Hasil Validasi Model HASIL ESTIMASI DAN VALIDASI MODEL

Tabel 22. Nilai RMSE, RMSPE dan U-Theil No Variabel Keterangan RMSE RMSPE U THEIL 1 AGRO Sektor Pertanian 4246722 17.0949 0.0912 2 INDS Sektor Industri 13650523 67.4625 0.1259 3 JASA Sektor Jasa 5898377 16.8927 0.0607 4 GR Gini Rasio 0.0216 6.9537 0.0339 5 PR Jumlah Penduduk Miskin 3.3046 21.4629 0.0824 6 LKp Lahan Kritis Perkapita 0.003272 39.4402 0.1238 7 TG Tambang dan Galian 3064590 52.0002 0.1371 8 KN Kontruksi 1512146 45.2738 0.1194 9 TDSp Total Dissolved Solidkapita 0.0123 29.3718 0.1236 10 BODp Biologi oxigen demandkapita 0.002806 43.1220 0.1641 11 CO Carbon Monoksida 265803 36.8752 0.1480 12 CO2p Carbon Dioksidakapita 0.1987 50.1658 0.2112 13 PDRB Produk Domestik Regional Bruto 22751404 17.8622 0.0794 14 YT PDRBkapita 0.6084 17.8622 0.0799 15 SA Pangsa Pertanian 1.7892 7.8514 0.0404 16 SI Pangsa Industri 5.5610 45.1625 0.0984 17 SJ Pangsa Jasa-Jasa 5.1693 12.5369 0.0704 18 PRDA Produktivitas TK Pertanian 0.9100 17.0949 0.0943 19 PRDI Produktivitas TK Industri 6.8681 67.4625 0.1447 20 PRDJ Produktivitas TK Jasa-Jasa 1.1500 16.8927 0.0724 Untuk membuktikan ukuran-ukuran tersebut di Tabel 23 disajikan nilai rata-rata dan standar deviasinya baik nilai aktual maupun nilai prediksi hasil simulasi historis periode 1973 - 2004. Berdasarkan informasi di Tabel 23 tampak bahwa diantara kedua nilai tersebut sebagian besar variabel memiliki nilai rata- rata yang berdekatan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa model makroekonomi-lingkungan yang dibangun cukup memadai untuk menganalisa simulasi historis dan simulasi peramalan. Tabel 23. Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi dari Data Aktual dan Prediksi No Variabel Keterangan AKTUAL PREDIKSI Rata-rata Std Rata-rata Std 1 AGRO Sektor Pertanian 20314681 7137655 23340970 9287693 2 INDS Sektor Industri 34985508 33298743 45552243 40467513 3 JASA Sektor Jasa 41021233 21624506 45213974 24040355 4 GR Gini Rasio 0.3213 0.0238 0.3152 0.0153 5 PR Persentase Penduduk Miskin 18.9845 8.7004 16.9346 9.3175 6 LKp Lahan Kritis Perkapita 0.0118 0.005807 0.0115 0.006787 7 TG Tambang dan Galian 10440765 4431888 10583271 3202698 8 KN Kontruksi 5582580 3033032 5806671 2581646 9 TDSp Total Dissolved Solid percapita 0.0389 0.0214 0.0485 0.0265 10 BODp Biologi oxigen demand percapita 0.006048 0.004057 0.008308 0.005386 11 CO Carbon Monoksida 674964 376755 894622 510228 12 CO2p Carbon Dioksida perkapita 0.3337 0.1769 0.4931 0.2795 13 PDRB Produk Domestik Regional Bruto 1.14E+08 67998287 1.32E+08 79759464 14 YT PDRBkapita 3.1848 1.5267 3.6932 1.7989 15 SA Pangsa Pertanian 21.5538 6.9903 20.8238 6.1739 16 SI Pangsa Industri 23.2286 13.1016 27.2623 12.5389 17 SJ Pangsa Jasa-Jasa 37.8540 4.0149 35.0812 4.1642 18 PRDA Produktivitas TK Pertanian 4.1490 1.5868 4.7865 2.1088 19 PRDI Produktivitas TK Industri 16.9816 12.0846 22.8292 14.1615 20 PRDJ Produktivitas TK Jasa-Jasa 7.3921 1.7331 8.0264 2.1527

5.3. Substansi Hasil Estimasi

Berdasarkan ke-12 persamaan perilaku terdapat lima isu utama, yakni: 1. Terdapat perbedaan perilaku antara output sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor jasa terkait dengan pemanfaatan inputnya. Variabel lahan merupakan variabel yang paling responsif terhadap output sektor pertanian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kredit investasi lebih responsif dibandingkan dengan tenaga kerja terhadap output sektor industri pengolahan. Sedangkan dalam produksi sektor jasa variabel tenaga kerja paling responsif terhadap output sektor jasa baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Temuan ini konsisten dengan karakteristik masing- masing sektor bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang berbasis lahan, relatif peka terhadap perubahan luas lahan. Sedangkan sektor industri pengolahan bersifat padat modal, kenaikan kredit perbankan di sektor ini memberikan pengaruh paling tinggi. Sementara sektor jasa yang padat ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan penggunaan tenaga kerja yang berkualitas, sehingga perubahan penggunaan tenaga kerja di sektor ini memberikan peranan dominan. 2. Kondisi sosial ekonomi yang ditunjukan oleh angka Gini Rasio dan tingkat kemiskinan kurang responsif terhadap tingkat pencemaran air baik jangka pendek maupun jangka panjang, hanya variabel GR terhadap luas lahan kritis per kapita yang elastis dalam jangka panjang. 3. Terdapat perbedaan perilaku pula antara luas lahan kritis per kapita LKp dengan pencemaran air dan pencemaran udara. Distribusi pendapatan paling responsif terhadap perubahan LK baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Output sektor pertambangan dan penggalian pun cukup responsif. Sedangkan untuk kasus pencemaran air, pertumbuhan ekonomi dan tingkat kepedulian lebih responsif terhadap BODp dan TDSp. Demikian halnya untuk kasus pencemaran udara, yang lebih responsif terhadap perubahan CO dan CO2p adalah tingkat kepedulian dan pertumbuhan ekonomi. 4. Kualitas lingkungan kurang responsif terhadap output sektor-sektor ekonomi. Artinya, lingkungan Jawa Barat masih memiliki daya dukung untuk menopang seluruh aktivitas masyarakat. Meskipun demikian daya dukung tersebut