Tabel 1 Pengelompokkan pelabuhan perikanan berdasarkan peraturan menteri kelautan dan perikanan Nomor: PER.16MEN2006
Pelabuhan Tipe Kriteria
Samudera A 1.
Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan laut
lepas; 2.
Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 60 GT;
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan
kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m; 4.
Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT kapal
perikanan sekaligus; 5.
Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor; 6.
Tersediannya industri perikanan. Nusantara B
1. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan
di laut teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia; 2.
Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT ;
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan
kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m; 4.
Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT kapal
perikanan sekaligus; 5.
Tersedianya industri perikanan. Pantai C
1. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan
di perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial; 2.
Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 10 GT;
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan
kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m; 4.
Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT kapal
perikanan sekaligus. Pangkalan
Pendaratan Ikan D
1. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan
di perairan pedalaman dan perairan kepulauan; 2.
Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 3 GT;
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan
kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m; 4.
Mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 60 GT kapal
perikanan sekaligus.
2.1.3 Peranan pelabuhan perikanan
Menurut Lubis et al., 2010 pelabuhan perikanan sangat penting peranannya terhadap perikanan tangkap karena pelabuhan perikanan merupakan
center perekonomian mulai ketika ikan selesai ditangkap dari fishing ground
maupun ketika akan dipasarkan lebih lanjut. Dengan demikian peran utamanya adalah berkaitan dengan pelayanan jasa-jasa untuk:
1 Kapal-kapal yang telah selesai menangkap ikan dari daerah penangkapan yaitu
dengan adanya fasilitas pendaratan ikan yang aman dan pemeliharaan kapal. 2
Hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan perikanan yaitu dengan adanya kegiatan penanganan, pengolahan dan pemasaran ikan.
Secara rinci pelabuhan perikanan berperan terhadap: 1
Hasil tangkapan yang didaratkan: 1
Mampu mempertahankan mutu ikan serta dapat memberikan nilai tambah terhadap produksi hasil tangkapan yang didaratkan;
2 Mampu melakukan pembongkaran secara cepat dan menyeleksi ikan
secara cermat; 3
Mampu memasarkan ikan yang menguntungkan baik bagi nelayan maupun pedagang melalui aktivitas pelelangan ikan;
4 Mampu melakukan pendataan produksi hasil tangkapan yang didaratkan
secara akurat melalui sistem pendataan yang benar. 2
Para penguna di pelabuhan perikanan: 1
Sebagai pusat dan tukar menukar informasi antar pelaku di pelabuhan; 2
Mampu meningkatkan pendapatan para pelaku di pelabuhan antara lain dengan adanya pelaksanaan pelelangan ikan;
3 Mampu menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi para pelaku untuk
beraktivitas di pelabuhan. 3
Perkembangan wilayah, baik dari aspek ekonomi maupun sosial budaya 1
Mampu meningkatkan perekonomian kotakabupaten sehingga dapat menambah pendapatan asli daerah, antara lain melalui peningkatan usaha
transportasi, usaha
industri yang
berkaitan dengan
aktivitas kepelabuhanan, penyediaan bahan kebutuhan para pengguna di
pelabuhan, dan berkembangnya aktivitas perbankan; 2
Terdapatnya beragam sosial budaya akibat keheterogenan penduduknya karena urbanisasi;
3 Mampu menyerap tenaga kerja berkaitan dengan aktivitas kepelabuhanan
perikanan dan aktivitas terkait di sekitarnya.
Menurut Solihin 2008, dalam kerangka pemanfaatan sumberdaya perikanan laut, peran prasarana pelabuhan perikanan sangat strategis. Hal ini
disebabkan karena pelabuhan perikanan merupakan interface antara daratan dan lautan yang menyebabkan sumberdaya ikan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
dan pelabuhan perikanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perikanan tangkap dimana pelabuhan perikanan berfungsi sebagai basis usaha
penangkapan fishing base karena segala kegiatan sebelum penangkapan ikan penyiapan bahan perbekalan seperti es, air dan bahan bakar dan kegiatan pasca
penangkapan pengolahan, distribusi dan pemasaran berlangsung di pelabuhan perikanan tersebut.
Menurut Undang-undang No.45 tahun 2009 tentang perikanan, pelabuhan perikanan mempunyai fungsi pemerintahan dan pengusahaan guna mendukung
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran. Fungsi pelabuhan perikanan dalam mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa: 1
Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan; 2
Pelayanan bongkar muat; 3
Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan; 4
Pemasaran dan distribusi ikan; 5
Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan; 6
Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan; 7
Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan; 8
Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan; 9
Pelaksanaan kesyahbandaran; 10
Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan; 11
Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan;
12 Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan;
13 Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari;
14 Pengendalian lingkungan.
2.1.4 Fasilitas pelabuhan perikanan