Rumusan lain tentang kompetensi guru juga dikemukakan oleh para ahli. Sabertian 1994, mengemukakan enam kompetensi guru yang dikembangkan oleh California
Council On Teacher Education, keenam kompetensi tersebut adalah: 1. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan belajar siswa.
2. Membimbing siswa agar mereka mengerti diri mereka sendiri. 3. Menolong siswa mengerti dan mewujudkan nilai-nilai budhaya bangsa sendiri.
4. Berpartisipasi secara efektif dalam segala kegiatan sekolah. 5. Membantu memelihara hubungan antara sekolah dan masyarakat.
6. Bekerja atas dasar tingkat profesional. Selain dengan tiga kelompok kompetensi yang dikemukakan oleh Depdikbud,
Syah 1999, juga mengemukakan tiga macam kelompok kompetensi yang harus dimiliki guru agar sukses dalam tugasnya. Ketiga macam kelompok kompetensi ini adalah:
a. Kompetensi Kognitif kecakapan ranah cipta
Kompetensi ranah cipta ini, menurut Syah 1999, merupakan kompetensi utama yang wajib harus dimiliki oleh setiap guru yang profesional. Keterampilan ranah cipta ini
meliputi dua katagori keterampilan, yaitu : 1. Kategori pengetahuan kependidikan umum, yang meliputi ilmu pandidikan, ilmu
psikologi pendidikan, administrasi pendidikan, dan bimbingan konseling dan pengetahuan kependidikan khusus, meliputi metode mengajar, metode khusus
pengajaran materi tertentu dan teknik evaluasi. 2. Kategori pengetahuan bidang studi, yaitu menguasai materi-materi dari mata
pelajaran yang akan diajarkan kepada siswanya. Penguasaan guru akan materi- materi yang akan diajarkan mutlak diperlukan. Dan seyogyanya penguasaan
materi tersebut dikaitkan langsung dengan pengetahuan khusus terutama tentang metode khusus dan praktek keguruan.
b. Kompetensi Afektif kecakapan ranah rasa
Kompetensi ranah afektif ini, menurut syah 1999, meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti cinta, benci, senang, sedih, dan sikap-sikap tertantu
kepada diri sendiri dan orang lain. Sikap dan perasaan diri ini meliputi : 1. Self-Concept dan self-esteem konsep diri dan harga diri. Guru yang efektif
adalah guru yang memiliki Self-Concept dan self-esteem tinggi. 2. Self-efficacy dan contextual efficacy efikasi diri dan efikasi kontekstual guru
efikasi guru adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri
David Sigalingging, SPd rbl_davidyahoo.com
http:davidsigalingging.wordpress.com
dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Sedangkan efikasi kontekstual atau efikasi mengajar adalah keyakinan guru terhadap kemampuannya
sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Sedangkan efikasi kontekstual atau efikasi mengajar adalah keyakinan guru terhadap
kemampuannya sebagai pengajar profesional dalam menyajikan materi didepan kelas dan juga dalam mendayagunakan keterbatasan ruang dan waktu serta
peralatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. 3. Attitude of self-accepiance and others acceplance sikap terhadap penerimaan diri
sendiri dan orang lain. Guru yang efektif adalah guru yang mempunyai sikap penerimaan atau sikap positif terhadap diri sendiri. Dengan sikap penerimaan dan
sikap positif terhadap diri sendiri, maka akan mudah bagi guru untuk bersikap positif, dan bisa memahami dan bisa menerima orang lain, khususnya anak
didiknya.
c. Kompetensi Psikomotor kecakapan ranah karsa