15
Sari 1999 meneliti mengenai perilaku konsumen yang sangat penting artinya bagi seorang marketing. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa ketika
pasar relatif kecil maka perilaku konsumen dapat dideteksi secara langsung. Tetapi kondisinya berbeda ketika pasar berkembang semakin besar. Krisis
moneter yang berkepanjangan mengakibatkan perubahan pada pola konsumsi masyarakat. Konsumen menjadi sangat hati-hati dan rasional dalam
membelanjakan uangnya. Hal ini membutuhkan kejelian dan kepintaran bagi seorang marketing dalam memandang konsumen, dimana tidak hanya menjadi
objek tetapi juga sebagai subjek yang harus dimintakan partisipasinya. Prasojo 1999 menjelaskan perubahan perilaku masyarakat dalam
membeli buying behaviour dimasa krisis moneter 1997 dan strategi apa yang seharusnya diterapkan oleh para marketing untuk mengantisipasi kondisi tersebut.
Dari hasil penelitiannya menunjukan bahwa dampak krisis ekonomi terhadap konsumsi rumah tangga menunjukan kecenderungan memburuk. Sebagian besar
63,74 persen menjawab pola konsumsi mereka merosot tajam dan hanya 0,18 persen yang menjawab meningkat. Disamping itu juga bahwa sebagian besar
pendapatan mereka menurun dan hanya 3,82 persen yang menjawab membaik.
2.3. Kerangka Pemikiran
2.3.1. Model Penelitian
Penelitian ini tentang keterkaitan antara tingkat pendapatan yang diterima masyarakat dengan besarnya konsumsi atas pangan dan nonpangan pada komoditi
tertentu baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Disamping itu, penelitian ini
16
juga melihat seberapa besar tingkat ketimpangan pendapatan dan pengeluaran konsumsi atas komoditi-komoditi tersebut pada berbagai tingkat pendapatan di
daerah perdesaan maupun perkotaan.
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran mengenai Perilaku Konsumen Sebagaimana terlihat pada gambar di atas bahwa rumah tangga menerima
pendapatan dari balas jasa faktor-faktor produksi dan menggunakan pendapatannya tersebut untuk memperoleh mengkonsumsi barang dan jasa serta
sebagian lagi untuk di tabung. Penggunaan pendapatan untuk konsumsi pengeluaran dapat dibedakan menjadi pengeluaran konsumsi pangan dan non
pangan. Dengan melihat perilaku yang terjadi di masyarakat, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan, dalam membelanjakan pendapatannya untuk
konsumsi pangan dan non pangan dapat digunakan untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat. Pada kondisi pendapatan terbatas, pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan menjadi prioritas utama yang ditandai dengan pola pengeluaran untuk pangan lebih besar dibanding dengan non pangan. Namun pada kondisi
masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan relatif cukup tinggi, maka Pendapatan Rumah
Tangga Desa - Kota
Pengeluaran Konsumsi
Non Pangan
Perilaku Konsumen dan Ketimpanagan Konsumsi
Desa - Kota
Pangan
Tabungan
17
pengeluaran untuk pangan mempunyai proporsi yang lebih kecil dibanding non pangan. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat sudah pada tingkat yang
lebih sejahtera.
2.3.2. Definisi Peubah Operasional
1. Dampak yang terjadi akibat perubahan pendapatan terhadap perubahan
perilaku konsumen adalah akibat-akibat yang ditimbulkan dari berubahnya pendapatan yang diterima masyarakat terhadap besarnya perubahan yang
dilakukan masyarakat dalam menggunakan mengkonsumsi komoditi kelompok pangan dan komoditi kelompok nonpangan.
2. Elastisitas pengeluaran komoditi tertentu adalah rasio atau perbandingan
antara perubahan relatif dari pengeluaran konsumsi komoditi tertentu dengan perubahan relatif dari pendapatan.
3. Kurva Engel merupakan suatu grafik yang menggambarkan hubungan
pengeluaran konsumsi untuk suatu jenis komoditi tertentu pada tingkat pendapatan yang berbeda, dan dalam bentuk fungsi disebut fungsi Engel.
Sedangkan rasio antara proporsi perubahan pengeluaran konsumsi suatu komoditi tertentu dengan proporsi perubahan tingkat pendapatan dari rumah
tangga disebut Elatisitas Pengeluaran atau Elastisitas Engel. 4.
Kurva Lorenz merupakan suatu kurva yang menunjukan hubungan antara proporsi komulatif dari jumlah pendapatan yang diterima dengan proporsi
komulatif jumlah penduduk setelah dilakukan pengurutan pendapatan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
18
Gambar 2.3. Kurva Lorenz 5.
Kurva Pemusatan merupakan suatu kurva yang menunjukan hubungan antara proporsi komulatif dari jumlah pengeluaran dengan proporsi
komulatif jumlah penduduk setelah dilakukan pengurutan pendapatan dari yang terendah sampai yang tertinggi.
6. Fungsi Kakwani and Podder atau disingkat fungsi K-P adalah suatu fungsi
untuk Kurva Lorenz atau Kurva Pemusatan yang menunjukan hubungan antara garis Egalitarian dengan Kurva Lorenz atau Kurva Pemusatan dengan
menggunakan koordinat
θ dan hasil dari transformasi.
7. Garis Egalitarian adalah suatu garis diagonal yang mempunyai sudut 45
o
pada Kurva Lorenz dan Kurva Pemusatan yang menunjukan distribusi pendapatan atau pengeluaran yang merata secara sempurna yang dilakukan
oleh masyarakat. 8.
Indeks Williamson atau yang dikenal dengan nama indeks CV
w
.adalah suatu angka indeks antara 0 dan 1 yang digunakan untuk mengukur tingkat
Persentase Pendapatan
Persentase Penerima Pendapatan 100
100 Kurva Lorenz
19
ketimpangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan dan pengeluaran antara berbagai kelompok masyarakat.
9. Pendapatan perkapita sebulan adalah perbandingan antara pendapatan yang
diterima oleh semua anggota masyarakat selama sebulan dengan banyaknya anggota masyarakat.
10. Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan adalah perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama
sebulan baik yang berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi sendiri dengan banyaknya anggota rumah tangga. Konsumsi rumah tangga
dibedakan atas konsumsi pangan maupun nonpangan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga
saja, tidak termasuk konsumsi atau pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain.
11. Pengeluaran perkapita sebulan adalah perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota masyarakat selama sebulan
dengan banyaknya anggota masyarakat. 12. Proporsi jumlah penduduk adalah rasio atau perbandingan antara jumlah
penduduk pada kelompok tertentu dengan jumlah penduduk seluruh kelompok pada daerah tertentu.
13. Proporsi jumlah pendapatan adalah rasio atau perbandingan antara jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh penduduk pada kelompok tertentu
dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh penduduk pada seluruh kelompok masyarakat.
20
14. Proporsi jumlah pengeluaran adalah rasio atau perbandingan antara jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh penduduk pada kelompok tertentu
dengan jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh penduduk pada seluruh kelompok masyarakat.
15. Proporsi komulatif jumlah penduduk adalah komulatif dari proporsi jumlah penduduk yang diurutkan sesuai dengan kelompok pendapatan, yaitu dari
yang terendah sampai yang tertinggi. 16. Proporsi komulatif jumlah pendapatan adalah komulatif dari proporsi jumlah
pendapatan yang diurutkan sesuai dengan kelompok pendapatan, yaitu dari yang terendah sampai yang tertinggi.
17. Proporsi komulatif jumlah pengeluaran adalah komulatif dari proporsi jumlah pengeluaran yang diurutkan sesuai dengan kelompok pendapatan,
yaitu dari yang terendah sampai yang tertinggi.
2.4. Hipotesis