Deskripsi Skenario Penetapan Tarif Masuk di Kawasan Wisata Musiduga Analisis Willingness to Pay WTP Pengunjung Kawasan Wisata

karena itu, diperlukan pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata Musiduga yang serius dari berbagai pihak yang terkait agar kawasan wisata ini banyak dikunjungi pengunjung.

6.3.2 Analisis Kesediaan Membayar Pengunjung Kawasan Wisata Musiduga

Potensi wisata di Musiduga belum dikelola secara optimal oleh Pemerintah Daerah. Hal ini terlihat dari belum adanya penetapan tarif masuk kawasan wisata Musiduga. Diharapkan dengan penetapan tarif tersebut penyediaan fasilitas serta sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata di Musiduga dapat dilengkapi dan meningkatkan jumlah kunjungan sehingga keberadaan kawasan wisata dapat memberikan dampak ekonomi berupa peningkatan pendapatan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, agar pengelolaan dan pengembangan Musiduga dapat berkelanjutan maka dibutuhkan penetapatan tarif masuk kawasan wisata ini.

6.3.2.1 Deskripsi Skenario Penetapan Tarif Masuk di Kawasan Wisata Musiduga

Pengelolaan kawasan wisata Musiduga yang berada di bawah Dinas Parsenibudpora dan bekerja sama dengan Wali Nagari selama ini mendapatkan dana pengelolaan yang berasal dari APBD. Pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata Musiduga memerlukan dana yang banyak. Dengan demikian untuk pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata Musiduga, Dinas Parsenibudpora dan Wali Nagari memiliki suatu rencana dengan mengadakan penetapan tarif bagi para pengunjung kawasan wisata Musiduga. Dana yang diperoleh dari tarif masuk tersebut akan digunakan pengelola untuk melayani berbagai macam kebutuhan dan keinginan pengunjung. Misalnya dengan mendesain produk wisata yang baru, menetapkan strategi promosi yang baru, menambah fasilitas di sekitar kawasan wisata, dan upaya pemeliharaan lingkungan sekitar kawasan wisata Musiduga. Berdasarkan perencanaan dari Pemerintah Daerah, tarif untuk dewasa sebesar Rp 2.000 dan untuk anak-anak sebesar Rp 1.000. Penetapan tarif tersebut didasarkan lebih kepada keadaan ekonomi masyarakat yang tergolong pada masyarakat berekonomi menengah ke bawah dimana pengunjung banyak yang berasal dari masyarakat yang dekat dengan lokasi kawasan wisata Musiduga daripada perhitungan kebutuhan biaya pengelolaan kawasan wisata tersebut. Selain itu kawasan wisata Musiduga masih pada tahap pengembangan dengan fasilitas dan sarana prasarana yang masih sedikit, sehingga diharapkan dengan adanya penetapan tarif pengunjung yang berkunjung ke kawasan wisata Musiduga semakin meningkat. Melihat potensi wisata dan tren peningkatan pengunjung yang cukup besar, maka diperlukan analisis nilai WTP yang bersedia dibayar pengunjung untuk menikmati kawasan wisata Musiduga.

6.3.2.2 Analisis Willingness to Pay WTP Pengunjung Kawasan Wisata

Musiduga Analisis WTP digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kesediaan pengunjung membayar untuk menikmati wisata di Musiduga. Hal ini terkait dengan rencana penetapan tarif masuk pada kawasan ini. Langkah awal yaitu membangun pasar hipotetik dan mendapatkan penawaran besarnya nilai WTP, selanjutnya ditanyakan apakah responden bersedia membayar atau tidak sejumlah uang tersebut dalam upaya pengembangan kawasan wisata Musiduga. Dugaan nilai rata-rata WTP responden kawasan wisata Musiduga diperoleh berdasarkan rasio jumlah nilai WTP yang diberikan responden dengan jumlah responden yang bersedia membayar. Distribusi nilai WTP ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 10. Distribusi Nilai WTP Responden Kawasan Wisata Musiduga No WTP Rp Jumlah Responden Orang Persentase WTP X Jumlah Responden Rp A B C A X B 1 2.000 34 34 68.000 2 3.000 47 47 141.000 3 4.000 5 5 20.000 4 5.000 14 14 70.000 Total 100 100 299.000 Rata-Rata WTP 2.990~3.000 Sumber : Data Primer, Diolah 2011 Berdasarkan Tabel 10, sebanyak 100 responden yang ditanyakan kesediaannya membayar tarif masuk ke kawasan Musiduga dan semua responden tersebut menyatakan kesediaannya untuk membayar tarif tersebut. Selain itu, diperoleh nilai rata-rata WTP responden yang menunjukkan nilai maksimum yang bersedia dibayarkan oleh pengunjung sebesar Rp 2.990 dibulatkan menjadi sekitar Rp 3.000. Nilai rata-rata WTP responden ini lebih besar dari nilai rencana penetapan tarif oleh Pemerintah Daerah. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung ingin berpartisipasi aktif dalam upaya pengelolaan kawasan wisata Musiduga yang ramah lingkungan dan untuk kelengkapan fasilitas dan sarana prasarana pada kawasan ini serta meningkatkan daya tarik wisata pada tempat wisata Musiduga. Kesediaan membayar pengunjung ini dapat dijadikan acuan dengan syarat penambahan dan perbaikan sarana prasarana wisata serta pengembangan atraksi wisata yang lebih menarik dan nyaman untuk berwisata. Berdasarkan WTP dan rata-rata jumlah pengunjung Musiduga tiap tahun, dapat dihitung estimasi penerimaan dari penerapan tarif masuk di kawasan wisata pada Tabel 11 berikut: Tabel 11. Estimasi Penerimaan dari Penetapan Tarif Masuk di Kawasan Wisata Musiduga Kawasan Wisata Musiduga WTP Rata-rata Jumlah Pegunjung setiap Tahun Estimasi PenerimaanTahun a b c = a x b Rp 3.000 6.608 Rp19.824.000 Total Rp19.824.000 Sumber : Data Primer, Diolah 2011 Berdasarkan tabel estimasi penerimaan dapat dilihat bahwa total pemasukan pengelola setiap tahunnya sebesar Rp 19.824.000. Total estimasi penerimaan tersebut masih rendah, namun bisa ditingkatkan dengan cara peningkatan pengunjung dan segmentasi tiket pada setiap obyek wisata. Peningkatan pengunjung dilakukan dengan cara peningkatan sarana prasarana dan atraksi wisata dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan peningkatan promosi. Pengunjung yang bersedia membayar menginginkan perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan wisata di Musiduga. Perbaikan sarana dan prasarana yang diinginkan pengunjung adalah mushola dan tempat sampah. Selain itu pengadaan fasilitas seperti papan penunjuk jalan menuju obyek wisata, pusat informasi, dan toko cendramata. Penambahan gazebo yang lebih merata pada setiap obyek wisata juga diinginkan pengunjung sehingga pengunjung lebih nyaman untuk berekreasi di kawasan Musiduga dan pengadaan atraksi wisata seperti arung jeram, dayung perahu, dan seni budaya secara berkala di kawasan ini. Promosi juga perlu ditingkatkan melalui media cetak dan elektronik sehingga tidak hanya masyarakat sekitar yang mayoritas berekonomi menengah ke bawah yang banyak berkunjung ke kawasan wisata Musiduga namun juga pengunjung dari kalangan atas. Untuk itu, perlu adanya segmentasi wisata yaitu selain penetapan tarif tiket biasa yang terjangkau oleh semua kalangan di gerbang utama, juga dibentuk tarif khusus pada obyek-obyek wisata lain di kawasan wisata Musiduga seperti wisata arung jeram, wisata goa, wisata air terjun, dan wisata budaya. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung yang berekonomi menengah ke bawah tetap dapat berkunjung ke kawasan wisata Musiduga sehingga tidak terjadi penurunan jumlah pengunjung sedangkan bagi pengunjung yang berekonomi dari kalangan atas dapat menikmati atraksi wisata yang lebih dengan membayar lebih. Masyarakat sekitar diharapkan dapat memanfaatkan peluang usaha di bidang pariwisata dengan adanya pengunjung yang memiliki daya beli lebih. Untuk itu, dalam pengembangan kawasan wisata Musiduga dibutuhkan perhatian Pemerintah Daerah dalam pengelolaan kawasan wisata untuk menyediakan lapangan pekerjaan di sektor wisata bagi masyarakat sekitar kawasan wisata Musiduga.

6.3.3 Dampak Keberadaan