Tayangan di Televisi Tinjauan Pustaka

14

2.1.2 Tayangan di Televisi

Tayangan televisi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu berita, iklan, dan hiburan. Fungsi hiburan media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, karena masyarakat masih menjadikan TV sebagai media hiburan. Jam-jam prime-time pukul 19.00 sampai 21.00 WIB akan disajikan acara-acara hiburan seperti sinetron, kuis, atau acara jenaka lainnya Karo, 2008. Menurut Gilang 2005 televisi mempunyai pengaruh yang cukup ampuh dibanding media massa lainnya seperti suratkabar, majalah, atau tabloid dalam mempengaruhi perilaku pemirsa. Motion picture di televisi dapat membuat informasi yang disampaikan sedemikian menarik dan menyenangkan sehingga penonton dapat terlena dengan tayangan-tayangan yang disajikan. Sadar atau tidak, setiap hari pemirsa diterpa dengan pesan-pesan yang belum tentu sesuai dengan konsumsi mereka. Menurut Nitibaskara dalam Gilang 2005 televisi berpotensi mempengaruhi 75 persen pemirsa, radio tidak lebih dari 25 persen, dan suratkabar hanya mempengaruhi 13 persen pembaca. Hanafiah dalam Sukarelawati 2009 menjelaskan bahwa daya tarik di televisi di mata pemirsa bukan pada kotak bentuk fisiknya, tetapi pada menu program yang telah disuguhkan oleh televisi secara beragam. Atas alasan itu, televisi menjadi magnet yang menyeret siapa saja sampai menjadi kebutuhan akan kehadirannya. Begitu besar daya pikat televisi sehingga mampu mempengaruhi watak dan karakter, bahkan pola hidup waktu seseorang pemirsa. Sains dan televisi diacu dalam Hanafiah, yang dikutip oleh Sukarelawati 2009, menggambarkan televisi sebagai medium yang sangat bagus untuk membagi informasi dan prinsip-prinsip ilmu kepada masyarakat secara luas. Melalui program-program televisi yang mendidik sambil menghibur kita dapat meningkatkan daya tarik masyarakat untuk belajar ilmu pengetahuan. Menurut Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran, pada Bab I mengenai Ketentuan Umum, pasal 1, disebutkan bahwa tayangan di televisi terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Tayangan Faktual. 15 Tayangan faktual adalah program siaran yang menyajikan fakta non-fiksi, diproduksi dengan berpegang pada prinsip jurnalistik, terutama apabila materi yang disiarkan berkaitan dengan kebijakan publik. Yang termasuk dalam program faktual adalah program berita, features, dokumentasi, program realita reality show, konsultasi on-air, diskusi, talkshow, jajak pendapat, pidato, ceramah, editorial, kuis, perlombaan, pertandingan olahraga, dan program-program sejenis lainnya yang bersifat nyata, terjadi tanpa rekayasa. 2. Tayangan Non-Faktual. Tayangan non-faktual adalah program siaran yang berisi ekspresi, pengalaman situasi danatau kondisi individual danatau kelompok yang bersifat rekayasa atau imajinatif dan bersifat menghibur. Yang termasuk di dalam program non faktual adalah drama yang dikemas dalam bentuk sinetron atau film, program musik, seni, danatau program-program sejenis lainnya yang bersifat rekayasa dan bertujuan menghibur. Menurut Siregar dalam Testiandini 2006 isi siaran televisi dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Faktual, berasal dari empirissosiologis dan bersifat objektif. Materi dari faktual ada yang bersifat keras yang terikat dengan aktualitas, serta bersifat lunak yang lebih menekankan nilai human interest. Fungsi primer dari materi faktual adalah sosial informasional. Walaupun terdapat juga fungsi hiburannya, namun hanya bersifat sekunder. 2. Fiksional, berasal dari dunia humanities psychology dan bersifat subjektif. Fungsi primer dari materi fiksional adalah psikologi menghibur. Materi fiksional juga memiliki fungsi informasional namun hanya bersifat sekunder. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran, pada Bab VIII mengenai Penggolongan Program Siaran Televisi, pasal 11, menjelaskan bahwa: 1. Lembaga penyiaran televisi wajib mencantumkan danatau menyebutkan informasi klasifikasi program isi siaran berdasarkan usia khalayak penonton di setiap acara yang disiarkan. 16 2. Penggolongan isi siaran diklasifikasikan dalam 4 empat kelompok usia, yaitu: a. Klasifikasi A: Tayangan untuk Anak, yakni khalayak berusia di bawah 12 tahun. b. Klasifikasi R: Tayangan untuk Remaja, yakni khalayak berusia 12-21 tahun. c. Klasifikasi D: Tayangan untuk Dewasa. d. Klasifikasi SU: Tayangan untuk Semua Usia. 3. Untuk memudahkan khalayak penonton mengidentifikasi, informasi penggolongan program isi siaran ini harus terlihat di layar televisi di sepanjang acara berlangsung. 4. Secara khusus atas program isi siaran yang berklasifikasi Anak danatau Remaja, lembaga penyiaran dapat memberi peringatan dan himbauan tambahan bahwa materi program isi siaran klasifikasi Anak danatau Remaja perlu mendapatkan arahan dan bimbingan orang tua. Peringatan atau himbauan tambahan tersebut berbentuk kode huruf BO Bimbingan Orangtua ditambahkan berdampingan dengan kode huruf A untuk klasifikasi Anak, danatau R untuk klasifikasi Remaja. Kode huruf BO tidak berdiri sendiri sebagai sebuah klasifikasi penggolongan program isi siaran, namun harus bersama-sama dengan klasifikasi A dan R.

2.1.3 Sinetron sebagai Salah Satu Tayangan Televisi