2.2.4  Produk Domestik Bruto
Produk  domestik  bruto  PDB  menyatakan  pendapatan  total  dan pengeluaran  total  nasional  atas  output  barang  dan  jasa.  Tujuan  PDB  adalah
meringkas  aktivitas  ekonomi  dalam  suatu  nilai  uang  tertentu  selama  periode waktu tertentu Mankiw, 2007.
Menurut McEachern 2000 PDB dibagi dua berdasarkan tipenya yaitu; 1.
PDB dengan  harga  yang  berlaku atau PDB nominal,  yaitu  nilai  barang dan jasa  yang dihasilkan suatu negara dalam  suatu tahun dinilai  menurut harga
yang berlaku pada tahun tersebut. 2.
PDB  dengan  harga  tetap  atau  PDB  riil,  yaitu  nilai  barang  dan  jasa  yang dihasilkan  suatu  negara  dalam  suatu  tahun  dinilai  menurut  harga  yang
berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun tahun lain.
PDB nominal berubah dari tahun ke tahun karena alasan output fisik barang yang berubah  dan  harga  pasar  yang  berubah.  Perubahan  PDB  nominal  sebagai  akibat
perubahan  harga  tidak  menjelaskan  tentang  kinerja  perekonomian  dalam memproduksi  barang  dan  jasa.  Oleh  karena  itu  PDB  riil  lebih  baik  digunakan
sebagai  ukuran  dasar  untuk  perbandingan  output  pada  tahun  yang  berbeda dibandingkan PDB nominal Dornbusch et al, 2008.
2.2.5  Kondisi Pasar
Dalam pasar saham kondisi pasar dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu kondisi  pasar  bearish  dan  pasar  bullish.  Yang  dimaksud  dengan  Bullish  adalah
kondisi  pasar  dengan  keadaan  perdagangan  saham  yang  ramai  frekuensi perdagangan  tinggi.  Ditandai  dengan  meningkatnya  IHSG  secara  terus  menerus
dari  waktu  ke  waktu.  Sedangkan  Bearish  adalah  kondisi  pasar  dengan  frekuensi perdagangan  saham  yang  rendah.  Ditandai  dengan  menurunnya  IHSG  secara
kontinyu dari waktu ke waktu Widoatmodjo, 2005.
2.2.1 Penelitian terdahulu
Thobarry 2009 melakukan penelitian mengenai hubungan nilai tukar, suku bunga,  laju  inflasi dan pertumbuhan GDP terhadap  indeks  harga saham properti,
penelitian  dilakukan  pada  indeks  harga  saham  sektor  properti  di  bursa  efek indonesia pada januari 2008 sampai dengan desember 2009. Teknik analisis data
yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  teknik  analisis  data  kuantitatif  yang dapat dilakukan dengan regresi berganda dan menggunakan data gabungan antara
cross  section  dan  time  series.  Hasil  dari  penelitian  ini  adalah  nilai  tukar  dollar terhadap rupiah, suku bunga , inflasi dan pertumbuhan GDP secara bersama sama
berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor properti. Hajiji  2008  melakukan penelitian  mengenai pengaruh kurs dollar,  tingkat
suku bunga,  inflasi terhadap perubahan IHSG . penelitian dilakukan pada Indeks harga saham gabungan pada januari 2008 sampai dengan mei 2008. teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif yang dilakukan dengan
metode  ARCH  dan  GARCH  .  Hasil  dari  penelitian  ini  adalah.  tingkat  suku
bunga  dan Inflasi memiliki pengaruh yang negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Syukma    2011  melakukan  analisis  faktor  faktor  makroekonomi  yang mempengaruhi return saham batubara dalam kelompok Jakarta Islamic Index JII
pada  periode  januari  2005  sampai  dengan  mei  2010.  Metode  yang  digunakan adalah  metode  analisis  yang  bersifat  deskriptif  dan  kuantitatif  dengan
menggunakan  model  ekonometrik  yaitu  ARCH-GARCH.  Hasil  penelitian  ini menunjukkan  bahwa  Customer  Price  Index  CPI,  nilai  tukar  rupiah  terhadap
dollar  amerika,  Industrial  Production  Index  IPI  dan  Indeks  Harga  Saham Gabungan  IHSG  berpengaruh  terhadap  return  saham  BUMI  Bumi  Resources
Tbk  dan  PTBA  PT  Tambang  Batubara  Bukit  Asam  Tbk.  Sedangkan  Jumlah uang beredar M2 dan suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap return BUMI
dan PTBA.
III. METODE PENELITIAN
3.1.  Kerangka Pemikiran Teoritis
Lingkungan  ekonomi  makro  merupakan  lingkungan  yang  mempengaruhi operasi perusahaan sehari hari. Kondisi makro di masa datang sangat berguna bagi
investor  dalam  proses  pengambilan  keputusan  investasi  yang  menguntungkan. adapun  indikator  yang  sering  dihubungkan  dengan  pasar  modal  adalah  tingkat
inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar dan Produk Domestik Bruto Kewal, 2012. Inflasi yang meningkat akan mengakibatkan penurunan dari nilai mata uang
yang  berarti  penurunan  daya  beli  masyarakat  secara  relatif.  Penurunan  daya  beli ini  akan  menyebabkan  transaksi  pada  pasar  saham  berkurang.  Dengan
berkurangnya  transaksi  di  pasar  saham  tersebut  maka  akan  menyebabkan turunnya  harga  saham  dan  berpengaruh  terhadap  berkurangnya  tingkat
pengembalian  atau  return  saham.  Dari  paparan  tersebut  dapat  diajukan  hipotesis sebagai berikut:
Ha = terdapat pengaruh negatif tingkat inflasi terhadap return saham Selain  inflasi  investasi  sangat  dipengaruhi  oleh  tingkat  suku  bunga.  Suta
2000  mengatakan  bahwa  Dengan  meningkatnya  tingkat  suku  bunga  riil  maka akan  menyebabkan  investor  cenderung  untuk  mengurangi  kegiatan  investasinya.
Dana  investasi  akan  cenderung  akan  diendapkan  dalam  bentuk  deposito  dan tabungan karena  return  yang akan ditawarkan deposito lebih  besar dibandingkan
dengan  return yang ditawarkan pasar saham. Hal ini menyebabkan berkurangnya transaksi  di  pasar  modal  terutama  pasar  saham  sehingga  akan  menyebabkan
penurunan  harga  saham  dan  berkurangnya  tingkat  pengembalian  saham.Dari paparan tersebut dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hb = terdapat pengaruh negatif tingkat suku bunga terhadap return saham Faktor lain yang turut berpengaruh pada tingkat pengembalian saham adalah
nilai tukar. Menurut Suta 2000, terjadinya apresiasi rupiah memberikan dampak terhadap  perkembangan  pemasaran  produk  Indonesia  di  luar  negeri  terutama
dalam persaingan  harga. Apabila  hal  ini terjadi  maka secara tidak  langsung akan memberikan  pengaruh  terhadap  neraca  perdagangan,  karena  menurunnya  nilai
ekspor  dibandingkan  dengan  nilai  impor.  Seterusnya,  akan  berpengaruh  pula