Detektor Elusi Landaian Alat Bahan

c. Kolom

Kolom merupakan jantung kromatograf. Keberhasilan atau kegagalan analisis bergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok : • Kolom analitik : garis tengah dalam 2-6 mm. Panjang bergantung pada jenis kemasan, untuk kemasan felikel biasanya panjang kolom 50-100 cm, untuk kemasan mikropartikel berpori biasanya 10-30 cm • Kolom preparatif; umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dari panjang 25-100 cm.Johnson,E.L dan Stevenson,R. 1991 Ada 2 jenis kolom pada KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan kolom konvensional, yakni: - Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80 atau lebih kecil dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat 10- 100 µl menit - Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika digabung dengan spectrometer massa. - Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat, karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis.Rohman, 2007

d. Detektor

Detektor yang merupakan tulang punggung kromatograf cair kecepatan tinggi modern KCKT ialah detector UV 254 nm. Detektor UV-tampak dengan panjang gelombang yang berubah-ubah sekarang menjadi popular karena dapat dipakai untuk mendeteksi senyawa dalam lingkup lebih luas.Johnson,E.L dan Stevenson,R. 1991 Universitas Sumatera Utara Beberapa persyaratan detector adalah: 1. Sensitivitas yang sangat tinggi, dengan rentang sensitivitas 10 -8 – 10 -15 g per detik 2. Kestabilan dan reprodusibiliti yang sangat baik 3. Memberikan respon yang linier terhadap konsentrasi solute linarut 4. Dapat bekerja dari temperature kamar sampai 400 o C 5. Tidak dipengaruhi perubahan temperature dan kecepatan pelarut pengembang 6. Mudah didapat dan mudah pemakaiannya oleh operator 7. Dapat selektif terhadap macam-macam linaurt didalam larutan pengembang 8. Tidak merusak sampel 9. Dapat menghilangkan “ zone broadening” dengan adanya pengaruh internal volume. Mulja, 1995.

e. Elusi Landaian

Elusi landaian ialah peningkatan kekuatan fase gerak selama analisis kromatografi.Hasil elusi landaian ialah perpendekan waktu tambat senyawa yang ditahan dengan kuat dalam kolom. Elusi landaian mempunyai beberapa keuntungan : • Waktu analisis keseluruhan dapat dikurangi secara berarti • Daya pisah keseluruhan per satuan waktu campuran ditingkatkan; • Bentuk puncak diperbaiki pembentukan ekor lebih kecil; • Kepekaan efektif ditingkatkan karena bentuk puncak kurang beragam.

f. Fase Gerak

Pada kromatografi cair, susunan pelarut atau fase gerak merupakan salah satu peubah yang mempengaruhi pemisahan. Berbagai macam pelarut dipakai dalam semua ragam Universitas Sumatera Utara KCKT, tetapi ada beberapa sifat yang diinginkan yan berlaku umum.Fase gerak haruslah: a. Murni, tanpa cemaran; b. Tidak bereaksi dengan kemasan; c. Sesuai dengan detector; d. Dapat melarutkan cuplikan; e. Mempunyai viskositas rendah f. Memungkinkan memperoleh kembali cuplikan dengan mudah, jika diperlukan; g. Harganya wajar. Pada umumnya pelarut dibuang setelah dipakai karena tata kerja pemurnian memakan waktu dan mahal.Johnson,E.L dan Stevenson,R. 1991. Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel.Untuk fase normal fase diam lebih polar daripada fase gerak , kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut.Sementara untuk fase terbalik fase diam kurang polar daripada fase gerak , kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut. Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran larutan buffer dengan methanol atau campuran air dengan asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut-pelarut jenis alcohol.Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum disbanding dengan fase terbalik.Rohman, 2007 Universitas Sumatera Utara g .wadah fase gerak Wadah fase gerak harus bersih dan lembam inert. Wadah pelarut kosong ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut.Fase gerak sebelum digunakan harus dilakukan degassing penghilangan gas yang ada pada fase gerak, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama dipompa dan detector sehingga akan mengacaukan analisis.Pada saat membuat pelarut untuk fase gerak, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan pelarut, buffer, reagen dengan kemurnian yang sangat tinggi, dan lebih terpilih lagi jika pelarut-pelarut yang akan digunakan untuk KCKT berderajat KCKT HPLC grade . Adanya pengotor dalam dapat terkumpul dalam kolom atau dalam tabung yang sempit, sehingga dapat mengakibatkan suatu kekosongan pada kolom atau tabung tersebut. Karenanya, fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari partikel- partikel kecil ini. Rohman, 2007.

2.3.3. Keuntungan KCKT

KCKT mempunyai banyak keuntungan jika dibandingkan dengan KG tradisional, yaitu: a. Cepat; b. Daya pisahnya baik; c. Kolom dapat dipakai kembali; d. Peka; detector unik; e. Ideal untuk molekul besar dan ion; f. Mudah memperoleh kembali cuplikan; Universitas Sumatera Utara Waktu analisis yang kurang dari satu jam merupakan hal yang lazim. Banyak analisis dapat dilakukan dalam 15-30 menit. Memang, untuk analisis yang tidak rumit, dapat dicapai waktu analisis kurang dari 5 menit. Daya Pisah Berbeda dengan KG, kromatografi cair mempunyai dua fase tempat terjadinya antaraksi. Pada KG, gas yang mengalir berantaraksi sedikit dengan linarut; pemisahan tercapai terutama karena antaraksi dengan fase diam saja. Kemampuan linarut berantaraksi secara selektif dengan fase diam dan fase gerak memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang dikehendaki. Kepekaan Detektor serapan UV yang biasa dipakai dalam KCKT dalam mendeteksi berbagai jenis senyawa jumlah pikogram 10 -12 g. Detektor, seperti spectrometer massa, indeks bias, radiometri, semuanya telah dipakai pada KCKT. Kolom yang dapat dipakai kembali Berbeda dengan KC klasik, kolom KCKT dapat dipakai kembali. Banyak analisis dapat dilakukan pada kolom yang sama sebelum kolom itu harus diganti. Akan tetapi, kolom tersebut turun mutunya; laju penurunan mutu bergantung pada jenis cuplikan yang disuntikkan, kemurnian pelarut, dan jenis pelarut yang dipakai. Molekul besar dan ion Secara khusus senyawa jenis ini tak dapat dipisahkan dengan KG karena keatsiriannya rendah. KG biasanya menggunakan senyawa turunannya untuk menganalisis ion. KCKT dalam ragam eksklusi dan pertukaran ion ideal untuk menganalisis molekul besar dan ion. Universitas Sumatera Utara Mudah memperoleh kembali cuplikan Sebagian besar detector yang dipakai pada KCKT tidak merusak sehingga komponen cuplikan dapat dikumpulkan dengan mudah ketika mereka melewati detector. Biasanya pelarut dihilangkan dengan mudah dengan cara penguapan, kecuali pada pertukaran ion yang memerlukan tata kerja khusus.Johnson,E.L.dan Stevenson,R.1991 Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI

3.1. Alat

- HPLC Shimadzu LC - Gelas ukur pyrex - Pipet tetes - Beaker glass pyrex - PH meter Hanna pH 211 - Hot plate - Spatula - Vorteks Mixer tube barnstead maxi mix II - Alat sonikasi Branson Ultrasonic - Kertas saring - Pompa Vakum - Membran Filter 0,45 µm - Milipore 0,45 µm - Labu tentukur 10 ml pyrex - Erlenmeyer pyrex - Botol Vial - Syringe pump - Pipet volum pyrex Universitas Sumatera Utara

3.2. Bahan

- Meco acne lotion - Bedak my baby aromatherapy - Bedak my baby fresh fruity - H 2 SO 4 2M - Baku asam salisilat dengan kadar baku 99,76 dan LOD 0,005 - Acetonitril - Na-asetat - Asam asetat 96 - Etanol - Air Pereaksi Khusus • Larutan Dapar Asetat pH = 3,8 berfungsi sebagai fase gerak Sebanyak 3,175 gr Na-asetat ditimbang dengan teliti.Ditambahkan dengan 10 ml larutan asam asetat 96 BJ = 1,06 gml dalam 500 ml air. pH larutan dapar ± 3,8 • Campuran pelarut berfungsi sebagai larutan pengencer Dicampurkan 180 ml etanol dengan 20 ml air 9 bagian etanol dan 1 bagian air Universitas Sumatera Utara

3.3. Prosedur Percobaan