dan kebersihan alat-alat terutama dapur dan alat makan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersediannya air yang cukup maka penularan penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis. Penyakit ini sangat dpengaruhi oleh cara penulran diantaranya, penyakit infeksi saluran pencernaan. 3. Water Based Disease Adalah penyakit yang ditularkan melalui bibit penyakit yang sebagian besar siklus hidupnya di air, seperti schistosomiasis. Larva schistosomiasis hidup dalam keong-keong air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit kaki manusia yang berada dalam air tersebut. Universitas Sumatera Utara 4. Water Related Insects Vektors Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung pada air, misalnya malaria, Demam Berdarah Dengue DBD, Filariasis, Yellow fever dan sebagainya.

2.6. Perilaku

Dokumen yang terkait

Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai Tahun 2013

2 53 155

Respon Masyarakat Terhadap Program Beras Untuk Keluarga Miskin di Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan

1 49 128

Hubungan Tingkat Pengetahuan KB Pada Ibu-IbuTerhadap Penggunaan Kontrasepsi di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan Tahun 2010

0 27 60

Hubungan Tingkat Pengetahuan KB Pada Ibu-Ibu Terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan Tahun 2010

0 30 60

Gambaran Gejala Gangguan Kulit Pada Nelayan Di Lingkungan 30 Gudang Arang Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Tahun 2010

5 48 69

FAKTOR PENYEBAB MASYARAKAT MELAKUKAN MANDI CUCI KAKUS

1 7 16

PEMANFAATAN SUNGAI JAJAR SEBAGAI SARANA MANDI CUCI DAN KAKUS (MCK) Studi Kasus Terhadap Perilaku Masyarakat di Kelurahan Singorejo Kecamatan Demak Kabupaten Demak.

0 1 133

Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Di Daerah Pesisir Lorong Melati Kelurahan Belawan 1 Kecamatan Medan Belawan Kota Medan

0 0 11

KUESIONER Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjungbalai Tahun 2013

0 0 41

Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai Tahun 2013

0 0 16