Pengawasan Efektif Tinjauan Tentang Pengawasan

45 Sedangkan Manullang 2005 : 173 mengungkapkan bahwa, “Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang”. Mengingat arti pentingnya kegiatan pengawasan pimpinan di dalam usaha pencapaian tujuan organisasi maka kegiatan pengawasan perlu ditingkatkan sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan di kegiatan manajemen, baik itu organisasi pemerintah maupun non pemerintah. Apabila suatu unit kerja tidak melakukan pengawasan dengan baik, maka akan mendorong timbulnya penyimpangan-penyimpangan baik disengaja atau tidak disengaja. Hal ini akan merugikan kepentingan organisasi bahkan mengganggu kelancaran pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu pengawasan pimpinan hendaknya dilakukan secara intensif dan sesering mungkin baik secara tertulis maupun lisan.

k. Pengawasan Efektif

Agar sistem pengawasan benar-benar efektif artinya dapat merealisasikan tujuannya, maka suatu sistem pengawasan setidak-tidaknya harus dapat dengan segera melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari rencana. Manullang 2005 : 174 mengungkapkan bahwa “Suatu sistem pengawasan yang efektif harus dapat segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan sehingga berdasarkan penyimpangan-penyimpangan itu dapat diambil tindakan untuk pelaksanaan selanjutnya agar pelaksanaan keseluruhan benar-benar dapat sesuai atau mendekati apa yang direncanakan sebelumnya”. Pelaksanaan pengawasan efektif merupakan salah satu refleksi dari efektifitas manajerial seorang pimpinan. Sistem pengawasan yang dilakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan haruslah efektif, agar tujuan dari kegiatan pengawasan dapat tercapai. Kriteria-kriteria pengawasan yang efektif oleh T. Hani Handoko 1995 : 373-374 antara lain : 46 1. Akurat 2. Tepat waktu 3. Obyektif 4. Terpusat pada titik pengawasan strategik 5. Realistik secara ekonomis 6. Realistik secara organisasional 7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi 8. Fleksibel 9. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional 10. Diterima para anggota organisasi Kesepuluh kriteria tersebut di atas akan dijelaskan sebagai berikut : 1 Akurat Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat. Data yang tidak akurat dari sistem pengawasan dapat menyebabkan oganisasi mengambil tindakan koreksi yang keliru atau bahkan menciptakan masalah yang sebenarnya tidak ada. 2 Tepat waktu Informasi dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasi secepatnya bila kegiatan perbaikan harus dilakukan segera. 3 Obyektif Informasi harus mudah dipahami dan bersifat obyektif serta lengkap. 4 Terpusat pada titik pengawasan strategik Sistem pengawasan harus memusatkan perhatian pada bidang-bidang dimana penyimpangan-penyimpangan dari standar paling sering terjadi atau yang akan mengakibatkan kerusakan fatal. 5 Realistik secara ekonomis Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah, atau paling tidak sama dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut. 6 Realistik secara organisasional Sistem pengawasan harus cocok dengan atau harmonis dengan kenyataan-kenyataan organisasi. 7 Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi Informasi pengawasan harus terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi karena setiap tahap proses pekerjaan dapat mempengaruhi sukses dan 47 kegagalan keseluruhan operasi, dan informasi pengawasan harus sampai pada seluruh personalia yang membutuhkan. 8 Fleksibel Pengawasan harus mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan. 9 Bersifat sebagai petunjuk dan operasional Sistem pengawasan efektif harus menunjukkan kesalahan dan tindakan koreksi apa yang seharusnya diambil. 10 Diterima para anggota organisasi Pengawasan dapat menunjukkan letak kesalahan dan penyimpangan dari pegawai-pegawainya, sehingga dapat diterima dan dimengerti oleh anggotanya. Maringan M. Simbolon 2004 : 70 mengungkapkan syarat-syarat pengawasan yang efektif, antara lain : 1. Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang. 2. Pengawasan harus dihubungkan dengan individu pimpinan dan pribadinya. 3. Pengawasan harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan pada hal-hal yang penting. 4. Pengawasan harus obyektif. 5. Pengawasan harus luwes fleksibel. 6. Pengawasan harus hemat. 7. Pengawasan harus membawa tindakan perbaikan corrective action. Ketujuh syarat pengawasan efektif, akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang. Semua sistem dan teknik pengawasan harus menggambarkan menyesuaikan rencana sebagai pedoman. Maksud dari pengawasan ialah untuk meyakinkan bahwa apa yang diselesaikan itu sesuai dengan rencana. Di samping itu, pengawasan harus dikaitkan pula dengan kedudukanjabatan seseorang yang menjadi tanggung jawabnya. Pengawasan harus dibedakan sesuai dengan kedudukan orangnya. 48 2. Pengawasan harus dihubungkan dengan individu pimpinan dan pribadinya. Sistem pengawasan dan informasi dimaksudkan untuk membantu individu manajer pengawasan dan harus dikaitkan dengan pribadi individu untuk memperoleh informasinya. 3. Pengawasan harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan pada hal-hal yang penting. Pengawasan dapat menunjukkan penyimpangan dari pelaksanaan rencana yang berdasar prinsip pengawasan. Oleh karena itu penyimpangan harus diteliti dalam praktek, berdasarkan atas prinsip - prinsip pengawasan terhadap hal-hal yang pentingkritis. 4. Pengawasan harus obyektif. Pengawasan yang obyektif ialah pengawasan yang berdasarkan atas ukuran-ukuran atau standar yang obyektif yang ditentukan sebelumnya. Standar obyektif dapat bersifat kuantitatif dapat dihitung dan dapat bersifat kualitatif sukar dihitung. 5. Pengawasan harus luwes fleksibel. Dengan adanya pengawasan dimungkinkan adanya perubahan rencana terhadap hal-hal yang tidak terduga-duga sebelumnya. Fleksibilitas dalam pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai pelaksanaan rencana alternatif sesuai dengan berbagai kemungkinan situasi. 6. Pengawasan harus hemat. Pengawasan harus dinilai dengan biaya. Biaya pengawasan relatif hemat, bila manfaatnya sesuai dengan pentingnya kegiatan, pengeluaran biaya pengawasan lebih kecil dibandingkan dengan besarnya resiko bila hal ini dilakukan tanpa adanya pengawasan. 7. Pengawasan harus membawa tindakan perbaikan corrective action. Pengawasan tidak akan membawa arti apabila tidak membawa tindakan perbaikan. Sistem pengawasan yang efektif ialah apabila ditemukan terjadinya kegagalan-kegagalan, maka tampak jelas kepada siapa ia 49 harus bertanggung jawab dan siapa yang dapat menjamin tindakan perbaikan.

l. Prosedur Pengawasan