Asam Salisilat KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

2.2. Asam Salisilat

2.2.1. Sejarah Asam Salisilat Menurut sejarahnya, salisilat adalah diantara kelompok pertama yang dikenal sebagai analgesik. Laroux, pada tahun 1827, mengisolasi salisin, dan piria, pada tahun 1838 membuat asam salisilat. Setelah penemuan ini, berikutnya Cahours 1844 memperoleh asam salisilat dari minyak wintergreen metilsalisilat; dan Kolbe dan lautermann1860 secara sintetik membuat dari fenol. Natrium salisilat diperkenalkan pada tahun 1875 oleh Buss, diikuti dengan diperkenalkan fenil salisilat oleh Nencki pada tahun 1886. Aspirin atau asam asetilsalisilat, pertama kali dibuat oleh Gerhardt pada tahun 1853, tetapi tetap terselubung sampai Felix Hofmann menemukan aktifitas farmakologiknya pada tahun 1899. Dia diuji dan diperkenalkan dalam pengobatan oleh Dreser, yang memberi nama aspirin dengan mengambil “a” dari asetil dan menambah “spirin”, nama kuno dari salisilat atau asam spirat, diturunkan dari sumber alami tanaman spirea. Salisilat, secara umum menunjukkan aksi antipiretik pada pasien demam dengan menaikkan eliminasi panas badan melalui mobilisasi air dan berakibat pengenceran darah. Ini menghasilkan perspirasi yang menyebabkan dilatasi kulit.Doerge,R,F, 1982 Asam O-hidroksibenzoat. Asam ini sudah dikenal lebih dari 135 tahun lalu, diketemukan pada tahun 1839. Terdapat bebas dalam alam dalam bentuk garam dan asam. Ester yang sangat dikenal umum adalah metil salisilat minyak wintergreen . Asam salisilat dapat diperoleh penyabunan minyak winter-green dengan natrium hidroksid dan kemudian dinetralkan dengan asam klorid, disebut sebagai “asam salisilat alamiah” dan digunakan untuk membuat garam yang lebih disukai beberapa orang. Asam alamiah umumnya berwarna kuning atau merah jambu dan bau mirip wintergreen lemah. Pada suatu saat diyakini bahwa asam salisilat sintetik Universitas Sumatera Utara dikontaminasi dengan asam kresotinat [C 6 H 3 .CH 2 OHCOOH] dan dengan demikian lebih toksik, garamnya kurang disukai. Sejak diketahui bahwa tidak hanya asam kresotinat tidak ada, tetapi asam kresotinat juga tidak toksik. Pada tahun 1859, Kolbe memperkenalkan metode pembuatan sintesis asam salisilat, dan dengan sedikit perubahan, metode ini masih digunakan. Natrium fenolat dibuat dan dijenuhkan dengan karbon dioksid di bawah tekanan, hasil produknya kemudian dilakukan pada 200 o , isomer struktur para asam p-hidroksi benzoate lebih banyak diperoleh. Doerge,R,F, 1982 2.2.2. Defenisi asam salisilat Asam salisilat memiliki struktur kimia : Asam salisilat asam ortohidroksibenzoat merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam asetilsalisilat. Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu bahasa Latin: salix, yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti Cherokee. Pada saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin. Salisilat umumnya Universitas Sumatera Utara bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan.http:id.wikipedia.orgwikiAsam_salisilat My World - My Rule Salicilyc acid atau asam salisilat adalah bahan-bahan dasar ingredient yang banyak digunakan untuk kosmetik sekarang ini. Biasanya zat ini ditemukan di sabun muka, krim malam, dan pada banyak obat jerawat. Zat salicilyc acid ini salah satu jenisnya yang paling banyak dipakai adalah BHA Beta hidroksi salicilyc acid.acid. Jadi sering dikatakan kalau BHA disebut juga. BHA atau salicilyc acid ini adalah ingredient yang merupakan turunan aspirin. Aspirin sendiri adalah Zat yang terbentuk dari kulit pohon willow dan merupakan zat aktif yang banyak digunakan sebagai bahan dasar obat sakit kepala zaman dulu. karena Sekarang fungsi aspirin sebagai obat sakit kepala sudah banyak digantikan oleh paracetamol, Walaupun aspirin masih juga dikonsumsi oleh beberapa orang-orang yang cocok dengan obat ini. http:iniblognya saya.wordpress.com20100826tinnitus-oh-tinnitus-salicylic-acid BHA juga dikenal dengan sebutan asam salisilat. Formula ini juga tersedia OTC sehingga dapat digunakan dirumah dengan konsentrasi 0,5-2. Asam salisilat biasa digunakan dengan konsentrasi 20-30 untuk office peel. Peeling ini mengatasi kerut halus, menyamarkan pigmentasi . Fungsinya hampir sama dengan AHA. BHA memiliki sifat antiinflamasi sehingga iritasi juga lebih sedikit dibanding AHA. Karena sifat ini BHA juga dapat digunakan untuk rosasea dan acne. BHA juga memiliki efek pencerahan namun juga tetap ada resiko hiperpigmentasi. Triknya adalah gunakan peeling yang cukup kuat sehingga efektif namun jangan terlalu kuat karena dapat memicu inflamasi. http:wijayaskincare-platinum.blogspot.com201009chemical peeling-oleh-dr-frans-x.html Universitas Sumatera Utara 2.2.3. Sifat-sifat asam salisilat Asam salisilatC 7 H 6 O 3 mengandung tidak kurang dari 99,5 , BM 138,12, pemerian hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam. Kelarutan larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol 95; mudah larut dalam kloroform dan dalam eter; larut dalam larutan ammonium asetat, dinatrium hidrogenfosfat, kalium sitrat dan natrium sitrat. Khasiat dan penggunaan keratolitikum, anti fungi.farmakope,1979. Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga biasa disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol atau 2-formilfenol. Senyawa ini stabil, mudah terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam kuat, dan pengoksidasi kuat. Sifat-sifat fisik dari asam salisilat Dari hasil penelitian ditetapkan apabila dimakan oleh tikus dengan dosis 520 mgkg merupakan dosis yang mengakibatkan kematian 50 LD50, dan apabila 1 Penampakan Tidak berwarna menjadi kuning pada larutan dengan bau kenari pahit 2 Titik lebur 1-2 C 3 Titik didih 197 C 4 Kerapatan 4,2 5 Tekanan uap 1 mmHg pada 33 C 6 Daya ledak 1,146 gcm 3 7 Titik nyala 76 C Universitas Sumatera Utara terkena kulitnya dengan dosis 600 mgkg merupakan dosis yang mengakibatkan kematian 50 LD50. Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh asam salisilat adalah sebagai berikut: 1. Panas jika dihirup, di telan dan apabila terjadi kontak dengan kulit. 2. Iritasi pada mata 3. Iritasi pada sauran pernafasan 4. Iritasi pada kulit http:damayuda.blogspot.com201012asam-salisilat-c7h6o2.html Asam salisilat biasanya berupa Kristal putih seperti jarum atau sebagai serbuk kristalin seperti bulu. Asam sintetik stabil diudara dan tidak berbau. Sedikit larut dalam air 1 : 460 dan larut dalam hampir semua pelarut organic. Sifat asam ini disebabkan gugus hidroksil fenolat dan pada gugus karboksil. Karena juga suatu fenol, member reaksi fenol, seperti membentuk warna violet dengan garam ferri, halogenasi dan oksidasi. Zat pengoksid membentuk senyawa berwarna, mungkin jelas kinoid, dan merusak molekul. Senyawa berwarna yang terbentuk pada pendiaman dalam larutan alkalidisebabkan terbentuk kinhidron. Dengan ion logam berat terbentuk garam tidak larut, seperti perak, raksa, timbal, bismuth dan senk. Zat pereduksi memecah asam salisilat menjadi asam pimelat. Asam borat dan asam salisilat berkombinasi membentuk borosalisilat. Asam salisilat memiliki sifat antiseptic dan germisid kuat karena suatu fenol terkarboksilat. Adanya gugus karboksil kelihatan menaikkan sifat antiseptic dan menurunkan efek eskarotik, destruktif. Digunakan eksternal sebagai eskarotik dan antiseptic ringan dalam salep dan larutan. Banyak tonika rambut, dan pengobatan kutu air, katimumul, kutil menggunakan sifat keratolitik asam salisilat. Doerge,R.F, 1982 Asam salisilat mempunyai aktivitas analgesik-antipiretik dan antirematik, tetapi tidak digunakan secara oral karena terlalu toksik. Yang banyak digunakan sebagai analgesic- antipiretik adalah senyawa turunannya. Turunan asam salisilat digunakan untuk mengurangi Universitas Sumatera Utara rasa sakit pada nyeri kepala, sakit otot dan sakit yang berhubungan dengan rematik. Kurang efektif untuk mengurangi sakit gigi, sakit pada waktu menstruasi dan sakit karenan kanker. Tidak efektif untuk mengurangi sakit karena kram, kolik dan migrain. Siswandono, 1995 Asam salisilat, asam asetilsalisilat aspirin, asetanilida, dan salisin suatu kandungan kulit kayu salix alba, menggambarkan bentuk asli kelompok obat ini. Disamping meringankan nyeri, zat ini mempunyai aktivitas antipiretik. Semuanya mempunyai aktivitas anti radang yang bermanfaat, kecuali anilida yang sederhana. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, obat-obat tersebut terbukti dapat mempengaruhi metabolism atau kerja sejumlah mediator biokimia dan sel pada proses peradangan selama kurun waktu yang sama, efek system saraf pusat primer untuk obat-obat ini dalam meringankan nyeri.Foye, 1995 2.2.4. Efek Asam Salisilat Terhadap Kesehatan Efek terhadap kesehatan dari asam salisilat bersifat iritatif sekali, sehingga hanya digunakan sebagai obat luar. Asam salisilat untuk pemakaian luar biasanya 1-5 bentuk serbuk dan lotion. Turunan asam salisilat dapat dipakai secara sistemik adalah ester asam salisilat yang substitusinya pada gugus karboksilat dan ester salisilat dari asam organic dengan substitusi pada gugus organic. Pada pemberian peroral, asam salisilat dapat menimbulkan gangguan epigastrik, pusing, berkeringat, mual dan muntah. Karena asam salisilat mempunyai daya korosif dan merusak jaringan yang merusak jaringan yang berkontak, misalnya dengan kulit, mulut, lambung, dan daya korosif itu bergantung pada konsentrasi pemakaian secara kronis dan dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan perdarahan lambung. Bila pemakaian terus-menerus maka dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi, tetapi jarang terjadi pada dosis kecil. Gejala toksisitas yang serius terjadinya perubahan keseimbangan asam basa dan komposisi elektrolit, yaitu hiperventilasi, demam ketosis, respirasi alkalosis, dan asidosis metabolik. Absorpsi asam salisilat secara peroral berlangsung cepat, biasanya dilambung dan sebgaian di usus halus bagian atas. Kecepatan absorpsi tergantung beberapa factor, terutama Universitas Sumatera Utara kecepatan desintegrasi dan disolusi, pH pada permukaan mukosa dan waktu pengosongan lambung. Salisilat juga menimbulkan kelainan kulit berupa eritema dan pruritis radang pada kulit.Cahyadi,W., 2006

2.3. Kromatogarafi Cair Kinerja Tinggi KCKT