Analisis Peta Dari-Ke From To Chart

Berdasarkan proses produksi yang ada pada CV. Massitoh Catering Services, maka tata letak yang ada digolongkan kedalam tata letak berdasarkan proses, ini dikarenakan jenis produk yang bervariasi. Kekurangan dari tata letak pabrik yang sekarang adalah pengaturan tata letak tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena belum memperhitungkan derajat tingkat hubungan antar stasiun kerja, terlihat dari letak area memasak yang jauh dari gudang bahan baku dimana hal tersebut dapat mempengaruhi lamanya proses produksi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihak manajemen ingin merancang ulang tata letak stasiun kerja dengan memindahkan semua stasiun kerja yang berada di gedung 2 ke gedung 1 agar kegiatan produksi bisa berjalan dengan lancar.

4.3 Analisis Peta Dari-Ke From To Chart

From To Chart merupakan suatu teknik yang digunakan dalam perencanaan layout. Chart ini sangat menolong, khususnya pada problem dimana banyak item part yang melintasi daerah kerja. Chart ini juga sangat berguna sebagai alat untuk merencanakan hubungan yang optimum dari daerah-daerah kerja. Sebelum melakukan analisis Peta Dari-Ke, terlebih dahulu ditentukan stasiun kerjadepartemen yang ada. Berdasarkan gambar tata letak dan urutan proses produksi, maka pada CV. Massitoh Catering Services terdapat 13 stasiun kerjadepartemen. Luas tiap departemen ditunjukkan pada Tabel 2. Pada Tabel 2 bisa dijelaskan bahwa total luas keseluruhan luas adalah 259,74 m 2 dan luas stasiun kerja K memiliki luas terbesar yaitu 52 m 2 . Hal ini karena stasiun kerja tersebut merupakan pusat dari kegiatan proses produksi pada CV. Massitoh Catering Services. Tabel 2. Luas Departemen Nama Stasiun KerjaDepartemen Luas Area m 2 A. Ruang Penerimaan 10.89 B. Gudang KeringSembako 13.2 C. Gudang Sayur 9 D. Gudang Beku 17 E. Gudang Buah 10.5 F. Gudang Peralatan Makan 25.75 G. Gudang Peralatan Masak 7.5 H. Tempat Pencucian Bahan Makanan 10.5 I. Tempat Pencucian Peralatan Makan 45 J. Tempat Pencucian Peralatan Masak 15 K. Area Masak 52.9 L. Area Penyimpanan Masakan Matang 10.5 M. Ruang Pengemasan 32 Total 259.74 Langkah pertama dalam penyusunan metode ini adalah menentukan kuantitas dan urutan produksi. Jumlah material yang dipindahkan adalah kebutuhan bahan dalam seharinya untuk memenuhi 1445 porsi. Bahan-bahan yang dibutuhkan merupakan bahan-bahan untuk membuat menu ayam bakar kecap, jumlah bahan merupakan jumlah rata-rata yang dibutuhkan per hari. Selain itu juga peralatan makan berupa rantang plastik serta peralatan-peralatan memasak dimasukkan kedalam aliran material karena peralatan makan dan peralatan memasak merupakan material yang berpindah pada stasiun kerja dan merupakan material pendukung. Tabel 3. From-To Chart BahanBarang Jumlah Rata- rataHari Kg Urutan Proses 1. Beras 160 ABHKLM 2. Ayam 150 ADHKLM 3. Sayur Wortel, Kentang, Buncis, Kol, Tomat, B. Merah, B. Putih, B. Bombay, D. Bawang, Seledri, Tempe, Cabai 385 ACHKLM 4. Kerupuk 25 ABKLM 5. Buah Semangka 155 AEHKLM 6. P. Makan Rantang Plastik 362 IFM 7. P. Masak Dandang, Panci, Penggorengan, Saringan, Centong, Sendok Sayur, Sodet 30 JGK Tabel 3 menunjukan nama bahan dan barang yang dibutuhkan untuk mebuat menu ayam bakar kecap sebanyak 1445 porsi. Urutan proses dimulai dari ruang penerimaan dan berakhir di ruang pengemasan. Untuk peralatan makan dan perlengkapan masak merupakan material penunjang produksi, dan tujuannya dimasukkan kedalam metode ini adalah untuk memudahkan pengerjaan dengan software. Langkah berikutnya adalah menjumlahkan bahan baku yang mengalir antar stasiun kerja. Perpindahan material antar departemen merupakan jumlah dari jenis bahan baku yang mengalami proses pada satu stasiun kerja yang sama. Jumlah material yang dipindahkan antar stasiun kerja dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 4. Jumlah Material yang Dipindahkan Antar Stasiun Kerja. Ke Dari A B C D E F G H I J K L M A 185 385 150 155 B 160 25 C 385 D 150 E 155 F 362 G 30 H 850 I 362 J 30 K 875 L 875 M Tabel 4. menunjukkan jumlah perpindahan bahan dan barang antar stasiun kerja setiap harinya. Misalnya, jumlah bahan yang dipindahkan dari stasiun kerja H T. Pencucian Bahan menuju stasiun kerja K Area Memasak setiap harinya sebanyak 875 Kg. Jumlah tersebut diperoleh dari total bahan yang diterima dari Tempat Pencucian Bahan berupa beras sebanyak 160 Kg, sayur-sayuran sebanyak 385 Kg, ayam sebanyak 150 Kg dan buah semangka sebanyak 155 Kg. Selanjutnya menentukan titik pusat antar stasiun kerja untuk menentukan jarak perpindahan antar stasiun kerja atau stasiun kerja. Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pegukuran rectilinier dan pada pengukuran jarak masing-masing tidak memperhatikan adanya aisle lintasan, sehingga pengukuran dilakukan secara langsung dari masing-masing titik tengah stasiun kerja. Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar 10, maka jarak suatu stasiun kerja satu dengan stasiun kerja yang lain dapat ditentukan, masing-masing stasiun kerja dicari titik pusatnya yaitu 0.0 dari x dan y. Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh titik pusat masing-masing stasiun kerja sebagai berikut: Departemen A X a ,Y a = 5.15, 6.95 Departemen B X b ,Y b = 8.8, 6.85 Departemen C X c ,Y c = 7.5, 5 Departemen D X d ,Y d = 13, 6.9 Departemen E X e ,Y e = 7.3, 13.25 Departemen F X f ,Y f = 22.425, 14.5 Departemen G X g ,Y g = 10.5, 8.25 Departemen H X h ,Y h = 10.5, 5.25 Departemen I X i ,Y i = 6, 2.5 Departemen J X j ,Y j = 4.5, 2.5 Departemen K X k ,Y k = 5.049, 9.368 Departemen L X l ,Y l = 4.5, 6.75 Departemen M X m ,Y m = 13, 11.8 Setelah titik pusat ditentukan, kemudian perhitungan jarak antar departemen bisa dilakukan dengan Metode Rectilinier. Perhitungan jarak tersebut bisa dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan perhitungan tersebut maka jarak antar pusat stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan jarak antar stasiun kerja, sehingga bisa dilihat total jarak yang ditempuh oleh material yang diproses untuk membuat 1445 porsi dalam sehari. Tabel 5. Jarak Tempuh Material Antar Departemen Dari Ke Jarak m A B 3.75 A C 69.3 A D 7.9 A E 8.45 B H 66.268 B K 63.3 C H 3.25 D H 64.15 E H 71.2 F M 12.125 G K 6.569 H K 9.569 I F 28.425 J G 11.75 K L 3.167 L M 73.55 TOTAL 502.723 Ket jarak antar stasiun kerja atau departemen berbeda bangunan dengan jarak sekitar 60m. Dari Tabel 5 bisa dijelaskan bahwa dalam proses produksi dalam sehari, material atau bahan menempuh jarak 502,723 meter. jarak tersebut sangat besar dikarenakan lokasi bangunan terbagi menjadi dua bagian dengan jarak 60 meter.

4.4 Analisis Activity Relation Chart ARC