Kesimpulan Saran ` Efek Berita Kriminal Terhadap Perilaku Khalayak Remaja

61

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Keterdedahan khalayak remaja pada berita kriminal di televisi menunjukkan bahwa responden tidak memiliki preferensi khusus terhadap jenis berita kriminal yang ditonton. Sebagian besar menonton seluruh jenis berita kriminal langsung dan mendalam, serta termasuk sering menonton berita kriminal di televisi dengan durasi yang cukup. Faktor karakteristik individu yang berhubungan dengan keterdedahan khalayak adalah motif menonton. Motif menonton berhubungan nyata terhadap jenis berita yang ditonton. Faktor karakteristik lingkungan sosial yang berhubungan dengan keterdedahan khalayak adalah pekerjaan orangtua. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan jenis berita kriminal dan frekuensi menonton. Tayangan berita kriminal di televisi menimbulkan efek di kalangan khalayak pada tingkatan yang sedang. Efek kognitif dan afektif muncul di kalangan khalayak dalam tingkatan yang hampir seimbang. Efek kognitif berita kriminal yang berpotensi paling menonjol yakni persepsi responden terhadap isi berita kriminal. Efek afektif yang signifikan dirasakan responden yakni munculnya rasa cemas di kalangan responden. Keterdedahan khalayak remaja pada berita kriminal di televisi tidak berhubungan dengan efek kognitif. Adanya hubungan antara keterdedahan khalayak remaja hubungan dengan efek afektif. Secara spesifik ada hubungan nyata frekuensi menonton dengan toleransi akan tindak kekerasan.

6.2 Saran `

Pihak stasiun televisi sebaiknya lebih memperhatikan kemasan berita kriminal yang akan ditayangkan televisi. Hal ini berkaitan dengan adanya hubungan nyata motif menonton dengan jenis berita yang ditonton. Beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan yakni : 1. Memperhatikan apa yang menjadi minat dan kebutuhan khalayak menonton berita kriminal, seperti memperbanyak informasi mengenai kasus kriminal 62 dengan isi berita yang dipaparkan lengkap, guna memuaskan kebutuhan responden akan informasi motif informasi. 2. Memproduksi kemasan berita kriminal dengan esensi yang menarik dan informatif, misalnya diselingi humor dengan ulasan yang ringan, guna memuaskan kebutuhan responden akan hiburan dan juga responden yang memiliki motif mengisi waktu luang. 3. Mengurangi pemberitaan kasus yang diungkap berlebihan, seperti mengulas kasus kriminal secara terbuka, tanpa disertai sensor, memperlihatkan reka adegan secara rinci, menunjukkan ceceran darah korban ataupun mengekspos penderitaan yang dialami pelaku maupun korban kriminal, bahkan memperhatikan pemberitaan secara cover both side berimbang. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari munculnya de-sensitization effects berkurang atau hilangnya kepekaan terhadap kekerasan. Sebaiknya orang tua lebih memiliki peran yang aktif untuk mengawasi anak- anaknya saat menonton televisi, dalam hal memberikan arahan dan bimbingan kepada anak-anaknya akan siaran televisi, khususnya saat menonton berita kriminal. Sekaligus lebih peka memahami perubahan perilaku anak-anak akibat menonton berita kriminal di televisi, sehingga mampu menetralisir dampak negatif yang akan menerpa kehidupan remaja. Bagi khalayak responden lebih selektif memilih beragam tayangan di televisi dan menyeleksi setiap informasi yang diterima dari media. Sebaiknya khalayak tidak mempercayai sepenuhnya apa yang ditampilkan di media. Memiliki gambaran yang wajar mengenai realitas, sehingga mampu menetralisir hal-hal yang ditayangkan melalui pemberitaan kriminal di televisi, seperti mengurangi rasa curiga yang berlebihan dan de-sensitization effects berkurang atau hilangnya kepekaan terhadap kekerasan. 63 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Tayangan Kekerasan. http:72.14.235.132search?q= cache:4xVt597LpAwJ:www.warmasif.co.idkesehatanonlinemod.php 3Fmod3Ddownload26op3Dvisit26lid3D394+tayangan+kekera sanhl=idct=clnkcd=26gl=id. Diakses pada 8 januari 2009. Anonim. 2005. Mereka Belajar dari Berita Kriminal Televisi. http:www2.kompas.comkompas- cetak050324sumbagut1638777.htm. Diakses pada Sabtu, 17 Januari 2009. Anonim. 2009. Instrumen Profil Sekolah. Jakarta : SMP Tamansiswa. Arixs. 2006. Tayangan Kekerasan dan Kesadisan perlu Dikontrol. http:www.cybertokoh.commod.php?mod=publisherop=vie warticleartid=715. Diakses pada Sabtu, 17 Januari 2009. Atkinson, Rita L, dkk. 1983. Pengantar Psikologi 1 Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Robert A, Baron.2005. Psikologi Sosial Jilid 1 Edisi 10. Jakarta : Erlangga. Budhiarty, Eka. 2004. Hubungan Antara Perilaku Menonton Program Berita Kriminal di Televisi dengan Agresivitas Remaja Kasus Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 112, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta .[Skrip]. Bogor : Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. De Vito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia : Kuliah Dasar. Edisi 5. Jakarta : Professional Books. Ellen, Wartella, Adriana Olivarez, Nancy Jennings. 2005. McQuail Mass Communication Theory . London : Sage Publication. Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Mardalis, Drs. 2007. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : PT Bumi Aksara Mazdalifah. 1999. Hubungan Keterdedahan Tayangan Kekerasan di Televisi dengan Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Anak Kasus Murid SD Negeri 1 Gunung Batu Bogor Barat. [Tesis]. Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. McQuail, Dennis. 2000. Mass Communication Theory An Introduction fourth Edition. Sage Publication . London : Thousand Oak-New Dehli. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mu’tadin, Zainun. 2002. Faktor Penyebab Perilaku Agresi. http:www.e- psikologi.comremaja100602.htm. Diakses pada 17 Januari 2009 64 Novilena, Patty. 2004. Hubungan Karakteristik Individu, Sikap dan Perilaku Menonton Tayangan Berita Kriminal di Televisi Kasus Desa Tambun Raya, Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah. [Skrip]. Bogor : Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Pitaloka, Ardiningtiyas RR. 2006. Pengkondisian Kekerasan oleh Media Televisi Kita . http:www.e-psikologi.comsosial111206.htm. Diakses pada Sabtu, 17 Januari 2009. Purwatiningsih, Sri Desti. 2004. Motif Menonton Berita Kriminal di Televisi dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Audiens. [Tesis]. Bogor : Sekolah PascaSarjana, Institut Pertanian Bogor. Rakhmat, Jalaluddin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. _________________. 2004. Psikologi Komunikasi Massa. Bandung : Remaja Rosdakarya. Romer, Daniel, Kathleen Hall, Sean Aday. 2003. Television News And Cultivation of Fear of Crime dalam Journal of Communication Vol.53 No.1 ISSN 0021-9916.Oxford University Press. Siagian, E. Christina T. 2000. Analisis Isi Berita Pembangunan di Rajawali Citra Televisi Indonesia dalam Tahun 1997 . [Skrip]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi Ed. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Suangga, Oktaviany. 2004. Persepsi Remaja Pedesaan terhadap Tayangan Berita Kriminalitas di Televisi. [Skrip]. Bogor : Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Suharto, Ari. 2006. Hubungan Pola Menonton Berita Kriminal di Televisi dengan Perilaku Remaja Kasus SLTPN 175 Jakarta dan SMPN 1 Dramaga Bogor. [Skrip]. Bogor : Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Vera, Nawiroh S.sos. 2007. Kekerasan dalam Media Massa ; Perspektif Kultivasi. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur. http :209.85.175.104?q=cache: lbhh4195j98j : jurnal.bl.ac.id. Diakses pada 28 Oktober 2008. Widiastuti, Wahyu. 2002. Dampak Adegan Kekerasan di Televisi terhadap Perilaku Agresif Remaja Perkotaan . Jurnal Penelitian UNIB Vol. VIII. No 3, Hal 140-143. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Bengkulu. Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Grasindo. 65 LAMPIRAN 74 LAMPIRAN 2 HASIL ANALISIS CHI SQUARE HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KETERDEDAHAN KHALAYAK REMAJA PADA BERITA KRIMINAL DI TELEVISI ¾ Hubungan Umur dengan jenis berita Chi-Square Tests 4,390 a 3 ,222 4,439 3 ,218 4,267 1 ,039 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 4 cells 50,0 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,90. a. Symmetric Measures ,265 ,222 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel umur dengan jenis berita H1 : ada hubungan antara variabel umur dengan jenis berita Keputusan : p-value = 0.222 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel umur dengan jenis berita kriminal Nilai koefisien kontingensi = 0.265 Crosstab Count 2 13 1 10 26 1 9 1 21 32 3 22 2 31 58 13 14 umur Total tidak menonton langsung mendalam langsung dan mendalam Jenis berita kriminal Total 75 ¾ Hubungan umur dengan frekuensi menonton Chi-Square Tests ,613 a 2 ,736 ,614 2 ,736 ,378 1 ,539 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 4 cells 66,7 have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,34. a. Symmetric Measures ,102 ,736 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel umur dengan frekuensi menonton H1 : ada hubungan antar variabel umur dengan frekuensi menonton Keputusan : p-value = 0.736 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antar variabel umur dengan frekuensi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.102 ¾ Hubungan umur dengan durasi menonton Crosstab Count 2 4 20 26 1 5 26 32 3 9 46 58 13 14 umur Total tidak pernah jarang sering Frekuensi menonton Total 76 Chi-Square Tests ,855 a 2 ,652 1,232 2 ,540 ,241 1 ,624 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 2 cells 33,3 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,45. a. Symmetric Measures ,121 ,652 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel umur dengan durasi menonton H1 : ada hubungan antar variabel umur dengan durasi menonton Keputusan : p-value = 0.652 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antar variabel umur dengan durasi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.121 Crosstab Count 14 12 26 16 15 1 32 30 27 1 58 13 14 umur Total tidak lengkap lengkap sangat lengkap Durasi menonton Total 77 ¾ Hubungan Jenis kelamin dengan jenis berita Chi-Square Tests 2,547 a 3 ,467 3,327 3 ,344 ,379 1 ,538 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 4 cells 50,0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00. a. Symmetric Measures ,205 ,467 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel jenis kelamin dengan jenis berita kriminal H1 : ada hubungan antara variabel jenis kelamin dengan jenis berita kriminal Keputusan : p-value = 0.467 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antar variabel jenis kelamin dengan jenis berita kriminal Nilai koefisien kontingensi = 0.205 ¾ Hubungan Jenis kelamin dengan frekuensi menonton Crosstab Count 2 12 15 29 1 10 2 16 29 3 22 2 31 58 laki-laki perempuan jenis kelamin Total tidak menonton langsung mendalam langsung dan mendalam Jenis berita kriminal Total 78 Chi-Square Tests ,444 a 2 ,801 ,451 2 ,798 ,057 1 ,811 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 4 cells 66,7 have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,50. a. Symmetric Measures ,087 ,801 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel jenis kelamin dengan frekuensi menonton H1 : ada hubungan antar variabel jenis kelamin dengan frekuensi menonton Keputusan : p-value = 0.801 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antar variabel jenis kelamin dengan frekuensi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.087 ¾ Hubungan Jenis kelamin dengan durasi menonton Crosstab Count 2 4 23 29 1 5 23 29 3 9 46 58 laki-laki perempuan jenis kelamin Total tidak pernah jarang sering Frekuensi menonton Total 79 Chi-Square Tests 3,126 a 2 ,210 3,526 2 ,172 2,918 1 ,088 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 2 cells 33,3 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,50. a. Symmetric Measures ,226 ,210 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel jenis kelamin dengan durasi menonton H1 : ada hubungan antar variabel jenis kelamin dengan durasi menonton Keputusan : p-value = 0.210 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antar variabel jenis kelamin dengan durasi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.226 ¾ Hubungan Prestasi akademis di kelas dengan jenis berita Crosstab Count 12 16 1 29 18 11 29 30 27 1 58 laki-laki perempuan jenis kelamin Total tidak lengkap lengkap sangat lengkap Durasi menonton Total 80 Chi-Square Tests 2,595 a 6 ,858 3,958 6 ,682 ,111 1 ,739 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 9 cells 75,0 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,21. a. Symmetric Measures ,207 ,858 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel prestasi akademis di kelas dengan jenis berita kriminal H1 : ada hubungan antara variabel prestasi akademis di kelas dengan jenis berita kriminal Keputusan : p-value = 0.858 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel prestasi akademis di kelas dengan jenis berita kriminal Nilai koefisien kontingensi = 0.207 Crosstab Count 3 3 6 4 7 11 3 15 2 21 41 3 22 2 31 58 ranking 1-5 ranking 6-10 ranking 10 Prestasi akademis di kelas Total tidak menonton langsung mendalam langsung dan mendalam Jenis berita kriminal Total 81 ¾ Hubungan Prestasi akademis di kelas dengan frekuensi menonton Chi-Square Tests 1,349 a 4 ,853 2,184 4 ,702 ,488 1 ,485 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 6 cells 66,7 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,31. a. Symmetric Measures ,151 ,853 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel Prestasi akademis di kelas dengan frekuensi menonton H1 : ada hubungan antar variabel Prestasi akademis di kelas dengan frekuensi menonton Keputusan : p-value = 0.853 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antar variabel Prestasi akademis di kelas dengan frekuensi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.151 Crosstab Count 1 5 6 2 9 11 3 6 32 41 3 9 46 58 ranking 1-5 ranking 6-10 ranking 10 Prestasi Akademis di kelas Total tidak pernah jarang sering Frekuensi menonton Total 82 ¾ Prestasi akademis di kelas vs durasi menonton Chi-Square Tests 3,919 a 4 ,417 4,383 4 ,357 ,834 1 ,361 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 5 cells 55,6 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,10. a. Symmetric Measures ,252 ,417 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel Prestasi akademis di kelas dengan durasi menonton H1 : ada hubungan antar variabel Prestasi akademis di kelas dengan durasi menonton Keputusan : p-value = 0.417 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antar variabel Prestasi akademis di kelas dengan durasi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.252 Crosstab Count 5 1 6 4 7 11 21 19 1 41 30 27 1 58 ranking 1-5 ranking 6-10 ranking 10 Prestasi Akademis di kelas Total tidak lengkap lengkap sangat lengkap Durasi menonton Total 83 ¾ Hubungan Motif menonton dengan jenis berita kriminal Chi-Square Tests 12,353 a 6 ,055 12,270 6 ,056 ,717 1 ,397 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 6 cells 50,0 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,48. a. Symmetric Measures ,419 ,055 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel motif menonton dengan jenis berita kriminal H1 : ada hubungan antar variabel motif menonton dengan jenis berita kriminal Keputusan : p-value = 0.055 α = 0.10 sehingga Tolak H0, artinya ada hubungan antara variabel motif menonton dengan jenis berita kriminal Nilai koefisien kontingensi = 0.419 Crosstab Count 2 8 18 28 10 6 16 1 4 2 7 14 3 22 2 31 58 informasi mengisi waktu luang ng hiburan Motif menonton Total tidak menonton langsung mendalam langsung dan mendalam jenis berita kriminal Total 84 ¾ Hubungan Motif menonton dengan frekuensi menonton Chi-Square Tests 1,826 a 4 ,768 2,593 4 ,628 ,001 1 ,979 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 6 cells 66,7 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,72. a. Symmetric Measures ,175 ,768 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel motif menonton dengan frekuensi menonton H1 : ada hubungan antar variabel motif menonton dengan frekuensi menonton Keputusan : p-value = 0.768 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel motif menonton dengan frekuensi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.175 Crosstab Count 2 4 22 28 2 14 16 1 3 10 14 3 9 46 58 informasi mengisi waktu luang hiburan Motif menonton Total tidak pernah jarang sering Frekuensi menonton Total 85 ¾ Hubungan motif menonton dengan durasi menonton Chi-Square Tests 3,278 a 4 ,512 3,658 4 ,454 ,578 1 ,447 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 3 cells 33,3 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,24. a. Symmetric Measures ,231 ,512 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel motif menonton dengan durasi menonton H1 : ada hubungan antar variabel motif menonton dengan durasi menonton Keputusan : p-value = 0.612 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel motif menonton dengan durasi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.231 Crosstab Count 16 11 1 28 9 7 16 5 9 14 30 27 1 58 informasi mengisi waktu luang hiburan Motif menonton Total tidak lengkap lengkap sangat lengkap Durasi menonton Total 86 LAMPIRAN 3 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN KETERDEDAHAN KHALAYAK REMAJA PADA BERITA KRIMINAL DI TELEVISI ¾ Hubungan lokasi tinggal dengan jenis berita kriminal Chi-Square Tests 5,112 a 6 ,529 6,018 6 ,421 3,169 1 ,075 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 8 cells 66,7 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,24. a. Symmetric Measures ,285 ,529 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel lokasi tinggal dengan jenis berita kriminal H1 : ada hubungan antar variabel lokasi tinggal dengan jenis berita kriminal Keputusan : p-value = 0.529 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antar variabel lokasi tempat tinggal dengan jenis berita kriminal Nilai koefisien kontingensi = 0.285 Crosstab Count 1 3 1 12 17 3 4 7 2 16 1 15 34 3 22 2 31 58 Tidak pernah jarang Sering ssss lokasi tinggal Total tidak menonton langsung mendalam langsung dan mendalam jenis berita kriminal Total 87 ¾ Hubungan lokasi tinggal dengan frekuensi menonton Chi-Square Tests 1,669 a 4 ,796 1,966 4 ,742 ,416 1 ,519 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 5 cells 55,6 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,36. a. Symmetric Measures ,167 ,796 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antar variabel lokasi tinggal dengan frekuensi menonton H1 : ada hubungan antar variabel lokasi tinggal dengan frekuensi menonton Keputusan : p-value = 0.796 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel lokasi tinggal dengan frekuensi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.167 Crosstab Count 1 4 12 17 1 6 7 2 4 28 34 3 9 46 58 Tidak pernah jarang sering lokasi tinggal Total tidak pernah jarang sering Frekuensi menonton Total 88 ¾ Hubungan lokasi tempat tinggal dengan durasi menonton Chi-Square Tests 2,686 a 4 ,612 3,056 4 ,548 ,169 1 ,681 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 5 cells 55,6 have expected count less than 5. The minimum expected count is ,12. a. Symmetric Measures ,210 ,612 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel lokasi tempat tinggal dengan durasi menonton H1 : ada hubungan antara variabel lokasi tempat tinggal dengan durasi menonton Keputusan : p-value = 0.612 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel lokasi tempat tinggal dengan durasi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.210 Crosstab Count 7 10 17 5 2 7 18 15 1 34 30 27 1 58 Tidak pernah jarang sering lokasi tinggal Total tidak lengkap lengkap sangat lengkap Durasi menonton Total 89 Î Hubungan Pekerjaan ayah dengan Jenis Berita Kriminal Crosstab Count 3 1 11 15 1 10 1 9 21 1 5 4 10 1 1 2 4 1 1 2 2 4 6 3 22 2 31 58 karyawan swasta wiraswasta buruh PNS TNIPOLRI tidak bekerja pkjayh Total tidak menonton berita langsung 2 berita mendalam Jberita Total Chi-Square Tests 10.562 a 15 .783 10.974 15 .754 .290 1 .590 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 19 cells 79.2 have expected count less than 5. The minimum expected count is .07. a. Symmetric Measures .392 .783 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel pekerjaan ayah dengan jenis berita H1 : ada hubungan antara pekerjaan ayah dengan jenis berita Keputusan : p-value = 0.783 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan dengan jenis berita Nilai koefisien kontingensi = 0.738 90 Î Jenis Pekerjaan ayah dengan Frekuensi Menonton Crosstab Count 3 12 15 1 4 16 21 1 1 8 10 1 3 4 2 2 1 5 6 3 9 46 58 karyawan swasta wiraswasta buruh PNS TNIPOLRI tidak bekerja pkjayh Total tidak pernah jarang sering frekuensi Total Chi-Square Tests 6.339 a 10 .786 6.880 10 .737 .007 1 .933 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 15 cells 83.3 have expected count less than 5. The minimum expected count is .10. a. Symmetric Measures .314 .786 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ayah dengan frekuensi menonton H1 : ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan dengan frekuensi menonton Keputusan : p-value = 0.768 α = 0.10 sehingga Tolak H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ayah dengan frekuensi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.314 91 Î Jenis Pekerjaan ayah dengan Durasi menonton Crosstab Count 10 5 15 1 5 14 1 21 1 5 4 10 1 2 1 4 2 2 3 3 6 3 27 27 1 58 karyawan swasta wiraswasta buruh PNS TNIPOLRI tidak bekerja pkjayh Total tidak lengkap lengkap sangat lengkap 3 durasi Total Chi-Square Tests 15.190 a 15 .438 15.989 15 .383 .430 1 .512 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 20 cells 83.3 have expected count less than 5. The minimum expected count is .03. a. Symmetric Measures .456 .438 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ayah dengan durasi menonton H1 : ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ayah dengan durasi menonton Keputusan : p-value = 0.438 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ayah dengan durasi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0456 92 Pekerjaan ibu dengan jenis berita Crosstab Count 2 17 27 46 2 2 2 2 4 1 1 1 3 2 1 3 3 22 2 31 58 mengurus rt karyawan swasta wiraswasta buruh tidak bekerja pkjibu Total tidak menonton berita langsung 2 berita mendalam Jberita Total Chi-Square Tests 37.359 a 12 .000 21.620 12 .042 2.128 1 .145 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 18 cells 90.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is .07. a. Symmetric Measures .626 .000 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ayah dengan jenis berita H1 : ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ibu dengan jenis berita Keputusan : p-value = 0.000 α = 0.10 sehingga Tolak H0, artinya ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ibu dengan jenis berita Nilai koefisien kontingensi = 0.626 93 Pekerjaan ibu dengan frekuensi menonton Crosstab Count 2 4 40 46 2 2 4 4 1 2 3 1 2 3 3 9 46 58 mengurus rt karyawan swasta wiraswasta buruh tidak bekerja pkjibu Total tidak pernah jarang sering frekuensi Total Chi-Square Tests 30.033 a 8 .000 21.735 8 .005 4.341 1 .037 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 13 cells 86.7 have expected count less than 5. The minimum expected count is .10. a. Symmetric Measures .584 .000 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ibu dengan frekuensi menonton H1 : ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ibu dengan frekuensi menonton Keputusan : p-value = 0.000 α = 0.10 sehingga Tolak H0, artinya ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ibu dengan frekuensi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.000 Pekerjaan ibu dengan Durasi Menonton 94 Crosstab Count 2 23 20 1 46 1 1 2 2 2 4 1 1 1 3 3 3 3 27 27 1 58 mengurus rt karyawan swasta wiraswasta buruh tidak bekerja pkjibu Total tidak lengkap lengkap sangat lengkap 3 durasi Total Chi-Square Tests 9.091 a 12 .695 8.159 12 .773 .321 1 .571 58 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. 2-sided 18 cells 90.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is .03. a. Symmetric Measures .368 .695 58 Contingency Coefficient Nominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis. a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b. Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ibu dengan durasi menonton H1 : ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ibu dengan frekuensi menonton Keputusan : p-value = 0.695 α = 0.10 sehingga Tolak H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel jenis pekerjaan ibu dengan durasi menonton Nilai koefisien kontingensi = 0.368 Pendidikan Ayah dengan Jenis Berita 95 Crosstab Count 2 1 3 6 1 3 10 2 8 1 20 31 3 3 6 1 3 4 8 3 22 2 31 58 SD SLTP SMU DID2D3 SIS2S3 pdkkayh Total tidak menonton berita langsung 2 berita mendalam Jberita Total Pendidikan Ayah dengan frekuensi menonton Crosstab Count 2 1 3 1 9 10 2 3 26 31 1 5 6 1 2 5 8 3 9 46 58 SD SLTP SMU DID2D3 SIS2S3 pdkkayh Total tidak pernah jarang sering frekuensi Total Pendidikan Ayah dengan durasi menonton Crosstab Count 3 3 5 5 10 2 16 12 1 31 3 3 6 1 3 4 8 3 27 27 1 58 SD SLTP SMU DID2D3 SIS2S3 pdkkayh Total tidak lengkap lengkap sangat lengkap 3 durasi Total Pendidikan ibu dengan jenis berita 96 Crosstab Count 1 1 5 7 5 7 12 2 12 2 17 33 3 2 5 1 1 3 22 2 31 58 SD SMP SMA D1D2D3 SIS2S3 pdkkibu Total tidak menonton berita langsung 2 berita mendalam Jberita Total Pendidikan ibu dengan frekuensi menonton Crosstab Count 1 1 5 7 12 12 2 6 25 33 1 4 5 1 1 3 9 46 58 SD SMP SMA D1D2D3 SIS2S3 pdkkibu Total tidak pernah jarang sering frekuensi Total Pendidikan ibu dengan durasi menonton Crosstab Count 1 3 3 7 6 6 12 2 14 16 1 33 4 1 5 1 1 3 27 27 1 58 SD SMP SMA D1D2D3 SIS2S3 pdkkibu Total tidak lengkap lengkap sangat lengkap 3 durasi Total 97 Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Antara Pendidikan dan Pengawasan Orangtua Keluarga dengan Keterdedahan Khalayak Correlations 1.000 .628 .073 -.052 -.088 . .000 .586 .700 .510 58 58 58 58 58 .628 1.000 -.147 -.140 -.011 .000 . .270 .295 .936 58 58 58 58 58 .073 -.147 1.000 .493 .188 .586 .270 . .000 .158 58 58 58 58 58 -.052 -.140 .493 1.000 .095 .700 .295 .000 . .477 58 58 58 58 58 -.088 -.011 .188 .095 1.000 .510 .936 .158 .477 . 58 58 58 58 58 Correlation Coefficie Sig. 2-tailed N Correlation Coefficie Sig. 2-tailed N Correlation Coefficie Sig. 2-tailed N Correlation Coefficie Sig. 2-tailed N Correlation Coefficie Sig. 2-tailed N pkdkayh pdkibu jenis berita frekuensi durasi Spearmans rh pkdkayh pdkibu jenis berita frekuensi durasi Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel jenis berita kriminal dengan pendidikan H1 : ada hubungan antara variabel jenis berita kriminal dengan pendidikan Keputusan : p-value = 0.929 α = 0.10 sehingga Terima H0, artinya tidak ada hubungan antara variabel jenis berita dengan pendidikan Hasil di atas menunjukkan : Jenis berita tidak berhubungan dengan pendidikan maupun pengawasan orangtua p-value0.10 Frekuensi tidak berhubungan dengan pendidikan maupun pengawasan orangtua p-value0.10 Durasi tidakberhubungan dengan pendidikan maupun pengawasan orangtua p-value0.10 98 99 Lampiran 4 HASIL ANALIS RANK SPEARMAN HUBUNGAN ANTARA KETERDEDAHAN KHALAYAK REMAJA PADA BERITA KRIMINAL DI TELEVISI DENGAN EFEK BERITA KRIMINAL Correlations 1,000 ,493 ,188 -,028 ,217 ,097 ,159 ,033 -,023 . ,000 ,158 ,833 ,102 ,468 ,233 ,806 ,863 58 58 58 58 58 58 58 58 58 ,493 1,000 ,095 ,021 ,167 ,095 ,176 ,211 ,268 ,000 . ,477 ,878 ,210 ,477 ,187 ,113 ,042 58 58 58 58 58 58 58 58 58 ,188 ,095 1,000 -,044 ,017 -,122 -,119 ,160 ,139 ,158 ,477 . ,743 ,899 ,362 ,375 ,230 ,297 58 58 58 58 58 58 58 58 58 -,028 ,021 -,044 1,000 ,420 ,415 ,067 ,376 ,315 ,833 ,878 ,743 . ,001 ,001 ,615 ,004 ,016 58 58 58 58 58 58 58 58 58 ,217 ,167 ,017 ,420 1,000 ,368 -,078 ,181 ,432 ,102 ,210 ,899 ,001 . ,004 ,559 ,173 ,001 58 58 58 58 58 58 58 58 58 ,097 ,095 -,122 ,415 ,368 1,000 ,252 ,303 ,404 ,468 ,477 ,362 ,001 ,004 . ,056 ,021 ,002 58 58 58 58 58 58 58 58 58 ,159 ,176 -,119 ,067 -,078 ,252 1,000 ,310 -,086 ,233 ,187 ,375 ,615 ,559 ,056 . ,018 ,519 58 58 58 58 58 58 58 58 58 ,033 ,211 ,160 ,376 ,181 ,303 ,310 1,000 ,413 ,806 ,113 ,230 ,004 ,173 ,021 ,018 . ,001 58 58 58 58 58 58 58 58 58 -,023 ,268 ,139 ,315 ,432 ,404 -,086 ,413 1,000 ,863 ,042 ,297 ,016 ,001 ,002 ,519 ,001 . 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N jenis berita frekuensi durasi persepsi pengetahuan penilaian perasaan takut perasaan curiga toleransi Spearmans rho jenis berita frekuensi durasi persepsi pengetahuan penilaian perasaan takut perasaan curiga toleransi Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. . 100 Jenis berita tidak berhubungan dengan persepsi, pengetahuan, penilaian, perasaan, maupun toleransi akan tindak kekerasan p- value0.10 Frekuensi tidak berhubungan dengan persepsi, pengetahuan, penilaian, maupun perasaan p-value0.10. Namun, berhubungan dengan toleransi akan tindak kekerasanp-value0.10 Durasi tidak berhubungan dengan persepsi, pengetahuan, penilaian, perasaan, maupun toleransi akan tindak kekerasan p-value0.10 Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara variabel frekuensi dengan toleransi H1 : ada hubungan antara variabel frekuensi dengan toleransi Keputusan : p-value = 0.042 α = 0.10 sehingga Tolak H0, artinya ada hubungan antara variabel frekuensi dengan toleransi Koefisien Korelasi sebesar 0,268 , artinya semakin tinggi frekuensi menonton maka semakin tinggi toleransinya. 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang