pertanian dan manufaktur. Tingginya kadar BOD yang dihasilkan dari sektor pertanian merupakan hasil pembusukan materi organik pada hasil-hasil pertanian.
Sedangkan dari industri manufaktur tingginya BOD dihasilkan dari limbah yang mengandung bahan organik tinggi. Angka elasitistasnya untuk jangka pendek
mendekati 1 bahwa setiap kenaikan PDRB sebesar 1 persen akan menaikan BOD sebesar 0.97 persen dan 2.96 persen dalam jangka panjang. Temuan untuk kedua
kasus pencemaran air memperkuat dugaan bahwa aktivitas ekonomi yang tercermin dengan meningkatnya PDRB sangat menentukan pencemaran air.
Sama halnya dengan persamaan TDSp, dalam persamaan BODp pun variabel kemiskinan PR berdampak positif bahwa ketika kemiskinan meningkat
jumlah BODp akan semakin besar. Namun angka elastisitasnya lebih besar untuk varaibel GR. Setiap kenaikan GR sebesar 1 persen akan menaikan BODp sebesar
0.28 persen dalam jangka pendek dan 0.86 persen dalam jangka panjang. Variabel kebijakan memiliki tingkat signifikan yang sangat rendah.
Temuan ini semakin memperkuat dugaan bahwa implementasi kebijakan pengendalian pencemaran air belum berjalan efektif. Sementara hasil estimasi
untuk variabel tingkat kepedulian yang diproxy dengan rata-rata lamanya sekolah masyarakat Jawa Barat, ternyata signifikan pada taraf 20 persen dengan tanda
sesuai harapan. Besarnya elastisitas untuk variabel ini cukup besar yakni 0.63 persen dalam jangka pendek dan 1.93 persen untuk jangka panjang, bahwa dalam
jangka panjang setiap kenaikan tingkat kepedulian lingkungan sebesar 1 persen akan menurunkan BODp sebesar 1.93 persen. Respon ini memberi peluang bahwa
upaya peningkatan kepedulian lingkungan akan memberikan efek positif pada perbaikan lingkungan.
5.1.11. Parameter Persamaan CO
Persamaan berikutnya yang mewakili degradasi lingkungan adalah pencemaran udara yang diproksi dengan variabel CO dan CO2 per kapita.
Sekalipun dari perspektif hak kepemilikan ada persamaan antara pencemaran udara dengan pencemaran air, namun ada beberapa karakteristik yang
membedakannya. Pencemaran udara yang merupakan public bads karena kerugian yang diderita seseorang tidak mengurangi kerugian pihak lainnya, keberadaannya
sulit diketahui dengan kasat mata kecuali tingkat pencemarannya sudah parah. Sifatnya yang bergerak sesuai arah angin bertiup, menyulitkan pengukuran secara
akurat dan menentukan dengan tepat volume dari point sources yang diketahui seperti industri pengolahan dan sektor penggalian. Karena penumpukan jumlah
CO sangat terkait dengan mobilitas kendaraan, maka semakin sulit mengidentitikasi siapa yang paling bertanggungjawab. Oleh karena itu,
pencemaran udara sering dikategorikan sebagai eksternalitas publik. Hasil estimasi persamaan CO selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan CO Variable
Parameter Standard Error
Prob |T| Elastisitas
SR LR INTERCEP 155883
112321 0.177
YT 76841 26981
0.0085 0.3625
3.3713 DLU 15319
22450 0.501
0.0057 0.0527
ED -54470 36986
0.1528 -0.4294
-3.9934 LCO 0.892455
0.088069 0.0001
ProbF 0.0001 Adj R
2
= 0.9832 DW = 1.332
Sama halnya dengan persamaan degradasi lingkungan sebelumnya, pendapatan per kapita dalam persamaan CO pun memiliki tingkat signifikan yang
tinggi dengan tanda sesuai dugaan, bahwa jika pendapatan per kapita naik dapat
meningkatkan jumlah CO. Artinya, pembangunan ekonomi yang sudah dan tengah berlangsung di Jawa Barat memiliki dampak negatif terhadap kualitas
udara. Fenomena ini nampaknya akan terus berlangsung karena pendapatan per kapita masih tergolong rendah. Pengalaman negara-negara maju menunjukkan
bahwa turning point untuk polusi udara yakni SO dan CO antara 3 000 dan 4 000.
Dalam jangka pendek PDRB per kapita tidak responsif terhadap jumlah CO, namun dalam jangka panjang sangat responsif bahwa setiap kenaikan PDRB
per kapita sebesar 1 persen akan menaikan CO sebesar 3.37 persen. Jumlah polutan CO sangat terkait dengan aktivitas sektor industri
pengolahan dan mobilitas alat angkut yang menggunakan bahan bakar minyak. Fenomena naiknya pendapatan per kapita yang diikuti oleh naiknya CO bisa
dipahami karena semakin tinggi pendapatan akan mendorong tingkat konsumsi dan mobilitas semakin meningkat. Di sisi lain, udara merupakan SDA yang open
access , bergerak lintas wilayah administrasi, dan ketika tercemar tidak terasa
langsung dampak negatifnya waktu itu juga. Hasil estimasi variabel dummy kebijakan pengendalian pencemaran udara
menunjukkan tanda yang sesuai dugaan namun tidak signifikan. Seperti sudah disinggung dari awal, jenis pencemaran udara memiliki karakteristik tersendiri
sebagai eksternalitas publik sehingga dimungkinkan kebijakan tidak akan berpengaruh. Eksistensi kebijakan yang ada pun tidak sebanyak kebijakan
penanganan lahan kritis dan sangat bias pada tipe CAC. Angka elastisitasnya sangat rendah yakni 0.06 persen untuk jangka pendek dan 0.05 persen untuk
jangka panjang.