38
pendapatan yang diterimanya, baik untuk daerah perkotaan maupun perdesaan, kecuali pada komoditi pakaian, alas kaki dan tutup kepala. Hal ini diduga bahwa
kebutuhan menusia akan makanan pada dasarnya mempunyai titik jenuh.
4.2. Analisis Engel
4.2.1. Deskripsi Hasil Penghitungan Fungsi K-P untuk Kurva Lorenz dan
Kurva Pemusatan
Hasil dari penghitungan fungsi K-P seperti yang dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3, diperoleh beberapa bersamaan untuk kurva Lorenz
dan kurva Pemusatan. Koefisien-koefisien dari semua persamaan fungsi K-P yang
diperoleh, yaitu a, α, dan β untuk pendapatan dan pengeluaran konsumsi komoditi
pangan dan nonpangan telah ditunjukan pada Tabel 4.2. di bawah ini. Tabel 4.2.
Estimasi Koefisien Fungsi K-P untuk Kurva Lorenz dan Kurva Pemusatan menurut Daerah Perdesaan dan Perkotaan serta
Kelompok Komoditi Makanan dan Bukan Makanan, 2008
Komoditi Perdesaan
Perkotaan
a α
β a
α β
1 2
3 4
5 6
7
Pendapatan total pengeluaran -1,33
0,88 0,78 -1,07
0,93 0,82
Padi-padian dan umbi-umbian -2,97
0,74 1,23 -4,40
0,82 1,45
Ikan, daging, telur dan susu -1,13
0,88 0,92 -1,06
0,91 1,03
Sayur-sayuran dan buah-buahan -1,54 0,86
0,87 -1,48 0,89
0,91 Makanan dan minuman jadi
-1,18 0,86
0,89 -1,09 0,91
0,93 Total Makanan
-1,63 0,84
0,87 -1,50 0,89
0,91 Perumahan dan fasilitas rumah
tangga -1,19
0,93 0,85 -0,88
0,94 0,85
Barang dan jasa -0,98
0,93 0,81 -0,76
0,95 0,87
Pakaian, alas kaki dan tutup kepala
-1,33 0,89
0,86 -1,19 0,91
0,77 Barang-barang tahan lama
-0,36 1,01
0,97 -0,43 0,98
0,94 Total bukan makanan
-0,95 0,94
0,81 -0,78 0,95
0,85
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas, 2008 diolah
39
Persamaan fungsi K-P untuk kurva Pemusatan pada komoditi padi-padian dan umbi-umbian di daerah perkotaan berdasarkan rumus 18 bab III sesuai
dengan koefisien yang diperoleh sebagai mana dapat dilihat pada tabel di atas adalah :
Ln
i
= -4,3954547 + 0,8223391 Lnθ
i
+ 1,4538540 Ln√2 – θ
i
Sedangkan persamaan fungsi K-P untuk kuva Pemusatan pada komoditi yang lain dapat dianalogkan dengan persamaan di atas dengan mengganti koefisiennya
sesuai dengan yang tercantum pada Tabel 4.2. di atas. Setelah fungsi K-P untuk pendapatan dan pengeluaran konsumsi masing-
masing komoditi pangan dan non pangan baik di daerah perdesaan maupun perkotaan diperoleh berdasarkan estimasi koefisien-koefisien seperti yang
tercantum dalam tabel di atas, maka kurva Lorenz dan kurva Pemusatan serta elastisitas Engel untuk beberapa jenis komoditi yang bersangkutan dapat dihitung.
Gambaran dari hasil penghitungan kurva Lorenz dan kurva Pemusatan baik daerah perdesaan maupun perkotaan yang diolah berdasarkan metode Engel dapat
dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan rumus elastisitas Engel pada bab III, setelah dilakukan
penurunan pertama dan kedua dari fungsi K-P untuk pengeluaran konsumsi masing-masing kelompok komoditi maka dapat diketahui nilai elastisitasnya.
Contoh dari proses maupun pengolahan data sehingga dapat diperoleh nilai elastisitas Engel secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran
4, dimana Lampiran 2 untuk proses pengolahan data pendapatan sehingga dihasilkan kurva Lorenz hingga turunan kedua dan Lampiran 4 untuk proses
40
pengolahan data pengeluaran hingga diperoleh kurva Pemusatan dan nilai dari elastisitas Engel.
4.2.2. Analisis Elastisitas Engel, Kurva Lorenz dan Kurva Pemusatan