BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan pokok bahasan dan saran-saran yang berhubungan dengan
pelaksanaan penelitian.
11
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Mahasiswa Tunanetra
1. Mahasiswa
Secara umum mahasiswa dapat diartikan sebagai mereka yang sedang menempuh atau belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa terdiri dari dua kata
yang keduanya memiliki makna besar atau agung dari kata “maha” sedangkan orang yang sedang belajar adalah makna dari kata “siswa”, dari
kedua kata tersebut mahasiswa memiliki arti siswa yang agung atau siswa yang berada pada tingkatan tertinggi dalam dunia pendidikan.
Dalam PP. No 30 Tentang Pendidikan tinggi disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan
tinggi tertentu yaitu lembaga pendidikan yang memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
atau kesenian sehingga mahasiswa adalah anggota dari suatu masyarakat tertentu yang mer
upakan “elit” intelektual dengan tanggung jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada dirinya, sesuai dengan “tridarma”
lembaga tempat ia bernaung.
1
1
Peraturan Pemerintah No. 30, Tentang Pendidikan Tinggi Bab 1 pasal 1 ayat 1 dan 6
2. Tunanetra
Secara umum tunanetra merupakan orang yang memiliki kebutuhan khusus yaitu tidak dapat melihat baik yang disebabkan oleh kecelakan dan
sebagainya ataupun sudah mengalami kebutaan sejak lahir. Dalam kamus besar bahasa indonesia tunanetra adalah orang yang tadak dapat melihat atau
buta.
2
Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali buta total dan mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak
mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan
kaca mata kurang awas low vision. Tunanetra juga dapat diartikan sebagai orang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak
berfungsinya indera penglihatan mereka. Tunanetra memiliki keterbatasan dalam penglihatan antara lain:
a. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 satu
meter. b.
Ketajaman penglihatan 20 atau 200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada jarak 20 kaki.
c. Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 20.
3
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses pada 04 Desember 2014 dari http:kbbi.web.idtunanetra
3
Pertuni , Persatuan Tunanetra Indonesian Blind Union, diakses pada 04 Desember 2014 dari
http:pertuni.idp-europe.org