Latar Belakang Perancangan Model Faktor Ergonomi Makro Terhadap Produktivitas Sistem Kerja pada Pabrik Gula

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gula merupakan komoditas kedua di Indonesia setelah beras, konsumsi gula kristal yang tinggi sekitar 3.5 juta tontahun menjadikan gula sebagai salah satu kebutuhan pokok. Indonesia sebagai negara agraris dengan kondisi iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tebu belum mampu memenuhi kebutuhan gula nasional. Perkebunan gula sebagai real sugar factory memegang peranan paling penting bagi industri gula sebagai pemasok bahan baku tebu. Pengembangan perkebunan tebu melalui pembukaan areal baru menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan gula nasional. Perkebunan tebu di luar jawa pada umumnya merupakan hak guna usaha HGU oleh swasta sehingga dalam pengelolaanya sepenuhnya merupakan tanggung jawab perusahan IKAGI 2007. Pabrik gula yang merupakan bagian dari industri gula merupakan sebuah sistem kerja yang dinamis yang memiliki hubungan yang erat antara teknologi sebagai mesin dan manusia sebagai tenaga kerja. Pada waktu musim giling, pabrik beoperasi selama 24 jam. Para operator dibagi dalam 3 shift, setiap shift selama 8 jam. Kondisi kerja di lingkungan pabrik secara ergonomi perlu penelitian lebih lanjut karena tingkat kebisingan di atas ambang batas 80 dB, temperatur kerja di beberapa titik mencapai 40-45 C. Kondisi ini mempengaruhi kesehatan dan keselamanatan kerja pegawai, apalagi jika harus bekerja dalam waktu yang cukup lama yakni 8 jam. Nagamachi 1996 telah mengkaji masalah hubungan antara perancangan sistem kerja, ergonomi makro dan produktivitas. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa perlu dilakukan harmonisasi antara teknologi dan manusia sehingga didapat sistem yang produktivitasnya meningkat. Hendrick 2002 mempublikasikan bahwa perancangan ergonomi yang baik mencakup ergonomi makro dan mikro yang dikaitkan dengan organisasi akan memberikan keuntungan ekonomi yang juga baik. Sesuai dengan definisi ergonomi, dimana sebuah sistem kerja harus dapat menjamin keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta terpenuhinya kebutuhan hidup mendasar, akan memberikan dampak terhadap hasil kerja tersebut yaitu meningkatnya efektifitas dan efisiensi industri. Dampak lainnya adalah sedikitnya absensi karyawan, kualitas produk meningkat, kecelakaan kerja berkurang, biaya kesehatan dan asuransi berkurang dan tingkat keluar masuk karyawan turn- over juga berkurang. Pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahan dan mengurangi pengeluaran walaupun pada awalnya perlu investasi ergonomi. Produktifitas kerja berhubungan erat dengan kemampun kerja manusia human factor. Dalam rangka meningkatkan produktifitas, perbaikan prestasi kerja operator merupakan salah satu syarat penting. Sebagai dua perusahan besar yang bergerak dalam produksi gula, PG Jatitujuh dan PG Bungamayang menjalankan produksi dengan menggunakan mesin-mesin untuk memproduksi produk dalam skala besar. Dengan adanya mesin-mesin tersebut, operatoran dengan bahan baku sangat besar dapat ditangani dengan baik serta menambah efisiensi kerja. Namun, di sisi lain dengan adanya mesin-mesin tersebut tanpa disadari menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan jika tidak diperhatikan dengan cermat. Kebisingan, getaran dari mesin-mesin yang digunakan oleh para tenaga kerja dan keadaan iklim lingkungan kerja seperti temperatur udara, pencahayaan dan kelembaban secara tidak langsung dapat merugikan kesehatan, menurunkan performansi dan produktifitas tenaga kerja. Kebisingan, getaran, temperatur udara, pencahayan dan kelembaban yang kurang baik dapat berakibat fatal bagi operator, seperti kehilangan pendengaran, terganggunya keseimbangan, gangguan konsentrasi, meningkatnya kadar emosi, dan juga dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh. Hal tersebut mungkin kurang disadari oleh para tenaga kerja yang bekerja sehari-hari di dalam pabrik. Untuk mengetahui karakteristik kebisingan, getaran, temperatur udara, pencahayaan dan kelembaban dan beban kerja yang dialami tenaga kerja dalam suatu lingkungan kerja serta tinjauannya dan aspek kesehatan, kenyamanan dan keselamatan kerja dalam industri perlu dilakukan penelitian dengan pendekatan ergonomika. Aplikasi ilmu ergonomika bertujuan untuk menghasilkan hubungan yang sinergi antara manusia, mesin, dan lingkungan kerja dengan tolak ukur kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan kerja sehingga dihasilkan produktifitas kerja yang optimal.

1.2 Perumusan Masalah