Teknik Pengambilan Sampel METODOLOGI

80 pada umumnya berupa catatan-catatan yang lebih formal bila dibandingkan dengan dokumen. Mencatat dokumen oleh Yin dalam HB Sutopo 2002 : 69 disebut sebagai Content analysis , yang dimaksudkan bahwa peneliti bukan hanya sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat. Teknik ini dilakukan untuk mencatat dan mempelajari apa yang tersurat dan tersirat dalam dokumen, laporan, peraturan dan literatur lainnya yang berhubungan dengan pengawasan pimpinan. Misalnya dokumen absensi harian, absensi apel pagi.

E. Teknik Pengambilan Sampel

HB. Sutopo 2002 : 55 menyatakan bahwa, “ Teknik cuplikan adalah suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi”. Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai internal sampling yang berlawanan dengan sifat cuplikan dalam penelitian kuantitatif, yang dinyatakan sebagai external sampling Bogdan dan Biklen dalam HB Sutopo 2002 : 55. Dalam cuplikan yang bersifat internal, cuplikan diambil untuk mewakili informasinya, dengan kelengkapan dan kedalamannya yang sangat tidak perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu. Menurut Lincoln dan Guba dalam Lexy J. Moleong 2004 : 223 mengemukakan bahwa, “Peneliti mulai dengan asumsi bahwa konteks itu kritis sehingga masing-masing konteks itu ditangani dari segi konteksnya sendiri”. Selain itu, dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi maksud sampling dalam hal ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya constructions. 81 Penelitian kualitatif mengambil sampel yang akan dimintai informasi dari berbagai sumber. Data yang digunakan tidak mewakili populasinya namun mewakili informasinya. Peneliti cenderung untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Pengambilan cuplikan ini disebut Purposive Sampling. Purposive sampling ini tidak ditekankan pada jumlah melainkan lebih ditekankan pada kualitas pemahaman pada masalah yang diteliti. Peneliti tidak menentukan jumlah sampel melainkan menentukan jumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang permasalahan yang diteliti. Dalam menentukan sejumlah informan, peneliti menggunakan teknik Snow Ball bola salju yaitu peneliti pertama kali mendatangi informan kunci yang dianggap mengetahui tentang pokok permasalahan yang sedang diteliti dan menguasai data yang diperlukan, setelah itu informan kunci menunjuk informan lain yang dianggap mengetahui tentang permasalahan tersebut sehingga jumlah informan makin lama makin bertambah sampai data yang terkumpul sudah cukup dalam melakukan penelitian ini.

F. Keabsahan Data