Perilaku Mahasiswa Tunanetra Dalam Memenuhi Kebutuhan

dengan orang yang tidak memiliki kebutuhan khusus, tunanetra memerlukan informasi dan untuk memenuhi kebutuhan informasinya mereka melakukan pencarian informasi, berikut adalah tahapan melakukan pencarian informasi, dalam hal ini peneliti menggunakan model yang dikemukakan oleh Eliss yang telah direvisi oleh Wilson yaitu A stage process version of Elis’s behavioural framework yang menggambarkan pencarian informasi sebagai berikut: a. Starting Starting merupakan langkah awal dalam melakukan pencarian informasi, dimana terdapat dua kegiatan yang harus dilakukan yaitu menentukan topik dan menganalisis tugas yang akan dicari. Penentuan dan pemilihan topik merupakan kegiatan sangat menentukan dalam pencarian informasi karena topik yang kita pilih nantinya akan menjadi kata kunci dalam penelusuran informasi. Pada tahapan ini seseorang belum mengetahui dan belum cukup informasi mengenai apa yang harus ia cari guna memenuhi kebutuhan informasinya dan biasanya seseorang. Pada tahapan ini terdapat dua kegiatan yaitu: 1 Menentukan subjek pencarian Seperti halnya orang lain mahasiswa tunanetrapun melakukan pemilihan topik dan penentuan topik untuk dijadikan kata kunci dalam penelusuran mereka, hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang diungkapkan oleh Fr, Rf dan Jn: “Biasanya sebelum cari informasi saya siapin dulu apa aja yang mau saya cari kaya tema sama subjeknya kalo udah tau baru saya cari dehinformasinya.”Fr “yang pertama dilakukan sebelum melakukan pencarian informasi saya biasayanya tentuin dulu temanya seteah itu menentukan model pencarian informasi, tapi kalo cari tentang tugas kuliah kan udah jelas tentang apanya kaya tugas tentang manajemen pendidikan ya berarti saya cari tentang menejemen pendidikan baru kalo mesti ditambah informasi lain saya cari kata kuncinya pake informasi yang kurang”.Rf “kalo saya sebelum cari informasi biasanya saya tanya dulu sama temen ada tugas apa nah kalo ada tugas saya cari tentang tugas itu gak perlu tentuin subjeknya lagi kan udah jelas apa tugasnya, kalo tugas tentang manajemen ya biasanya saya jadiin subjek tentang manajemen tapi kalo cari informasi yang gak ada kaitannya sama tugas kuliah ya saya tentuin topik sama temanya dulu baru saya mulai cari informasinya”.Jn Dari penelitian yang peneliti lakukan ketiga informan tersebut menentukan subjek pencarian telebih dahulu sebelum mereka melakukan pencarian informasi. 2 Tidak menentukan subjek pencarian Dalam melakukan pencarian informasi tak jarang seorang mahasiswa tunanetra tidak menentukan subjek pencarian informasi hal ini dikarenakaan mereka sudah mengetahui subjek dari apa yang akan mereka cari, khususnya bila mereka mencari informasi yang berhubungan dengan tugas perkuliahan. Berikut kutipan wawancara yang peneliti lakukan: “kalo saya sebelum cari informasi biasanya saya tanya dulu sama temen ada tugas apa nah kalo ada tugas saya cari tentang tugas itu gak perlu tentuin subjeknya lagi kan udah jelas apa tugasnya”. Jn “tapi kalo cari tentang tugas kuliah kan udah jelas tentang apanya kaya tugas tentang manajemen pendidikan ya berarti saya cari tentang menejemen pendidikan”. Rf Terlihat jelas bahwa dua dari tiga informan tidak menentukan subjek pencarian karena mereka telah mengetahui tugas atau subjek yang harus mereka cari. Hal ini terjadi pada pencarian berdasarkan tugas kuliah mahasiswa tunanetra. Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tiga informan menentukan topik dan tema terlebih dahulu sebelum melakukan pencarian informasi guna mempermudah pencarian informasi. Namun dua diantaranya menambahkan apabila tugas dan subjeknya jelas maka mereka tidak perlu menentukan subjek melainkan langsung mencari menggunakan kata kunci mengenai tugas yang akan dicari. 5 b. Chaining Langkah kedua yang harus dilakukan dalam pencarian informasi bagi mahasiswa tunanetra adalah chaining. Pada tahapan ini seseorang melakukan pencarian informasi dengan mengikuti rangkaian sitasi dan merujuk pada bahan rujukan dalam dokumen. Chaining merupakan tahapan penting dari rangkaian proses pencarian informasi karena chaining merupakan proses pencarian informasi yang harus dilakukan oleh mahasiswa tunanetra yang mengacu pada sumber informasi seperti perpustakaan, toko buku, 5 Wawancara pribadi dengan Firman Ciputat, 29 Mei 2015 internet, dan lembaga yang menaungi tunanetra. 6 Pada tahapan ini pencarian mahasiswa dibedakan menjadi: 1 Pencarian informasi di perpustakaan Perpustakaan merupakan salah satu tempat yang diminati mahasiswa tunanetra dalam melakukan pencarian informasi. Hal ini terjadi karena perpustakaan menyediakan koleksi yang memadai guna memenuhi kebutuhan informasi akademik mereka. Namun apa bila perpustakaan tidak menyediakan media pendukung pencarian informasi seperti digital talking book, audio book, talking book, braille dan screen reader. Mereka mengajak teman atau kerabat untuk membantu mereka dalam melakukan pencarian informasi karena mereka tidak dapat langsung menggunakan katalog, mencari buku langsung di rak, dan membaca bahan pustaka melainkan meminta bantuan dari orang lain. Tak jarang mereka meminta bantuan pustakawan untuk mencarikan informasi yang ingin mereka cari. Lain halnya jika mereka datang ke lembaga yang menyediakan alat bantu bagi tunanetra mereka dapat mengakses katalog yang memang dirancang bagi tunanetra dan baru saat pengambilan bahan pustaka mereka meminta bantuan pustakawan. Berikut hasil wawancara yang penulis lakukan : 6 Wawancara pribadi dengan Juanda Ciputat, 15 Juni 2015 “Kalo ke perpustakaan saya gak pernah cari sendiri tapi ngajak temen buat minta tolong cariin buku dan bacain bukunya karena saya gak bisa cari sendiri”. Fr “Kalo ke perpustakaan yang jelas saya gak pernah sendiri pasti minta anterin teman buat bantuin cari buku dan bacain buku soalnya saya kan gak bisa cari katalog di perpustakaan apalagi kalo mesti cari dirak yang koleksinya banyak. kalo gak ngajak temen saya pasti nanya pustakawan buat minta tolong cariin bahan yang saya cari”. Rf “Kalo di perpustakaan saya dateng sama temen nah nanti temen yang cari buku buat saya terus saya dengerin apa yang dibacain temen, kalo gak sama temen saya tanya ke pustakawan minta tolong cariin karena katalognya biasanya buat orang awas jadi saya gak bisa pakai dan juga saya gak bisa cari buku langsung ke rak jadi pasti saya minta tolong pustakawan dan teman”. Jn Dari hasil penelitian tersebut terlihat jelas bahwa mahasiswa tunanetra membutuhkan bantuan orang lain seperti teman, keluarga dan pustakawan dalam melakukan pencarian informasi informasi di perpustakaan karena tidak tersedianya alat bantu dalam pencarian informasi tunanetra. Namun bila mereka datang ke perpustakaan yang menyediakan alat bantu bagi tunanetra seperti di perpustakaan Yayasan Mitra Netra mereka haya menanyakan subjek yang mereka cari pada pustakawan dan mereka dapat mencari langsung menggunakan komputer bicara. “Kalo ke mitra netra saya Cuma tanya ke puatakawan mengenai bahan yang mau saya cari karena disana koleksinya braille sama digital talking book saya jadi bisa gunain senderi gak mesti dibacain”. Jn Menurut Jn bila ia mencari informasi di mitra netra mereka tidak perlu mengajak teman hanya minta bantuan saja kepada pustakawan kemudian setelah apa yang dicari ketemu ia hanya tinggal mendengarkannya dan membacanya bila dalam bentuk braille. 2 Pencarian informasi menggunakan internet Internet merupakan sumber informasi yang diminati oleh mahasiswa tunanetra terlebih internet merupakan sumber informasi yang mudah diakses dan dapat digunakan dengan komputer bicara dalam penelusuran informasi. Dalam penelusuran menggunakan internet biasanya mereka mengunjungi portal- portal yang menyediakan informasi dalam bentuk file pdf atau dalam bentuk word karena akan memudahkan mereka dalam menggunakan informasi tersebut. “Saya biasa cari informasi di perpustakaan, toko buku sama di internet ”. Fr “Lebih enak lagi kalo peke internet saya tingal ketik kata kuncinya aja karena saya pake komputer bicara nanti bacaannya keputer sendiri kaya saya dengerin kaset.”. Jn “kalo peke internet biasanya saya buka jurnal online yang dilanggan perpusnas terus lihat blog atau skripsi orang”. Rf Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa ketiga mahasiswa tunanetra lebih senang mencari informasi menggunakan komputer bicara karena dengan komputer bicara dan internet mereka tidak perlu kemana- mana dan merepotkan orang lain dan tentunya lebih mudah mencari informasi menggunakan internet. c. Extracting Extracting merupakan kegiatan pemeriksaan dan membaca dokumen yang telah dipilih baik jurnal, artikel dan buku sehingga kita dapat mengutip informasi yang relevan dengan topik atau tugas yang akan dicari. “Habis saya cari informasi dan sudah dapet bahan yang saya cari habis itu saya baca bahannya setelah dan cek kalo sesuai sama apa yang saya cari baru deh saya pake buat kutipan atau buat reverensi kalo tugas yang saya cari itu buat tugas kelompok ya saya runingin ketemen- temen mengenai hasil pencarian informasi saya”. Jn “Saya biasanya pilih informasi yang paling relevan sama tugas saya dari seluruh dokumen yang saya dapet saya gak pake semua paling beberapa aja yang saya ambil dari dokumen itu tus saya gabung deh sama informasi dari sumber lain yang sama- sama releven”.Fr “kalo pencarian saya udah ada hasilnya pasti saya dengerin dulu pake komputer bicara kalo udah relevan baru saya ambil deh buat rujukan kalo saya bisanya dirangkum dulu pahamin maksud dari bahan yang saya temuin baru saya tulis ulang buat nantinya saya dengerin lagi”.Rf Mahasiswa tunanetra biasanya membaca dokumen hasil pencarian informasi yang telah mereka peroleh dengan mendengarkan menggunakan komputer bicara, mereka memilih bahan yang paling releven dengan tugas atau topik yang meraka cari selain itu tak jarang mereka mendiskusikannya dengan orang lain. d. Verifying Verifying merupakan kegiatan yang dilakukan guna memilah dokumen atau informasi yang sesuai atau tidaknya dengan kata kunci yang digunakan atau dengan apa yang ingin kita cari. Hasil pencarian dapat digunakan dengan maksimal dan dapat dipertanggung jawabkan tergantung pada pemeriksaan dokumen, semakin selektif kita melakukan pemeriksaan maka semakin relevan hasil yang kia dapatkan. Dalam tahapan verifying bagian dari dokumen yang harus di perhatikan adalah tanggal, otoritas, pengarang dan juga relevansi dari dokumen tersebut. Dalam hal ini mahasiswa tunanetra juga melakukan pemeriksaan hasil pencarian informasi untuk menentukan dan memisahkan dokumen yang relevan dan tidak dengan tema pencarian mereka. Dalam tahapan ini terdapat dua kegiatan yaitu: 1 Pemeriksaan dokumen Pemeriksaan dokumen merupakan kegiatan yang amat penting dalam pencarian informasi karena pemeriksaan menentukan relevansi dan juga keabsahan dokumen hasil pencarian informasi. Dalam pencarian informasi seorang pencari informasi harus memeriksa beberapa poin seperti judul, pengarang , otoritas, penanggalan dan sumber informai. Sama halnya dengan pencari informasi lain seorang mahasiswa tunanetra pun melakukan pemeriksaan hasil pencarian informasi. “Biasanya saya melakukan penyortiran hasil pencarian karena kadang tema sesuai tapi isinya beda. Saya periksa tanggal sama teori yang ada dalam dokumen itu terus sama pengarngnya. Pemeriksaan sangat penting menurut saya soalnya kalo pemeriksaannya selektif maka hasilnya memuaskan sebaliknya kalo pemeriksaan tidak dilakukan dengan maksimal maka hasilnya kurang memeuaskan” Rf Untuk tau artikel yang saya dapet itu dapat dipertanggung jawabkan atau enggak biasaya saya liat pengarangnya, judul sama penanggung jawabnya. Tapi saya lebih suka cari jurnal karena udah pasti penanggung jawabnya jelas”. Jn “Biasanya buku atau hasil pencarian yang saya dapet pasti saya periksa atau cek dulu tanggal, pengarang, sama sumbernya dari mana kalo semuanya jelas baru saya pake buat rujukan tugas- tugas saya”. Fr Dapat dilihat bahwa ketiga informan melakukan pengcekan informasi dengan memperkatikan tanggal, pengarang, sumber informasi, dan penanggung jawab sehingga dokumen hasil pencarian informasinya dapat dipertanggung jawabkan. 2 Memishkan dokumen hasil pencarian informasi Pemisahan dokumen dalam pencarian informasi merupakan kegiatan yang nantinya dapat mempermudah penggunaan dokumen hasil pencarian informasi. Tujuan dari pemisahan dokumen adalah membagi dokumen hasil pencarian informasi dalam beberapa ketegori sesuai dengan tingkatan relevansi terhadap subjek pencarian informasi. Dalam pencarian informasi mahasiswa tunanetra melakukan pemisahan hasil pencarian informasi untuk memudahkan penggunaan informasi sehingga mereka tidak kesulitan dalam penggunaan informasi. “Terus kalo dokumen yang saya temuin sesuai dengan tema pasti saya pisahin sama yang tidak sesuai nah paling kalo ada bahan yang mirip- mirp masih saya pertahankan”. Rf “Saya melakukan pengecekan informasi yang saya dapat dengan mencocokan hasil pencarian informasi dengan tema yang saya usung setelah itu saya pisahin antara dokumen yang sesuai dengan tema saya dan yang tidak sesuai dengan tema karena langkah tersebut memudahkan saya dalam penggunaan informasi. Jn Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dua dari tiga informan melakukan pemeriksaan dokumen hasil pencarian informasi. e. Ending Ending merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan dalam proses pencarian informasi karena pada tahapan ini informasi yang diperoleh dapat segera digunakan. Pada tahapan ini seseorang dihadapkan pada dua hasil yaitu: 1 Penggunaan informasi Dalam hal ini seorang mahasiswa tunanetra akan menggunakan hasil pencariannya apabila hasil yang didapat sudah sesuai dan relevan dengan subjek yang mereka cari dan telah diseleksi sebelumnya sehingga mereka merasa puas dengan hasi pencarian yang mereka lakukan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan. “Biasanya hasil pencarian informasi yang saya lakukan memuaskan saya pasti gunain buat sumber rujukan, kuncinya mah kalo pas penyortiran informasi lebih diperhatikan dan lebih teliti namun sebliknya kalo penyortiran gak saya lakuin pasti hasilnya kurang memuaskan”. Fr “kalo hasil pencarian informasinya sesuai saya bisa langsuk gunain buat kerjain tugas saya”. Rf “Saya gunain deh bahan yang udah saya dapet dan paling relevan sama tugas saya buat saya jadiin bahan rujukan tugas atau acuan pembelajaran”. Jn 2 Melakukan pencarian ulang Pada tahapan ini seorang pencari informasi melakukan pengumpulan dokumen hasil pencariannya dan bila hasil pencarian informasi kurang memuaskan maka pencarian dilakukan dari awal dan menganalisa kesalahan dalam pencarian informasi tersebut. “kalo hasil pencarian informasinya sesuai saya bisa langsuk gunain buat kerjain tugas saya tapi kalo gak memuaskan saya gak cari dari awal kalo hasil pencarianya kurang memuaskan soalnya buang- buang waktu kalo gitu, nah biasanya saya analisa atau periksa dulu nih salahnya dimana dan apa yang bermasalah dalam pencarian saya setelah itu baru saya lanjutkan lagi pencarian saya. Rf “Saya gunain deh bahan yang udah saya dapet dan paling relevan sama tugas saya buat saya jadiin bahan rujukan tugas atau acuan pembelajaran. Kalo hasilnya gak sesuai saya cari lagi pake kata kunci yang lebih sesuai sama apa yang saya cari”.Jn Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa mahasiswa akan langsung menggunakan informasi yang sesuai dengan apa yang ia cari dan relevan dengan subjek yang ia cari namun sebaliknya jika hasilnya kurang memuaskan maka mereka akan melakukan pencarian ulang dengan subjek yang lebih spesifik. Dapat digambarkan bahwa pencarian informasi mahasiswa tunanetra adalah sebagi berikut: No Proses Pencarian informasi Kegiatan 1 Starting 1. Menentukan subjek pencarian 2. Tidak menentukan subjek pencarian 2 Chaining 1. Penncarian informasi di perpustakaan 2. Pencarian informasi menggunakan internet 3 Extracting Pemeriksaan dan membaca dokumen 4 Verifying 1. Melakukan pemilihan dokumen hasil pencarian 2. Memisahkan dokumen hasil pencarian informasi 5 Ending 1. Penggunaan informasi 2. Melakukan pencarian ulang Tabel 3. Tahapan Kegiatan Pencarian Informasi Mahasiswa Tunetra

3. Kendala dan Solusi Mahasiswa Tunanetra dalam Memenuhi

Kebutuhan Informasi Akademik a. Kendala dalam melakukan pencarian informasi Dalam memenuhi kebutuhan informasinya seorang mahasiswa tunantera tidak terlepas dari kendala yang harus meraka hadapi. Kendala merupakan faktor penghambat dalam melakukan penelusuran informasi dengan kata lain kendala mempengaruhi hasil dalam pencarian informasi. Kendala yang sering mereka hadapi adalah keterbatasan akibat penglihatan, kurangnya penguasaan bahasa asing, kurangnya penerimaan orang lain terhadap mereka terlebih lagi dalam lingkungan pendidikan masih banyak yang memandang mereka dengan sebelah mata, selain itu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum menyediakan media dan aksesibilitas yang memadai bagi mahasiswa penyandang tunanetra. Kendala dalam pencarian informasi mahasiswa tunanetra dibagi menjadi dua yaitu: 1 Kendala dari individu Kedala mahasiswa tunanetra yang berasal dari dirinya sendiri biasanya adalah rasa malas, kurang percaya diri, bahasa, dan keterbatasan yang dimiliki oleh mahasiswa tunanetra. “Kendala yang paling utama dari pencarian informasi ya keterbatasan yang saya, malas miliki dan bahasa”. Fr “Kendala yang saya alami itu bahasa soalnya kan kalo komputer bicara tools- toolsnya pakenya baha inggris”. Rf “kalo saya cari informasi suka males sama kadang juga suka ribet kalo mesti kemana- mana sendiri sama suka minder juga si sama orang” Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kendala terbesar dalam pencarian informasi mahasiswa tunanetra adalah rasa malas dan keterbatasan yang dimilikinya. Hal tersebut dilihat dari dua orang menjawab rasa malas merupakan kendala terbesar. 2 Kendala dari lingkungan Lingkungan merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan pencarian informasi guna memenuhi kebutuhan akademiknya. Kendala yang dialami oleh individu dalam pencarian informasi adalah tidak adanya sarana pendukung yang memudahkan tunanetra mencari informasi di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan fakultas, tidak disediakannya jalur khusus tunanetra untuk ke perpustakaan, kurangnya bahan pustaka dan kurang diterimanya mahasiswa tunanetra di UIN Syarif Hidayatullah. Berikut merupakan penggalan hasil wawancar yang peneliti lakukan dengan informan: “sama kurangnya sarana pendukung di UIN kaya digital talking book, braille dan buku dalam bentuk digital terus koneksi wifinya juga kurang bagus. Terus kalo aku di kampus cuama tau halte UIN, Fakultas dakwah sama pesanggrahan aja gak tau PU ada dimana soalnya gak ada jalur khusus sama petunjuk buat tunanetra menuju perpustakaan ”. Fr “saya sangat berharap kalo kampus menyediakan alat bantu bagi tunanetra soalnya kita kesusahan kalo gak ada alat bantunya, kalo gak ada bahan pustaka yang bentuknya digital kita mesti minta bantuan orang terus kalo udah dapet bukunya mesti scan dulu habis itu diubah ke word baru deh bisa kita baca, jadi buat baca buku kita lewatin tahapan yang

Dokumen yang terkait

Perilaku pencarian informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa UIN di Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta

1 12 162

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Modul Disposisi Pimpinan Tertintegrasi Dengan Sistem Informasi Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 1 49

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 0 41