Sediaan kosmetik sendiri bukanlah racun. Akan tetapi, karena dibuat dari bahan-bahan kimia, terutama bagi kulit orang-orang tertentu, dapat menyebabkan
timbul reaksi yang tidak dikehendaki seperti reaksi alergi, iritasi, dan fotosensitisasi, selain yang disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaannya.Sartono, 1999.
Maka dari itu, penggunaan serta komposisi zat yang terkandung didalam sediaan suatu kosmetik perlu diperhatikan dan diwaspadai bagi kesehatan. Karena apabila
digunakan dan dikonsumsi secara berlebihan dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatan. Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas masalah
penggunaan bahan-bahan kimia maupun bahan aktif dalam kosmetika serta efeknya terhadap kesehatan tubuh manusia khususnya pada senyawa kimia asam salisilat yang
terdapat dalam produk kosmetik meco acne lotion yang dikembangkan dan tertuang menjadi karya ilmiah dengan judul: “ Analisis Kadar Asam Salisilat dalam Produk
Kosmetik Meco Acne Lotion Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi”.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang dapat dijumpai adalah : 1.
Apakah kadar asam salisilat yang terkandung didalam produk kosmetik meco acne lotion tersebut sudah memenuhi standart kadar asam salisilat sebagai zat
aktif dalam sediaan lainnya adalah = 2,0 yang telah ditetapkan oleh MA PPOMN No.10 KO 08.
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam analisis kadar asam salisilat dalam
produk kosmetik meco acne lotion.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah : -
Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam analisis kadar asam salisilat dalam sampel produk kosmetik meco acne lotion secara laboratorium.
- Untuk mengetahui kadar asam salisilat dalam sampel produk kosmetik meco
acne lotion -
Untuk mengetahui apakah kadar asam salisilat dalam sampel produk kosmetik meco acne lotion sudah memenuhi standart kadar asam salisilat sebagai zat
aktif dalam sediaan lainnya adalah 2,0 yang telah ditetapkan oleh MA PPOMN No. 10KO 08.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah : -
Memberikan informasi kepada pembaca tentang kadar asam salisilat dalam produk kosmetik meco acne lotion
- Memberikan informasi tentang metode yang digunakan untuk analisis kadar
asam salisilat dalam sampel produk kosmetik meco acne lotion -
Memberikan informasi apakah kadar asam salisilat dalam sampel produk kosmetik meco acne lotion sudah memenuhi standart yang telah ditetapkan
oleh MA PPOMN No.10 KO 08.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kosmetika
2.1.1. Defenisi Kosmetika berasal dari kata kosmein yunani yang berarti “berhias”.Bahan
yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan- bahan alami yang terdapat disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak
hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan.
Sejak tahun 1938, di Amerika Serikat dibuat akta tentang defenisi kosmetika yang kemudian menjadi acuan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
220MenkesperX76 tanggal 6 september 1976 yang menyatakan bahwa : Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,
dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat. Wasitaatmadja, 1997
2.1.2. Penggolongan Kosmetik Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 045C SK1977
tanggal 22 januari 1977, menurut kegunaannya kosmetik dikelompokkan dalam 13 golongan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Sediaan untuk bayi; shampoo bayi, losion, baby oil, bedak, krim, dan sediaan
untuk bayi lainnya. b.
Sediaan untuk mandi; bath oil, tablet, salt, buble bath, bath capsule, dan sediaan untuk mandi lainnya.
c. Sediaan untuk make-up mata; eye brow pencil, eye liner, eye shadow, eye
make-up remover, mascara, dan sediaan make-up mata lainnya. d.
Sediaan wangi-wangian; cologne dan toilet water, parfum, powderdusting dan talcum, tidak termasuk aftershave talc, dan sediaan wangi-wangian
lainnya. e.
Sediaan rambut bukan cat rambut; hair conditioner, hair spray aerosol fixative, hair straightener, hair rinse bukan cat, tonik rambut, hair dressing
dan hair grooming aid lainnya, wave set, serta sediaan rambut lainnya. f.
Sediaan pewarna rambutcat rambut; hair dye dan colour, hair rinsecat, shampoo rambut cat, hair tint, hair colour spray, hair lightener with colour,
hair bleach, dan sediaan pewarna rambut lainnya. g.
Sediaan make-up bukan untuk mata; blusher, face powder, foundation, pewarna kaki dan badan, lipstick, make-up base, rouge, make-up fixative, dan
sediaan make-up lainnya. h.
Sediaan untuk kebersihan mulut; mouth wash, pasta gigi, breath freshener, dan sediaan untuk kebersihan mulut lainnya.
i. Sediaan kuku; basecoat dan undercoat, cuticle softener, nail cream dan lotion,
nail extender, nail polish dan enamel remover, dan sediaan kuku lainnya. j.
Sediaan untuk kebersihan badan; sabun dan deterjen mandi, deodorant under arm, douche, feminine hygiene, deodorant, dan sediaan untuk kebersihan
badan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
k. Sediaan cukur; after-shave lotion, beard softener, talcum untuk pria, pre-shave
lotion, krim cukur aerosol brushless dan lather , sabun cukur, dan sediaan cukur lainnya.
l. Sediaan perawat kulit; pembersih cold cream, cleansing liquid dan pad,
depilatory, perawat kulit untuk muka, badan dan tangan tidak termasuk sediaan cukur, bedak dan spray untuk kaki, pelembab, perawat kulit yang
dipakai pada malam hari, masker, skion freshener, wrinkle smoothing remover, dan sediaan kulit lainnya.
Selain itu, juga terdapat istilah kosmetika tradisional dan kosmetika semi tradisional, yaitu:
1. Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terbuat dari bahan-bahan berasal
dari alam dan diolah secara tradisional. 2.
Kosmetika semi-tradisional adalah kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan menggunakan atau mencampurkan bahan-
bahan kimia sintetik seperti pengemulsi, pengawet dan lain-lain. Sartono, 1999
2.1.3 Efek Samping Kosmetik Efek samping kosmetik menimbulkan kekhawatirkan pengguna kosmetik akan
kemungkinan timbulnya efek samping kosmetik pada dirinya. Namun sejauh ini informasi tentang efek samping kosmetik masih sangat sedikit. Di
satu sisi, konsumen kosmetik selalu bertambah, dan pasti akan diikuti dengan peningkatan kejadian efek samping kosmetik. Di sisi lain, informasi mengenai produk
kosmetika tidak bertambah luas dari masa ke masa. Ataupun sekali ada, keterangan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Efek samping pada kulit
Beberapa dampak yang terjadi akibat pemakaian kosmetika yang dikenakan pada kulit dapat berupa;
• Dermatitis kontak alergik atau iritan, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat alergik atau iritan, missal:PPDA paraphenyl
diamine pada cat rambut, natrium laurilsulfat atau heksaklorofen pada sabun, hidrokuinon pada pemutih kulit.
• Akne kosmetika, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat aknegenik, misalnya lanolin pada bedak padat atau masker penipis peeling
mask, petrolatum pada minyak rambut atau mascara, asam oleat pada pelembut janggut beard softener, alcohol laurat pada pelembab. Secara
klinis tampak komedo tertutup atau papul didaerah muka. • Bentuk reaksi kulit lain dapat terjadi meskipun sangat jarang atau bahkan
baru diperkirakan akan terjadi, misalnya : purpura akibat PPDA atau isopropyl PPDA; dermatitis folikular akibat unsure nikel, kobal, dan
lainnya; erythema multiforme like eruption akibat tropical woods; urtikaria kontak akibat amil alcohol atau balsam peru; erupsi likenoid akibat PPDA;
granuloma akibat garam zirconium dalam deodorant, merkuri dalam pemutih dan metal dalam tato.
Efek samping pada Rambut dan Kuku
Efek samping kosmetika pada rambut atau kuku berupa kerontokan rambut, kerusakan kuku dan rambut. Pemakaian kosmetika kuku atau kosmetika rambut dapat
memberikan reaksi pada kulit sekitarnya atau kulit yang letaknya jauh, misalnya leher,perut, paha, atau kaki. Zat dalam kosmetika kuku atau rambut yang sering
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan efek samping adalah : formaldehid pada cat kuku, natrium atau kalium hidroksida pada pelepas kutikula kuku cuticle remover, dan tioglikolat pada
kosmetika pengeriting rambut permanent wave.
Efek samping pada Mata
Kosmetika mata eye liner, mascara, eye shadow dan lainnya atau kosmetik lainnya yang pemakaiannya dekat mata, misalnya kosmetika rambut atau muka, dapat
menimbulkan efek samping pada mata berupa: -
Rasa tersengat stinging dan rasa terbakar burning akibat iritasi oleh zat yang masuk ke mata, misalnya spiritus mineral, isoparafin, alcohol, propilen
glikol, atau sabun. -
Konjungtivitis alergik dengan atau tanpa dermatitis akibat masuknya partikel mascara, eye shadow, atau eye liner ke dalam mata.
Kelainan pada saluran napas
Keluhan pada saluran napas dapat terjadi pada pemakaian kosmetika terutama dalam bentuk aerosol hair spray atau deodorant spray yang digunakan dalam
ruangan dengan ventilasi yang buruk.
Efek Toksik Jangka Panjang
Meskipun sukar dinilai, penggunaan kosmetika mungkin menimbulkan efek jangka panjang pada berbagai organ tubuh, missal, darah, hati, ginjal, limpa, paru-
paru, embrio teratogen, alat endoktrin dan kelenjar limfa. Kelainan ini dapat terjadi akibat efek kumulatif pemakaian kosmetika yang umumnya dipakai dalam jangka
waktu lama puluhan tahun dan daerah pemakaian yang luas. Kemungkinan mutagenisitas kosmetika dikhawatirkan dapat terjadi, dan penilaian retrospektif
dikemudian hari yang dapat membuktikan kemungkinan tersebut. Wasitaatmadja, 1997.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Asam Salisilat