Kebijakan Lingkungan di Jawa Barat

tingkat polusi tertentu yang lebih rendah, karena dalam kondisi tersebut akan lebih mudah mengembangkan koalisi untuk perlindungan lingkungan. Penduduk Jawa Barat mayoritas lulusan sekolah dasar sehingga rata-rata lamanya sekolah untuk tahun 2005 hanya 7.5 tahun. Dalam kondisi penegakan hukum masih lemah dan tingkat pendidikan rendah, kepedulian lingkungan diperkirakan merupakan sesuatu yang sangat langka.

2.6.1 Kebijakan Lingkungan di Jawa Barat

Selama periode 1974 - 2004 kebijakan lingkungan yang berlaku di Jawa Barat adalah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam sub bab ini akan disebutkan nama-nama kebijakan tersebut baik yang menyangkut obyek lahan kritis, pencemaran air maupun udara. Pemerintah mencoba merespon masalah pencemaran air melalui kebijakan-kebijakan yang bias pada tipe CAC seperti standar baku mutu limbah cair. Tabel 1 menguraikan beberapa kebijakan penanganan pencemaran air. Aturan pokok yang secara khusus untuk masalah ini yakni PP No 82 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dapat dilihat pada Lampiran 2. Kebijakan CAC pada dasarnya merupakan turunan dari UU Lingkungan hidup. Program-program seperti Program Kali Bersih Prokasih, Surat Pernyataan Kali Bersih Superkasih dan Citarum Bersih Geulis dan Lestari Bergeutar diarahkan untuk peningkatan pentaatan aturan baku mutu limbah cair. Tabel 1. Ragam Kebijakan Pengendalian Pencemaran Air Nama Kebijakan Tahun Yang Menetapkan UU Pengairan UU Lingkungan Hidup AMDAL SKM Perindustrian Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia Nomor 20 tentang Pengendalian Pencemaran Air Prokasih Aturan Baku Mutu limbah Cair Bagi Kegiatan yang Sudah Beroperasi Aturan Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Undang-undang LH Nomor 23 Aturan Baku Mutu Limbah Bagi Kawasan Industri Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup PROKASIH Aturan Baku Mutu Limbah Cair BMLC Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Citarum Bergeutar Bersih, Geulis, dan Lestari KM Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik Program Super Kasih Aturan Baku Mutu Limbah Cair 1974 1982 1986 1988 1990 1990 1991 1995 1997 1997 1998 1999 1998 2001 2001 2001 2003 2004 Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Propinsi Jawa Barat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Propinsi Jawa Barat Pemerintah Pusat Pemerintah Propinsi Jawa Barat Pemerintah Propinsi Jawa Barat Sumber: Berbagai Instansi. Program Prokasih diintroduksi oleh pemerintah pusat dengan sasaran utama sungai-sungai melewati daerah padat penduduk. Pada prinsipnya Prokasih merupakan kegiatan pemantauan serta pembinaan terhadap kegiatan industri yang merupakan salah satu sumber pencemar yang cukup potensial. Industri yang terpilih menjadi sasaran pemantauan adalah industri prioritas yang diperkirakan mempunyai beban pencemaran yang cukup tinggi ataupun yang diindikasikan telah melakukan pencemaran melalui permasalahan yang muncul di masyarakat.Lokasi pemantauan Prokasih Jawa Barat tersebar di DAS-DAS di Jawa Barat, diantaranya di DAS Ciujung, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, DAS CileungsiKali Bekasi serta DAS Citarum. Tipe kebijakan CAC menuntut kesiapan infrastruktur sistem pelaksanaan dan pengawasan yang sangat memadai. Artinya, komitmen dan konsistensi pihak yang terlibat menjadi modal utama untuk mencapai efektivitas implementasi kebijakan. Tipe kebijakan CAC berlaku pula untuk mengendalikan pencemaran udara, namun tidak sebanyak penanganan pencemaran air. Tabel 2 menginformasikan ragam kebijakan pengendalian pencemaran udara yang berlaku di Jawa Barat baik yang seluruhnya dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Indonesia belum mempunyai undang-undang yang secara khusus mengatur tentang pencemaran udara, tetapi ada beberapa undang-undang yang dapat digunakan sebagai dasar pengaturannya seperti UU No. 51984, UU No. 141992, UU No. 241992, UU No. 231997 dan UU No. 411999. Sementara di tingkat peraturan pemerintah, telah ada beberapa peraturan yang secara khusus mengatur pencemaran udara di Indonesia diantaranya adalah PP No. 411999. Secara detilnya isi PP tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 2. Ragam Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara Nama Kebijakan Tahun Yang Menetapkan UU LH No 4 Aturan Baku Mutu Emisi Udara Sumber Tak Bergerak Aturan Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Program Langit Biru Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Aturan Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan yang Sedang Diproduksi 1982 1988 1993 1995 1999 2003 Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Sumber: Berbagai Instansi Sementara itu kebijakan yang digulirkan untuk mengatasi lahan kritis tidak hanya tipe regulasi namun juga tipe kebijakan yang mengandung unsur subsidi bantuan finansial dan pemberdayaan masyarakat. Salah bentuk regulasi adalah Perda No 19 Dalam konsep pemberdayaan mengharuskan terjadinya partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola lahan kritis, dan model kebijakan ini jika bisa bertahan akan berdampak signifikan pada turunnya luasan lahan kritis. Kebijakan pengendalian lahan kritis di Jawa Barat disajikan dalam Tabel 3. Diantara program-program tersebut yang terkait langsung dengan lahan milik masyarakat adalah Unit Percontohan Usaha Pelestarian Sumberdaya Alam UP-UPSA, Unit Percontohan Pertanian Menetap UP-UPM, Pembuatan Kebun Desa KBD, Pengelolaan HutanKebun Rakyat dan Kredit Usahatani Konservasi Daerah Aliran Sungai KUK-DAS. Tabel 3. Ragam Kebijakan Pengendalian Lahan Kritis Nama Kebijakan Tahun Yang Menetapkan Program Bantuan Reboisasi dan Penghijauan INPRES Program MALU Mantri dan Lurah UU Lingkungan Hidup Social forestry PP No 29 tentang AMDAL Program PMDH Pembangunan Masyarakat Desa Hutan UU No 5 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistem Perda Jawa Barat Nomor 2 tahun 1996 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung UU Lingkungan Hidup No 23 Program padat karya kehutanan UU Kehutanan Program PHBM Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 19 Tentang Pengurusan Hutan Gerakan Rehabilitas Lahan Kritis Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan GNRHL 1976 1978 1982 1985 1986 1988 1990 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2003 2004 Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Propinsi Jawa Barat Pemerintah Propinsi Jawa Barat Pemerintah Pusat Sumber: Berbagai Instansi UP-UPSA ditempatkan pada lahan kritis yang dapat diusahakan untuk usahatani semusimtahunan dan diutamakan lahan yang digarap sendiri oleh para pemilikpeserta yang merupakan kelompok tani yang telah dibina melalui proses penyuluhan. UP-UPM ditempatkan di wilayah yang masih terdapat masyarakat tani yang berladang berpindah-pindah, diutamakan pada wilayah desa yang akan menjadi tempat pemukiman kembali hasil restrukturisasi desa, dan diutamakan lahan yang digarap sendiri oleh para pemilikpeserta yang merupakan kelompok tani yang telah dibina melalui proses penyuluhan. Pembuatan KBD meliputi pembuatan bibit kayu-kayuan, buah-buahan, tanaman industri, dan hijauan ternak yang mempunyai dengan sistem bergulir diantara kelompok petani yang ada. KUK-DAS yaitu merupakan paket kegiatan usahatani terpadu antara intensifikasi pertanian dan penerapan teknik konservasi tanah, melalui paket teknologi agroforesty .

2.7. Makna Pembangunan Berkelanjutan