Definisi Operasional PENDEKATAN TEORITIS

36

2.3 Definisi Operasional

Berdasarkan permasalahan penelitian, maka perlu pengertian lebih lanjut mengenai variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu: 1. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri responden yang mempengaruhi mereka dalam proses pembentukan persepsi, adapun faktor internal yang diteliti terdiri dari: a. Jenis Kelamin, adalah pembedaan secara biologis responden, yang dikategorikan menjadi: 1 Laki-laki, dan 2 Perempuan. b. Usia, adalah lama hidup seseorang sejak lahir hingga sekarang yang diukur dalam satuan waktu. Menurut Hurlock 1996 usia terbagi menjadi enam, yaitu: a Masa kanak-kanak 2-11 tahun b Masa remaja awal 12-17 tahun c Masa remaja akhir 17-22 tahun d Masa dewasa 23-40 tahun e Masa setengah baya 41-60 tahun f Masa tua 61 tahun sampai meninggal Responden dalam penelitian ini ialah remaja, maka batasan usia yang akan diteliti berkisar antara 12-22 tahun. c. Tingkat Pendidikan, tingkat pendidikan responden pada saat dilakukan penelitian ini. Tingkat pendidikan dilihat dari empat kategori, dengan skor sebagai berikut: 1 Tidak pernah sekolah 2 SLTPsederajat 3 SMAsederajat 4 Perguruan Tinggi 37 d. Kepemilikan televisi, adalah keadaan responden apakah ia memiliki televisi atau tidak di tempat tinggalnya. Kepemilikan televisi dilihat dari dua kategori, dengan skor sebagai berikut: 0 Tidak 1 Ya e. Frekuensi menonton televisi, ialah seberapa sering responden menonton televisi. Frekuensi menonton televisi dilihat dari lima kategori, dengan skor sebagai berikut: 1 Setiap Hari 2 1-3 hari sekali 3 3-5 hari sekali 4 5-6 hari sekali 5 Seminggu sekali f. Durasi menonton televisi, ialah seberapa banyak waktu yang dibutuhkan responden untuk menonton televisi. Durasi menonton televisi dilihat dari lima kategori, dengan skor sebagai berikut: 1 4 jam 2 3-4 jam 3 2-3 jam 4 1-2 jam 5 1 jam g. Pengalaman masa lalu, adalah pengalaman responden tentang kejadian- kejadian yang pernah dialaminya, dalam hal ini berarti pengalaman seseorang tentang kekerasan yang pernah dialami. Penilaian terhadap pengalaman masa lalu dilihat dari jawaban responden, apakah ia pernah mengalami kejadian yang terkait dengan kekerasan terhadap dirinya. 2. Faktor eksternal adalah faktor yag berasal dari luar diri responden yang mempengaruhi mereka dalam proses pembentukan persepsi. Adapun faktor eksternal yang akan diteliti terbagi menjadi: 38 a. Pengaruh Orang Tua, ialah segala sikap, perilaku, dan bahasa yang digunakan oleh orang tua, yang mempengaruhi responden dalam membentuk persepsi. Semakin baik pengaruh orang tua, baik dalam sikap, perilaku, dan bahasa yang digunakan, maka persepsi remaja terhadap unsur kekerasan dalam sinetron televisi akan semakin buruk. Pengaruh orang tua terhadap persepsi remaja dilihat dari dua kategori, dengan skor sebagai berikut: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju b. Pengaruh Temansahabat, ialah segala sikap, perilaku, dan bahasa yang digunakan oleh temansahabat responden tersebut, yang mempengaruhi responden dalam membentuk persepsi. Semakin baik pengaruh temansahabat, baik dalam sikap, perilaku, dan bahasa yang digunakan, maka persepsi remaja terhadap unsur kekerasan dalam sinetron televisi akan semakin buruk. Pengaruh temansahabat terhadap persepsi remaja dilihat dari dua kategori, dengan skor sebagai berikut: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju c. Pengaruh Guru, ialah segala sikap, perilaku, dan bahasa yang digunakan oleh guru dari responden tersebut, yang mempengaruhi responden dalam membentuk persepsi. Semakin baik pengaruh guru, baik dalam sikap, perilaku, dan bahasa yang digunakan, maka persepsi remaja terhadap unsur kekerasan dalam sinetron televisi akan semakin buruk. Pengaruh guru terhadap persepsi remaja dilihat dari dua kategori, dengan skor sebagai berikut: 39 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju d. Pengaruh Media, ialah segala bentuk informasi, baik yang berasal dari media cetak maupun media elektronik, yang mempengaruhi responden dalam membentuk persepsi. Semakin baik pengaruh media, baik dalam media cetak maupun media elektronik dalam bentuk informasi, maka persepsi remaja terhadap unsur kekerasan dalam sinetron televisi akan semakin buruk. Pengaruh media terhadap persepsi remaja dilihat dari dua kategori, dengan skor sebagai berikut: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju 3. Persepsi remaja terhadap unsur kekerasan dalam sinetron di televisi ialah pendapat remaja tentang unsur kekerasan yang terkandung dalam sinetron- sinetron yang ditayangkan di televisi. Adapun persepsi yang akan dinilai tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu: a. Isi cerita. Isi cerita sinetron dikatakan mengandung unsur kekerasan apabila sepanjang tayangan sejak awal sampai akhir, unsur kekerasan muncul mendominasi program dibandingkan unsur-unsur yang lain, antara lain yang menampilkan adegan tembak-menembak, perkelahian dengan menggunakan senjata tajam, darah, korban dalam kondisi mengenaskan, penganiayaan, pemukulan, baik untuk tujuan hiburan maupun kepentingan pemberitaan informasi. Persepsi remaja terhadap isi cerita dilihat dari lima kategori, dengan skor sebagai berikut: 1 Sangat Tidak Setuju 40 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju b. Perilaku pemeran. Perilaku pemeran dikatakan mengandung unsur kekerasan apabila pemeran dalam sinetron tersebut banyak melakukan tindakan-tindakan yang terkait tindak kekerasan, seperti perkelahian, pemukulan, dan penganiayaan. Persepsi remaja terhadap isi cerita dilihat dari lima kategori, dengan skor sebagai berikut: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju c. Bahasa pemeran. Bahasa pemeran dikatakan mengandung unsur kekerasan apabila pemeran menggunakan bahasa kasar yang disertai dengan hujatan dan makian. Persepsi remaja terhadap isi cerita dilihat dari lima kategori, dengan skor sebagai berikut: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju 41

2.4 Hipotesis