Verifikasi dan Validasi model JST

3.3.3.2 Verifikasi dan Validasi model JST

Verifikasi model dilakukan untuk melihat hasil ketelitian pada proses pembelajaran training JST, sedangkan validasi model dilakukan sebagai pengujian ketepatan akurasi prediksi JST untuk memberikan jawaban yang benar melalui pemberian sampel data baru di luar data yang digunakan pada proses pembelajaran. Verifikasi dan akurasi model dirumuskan sebagai nilai R 2 koefesien determinasi yang berada pada selang 0 – 1, dimana nilainya akan semakin meningkat dengan semakin baik tingkat akurasinya. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Pabrik Gula Jatitujuh

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1971, Pemerintah Indonesia menjalin kerjasama dengan Bank Dunia dalam rangka membentuk Indonesia Sugar Study atau disingkat ISS. Salah satu program dari ISS adalah mencari areal baru yang berorientasi pada lahan kering. Pada thun 1972 diadakan survei untuk mengetahui wilayah atau daerah yang mempunyai lahan kering dan survei ini dilakukan di seluruh Indoneisa, termasuk diantaranya adalah hutan Loyang, Jatimunggul dan Jatitujuh yang berada di daerah Jawa Barat. Untuk menindak lanjuti dari kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia maka pada tanggal 23 Juni 1975, Menteri Pertanian mengeluarkan SK No. 795MentanVI1975 mengenai izin pendirian pabrik di Jatitujuh yang dikenal dengan nama “Proyek Gula Jatitujuh”, kemudian menyusul pada tanggal 10 Juni 1975 dikeluarkan SK Dirjen Kehutaanan No. 2033DJJ1975 yang berisi tentang dasar-dasar pengaturan lebih lanjut tentang pelaksanaan SK Menteri tersebut. Pada tanggal 9 Agustus 1976, berdasarkan atas Sk Mentan No. 481KPTSUM76 areal yang ada di kawasan kehutanan BKPH Jatimungul Cibenda dan BKPH Jatimungul Kerticala dibebaskan untuk dikelola oleh PNP XIV Proyek Gula Jatitujuh. Tanggal 1 November 1977, berdasarkan pada SK Menteri Pertanian No.654KPTSOrg101977 tanggal 31 Oktober 1977, maka PNP XIV yang didirikan pada tahun 1968 harus melepaskan tanggung jawabnya atas Proyek Gula Jatitujuh dan pengelolaan selanjutnya dilakukan oleh staf Bina Perusahaan Negara BPN yang pada waktu itu beranama SBM atau Staf Bantuan Menteri. Pabrik Gula Jatitujuh diresmikan tanggal 5 September 1980 oleh presiden RI yang pada waktu itu dijabat oleh bapak Soeharto. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1981 tanggal 1 April 1981, PNP XIV berubah statusnya menjadi PT. Perkebunan XIV Persero dimana PG Jatitujuh menjadi salah satu pabrik gula yang bernaung dibawah PTP.XIV Persero tersebut.