30
IV. DESKRIPSI UMUM
4.1 Deskripsi SMP Tamansiswa Sekolah Menengah Pertama Tamansiswa berada di Kota Jakarta Pusat
DKI Jakarta, terletak di Jl. Garuda No.25. Letak sekolah SMP Tamansiswa memiliki letak strategis di pusat kota Jakarta. Sekolah ini berada dekat pada pusat
keramaian, yakni Stasiun Senen dan Mall Atrium. SMP Tamansiswa Kemayoran berdiri tahun 1952 dengan Visi, Misi dan Tujuan yang lebih terprogram
mengunakan kurikulum nasional dan ciri khas kurikulum ketamansiswaan didukung SDM yang profesional dan berkomitmen. Secara strukural SMP
Tamansiswa berada di bawah Yayasan Tamansiswa yang berpusat di Jogyakarta. Status sekolah ini disamakan dan memiliki nilai akreditasi B. Kelas-kelas yang
ada di sekolah SMP Taman Siswa terdapat empat kelas pararel yaitu : kelas 1, 2, 3, dan 4 yakni Siswa kelas 8, 9, dan 10, sehingga secara keseluruhan SMP ini
memiliki 12 kelas. Dengan jumlah total murid sebanyak 423 siswa dan jumlah total guru sebanyak 23 orang Instrumen Profil SMP Tamansiswa, 2008.
Sekolah SMP Tamansiswa memiliki keunggulan khususnya dalam pengembangan bakat dan kepribadian siswa, terutama pengembangan kompetensi
di bidang non akademik. Hal ini terlihat dari penghargaan-penghargaan yang didapat setiap tahunnya. Selain itu, adanya keterlibatan yang tinggi dari siswa
untuk aktif dalam ekstrakulikuler yang diadakan di sekolah. Reputasi sekolah tergolong baik berkaitan dengan pencegahan terjadinya
peristiwa kriminal di lingkungan sekolah, baik oleh siswa maupun seluruh staf dan guru di sekolah tersebut. Hal ini disebabkan tindakan proaktif dari guru-guru,
khususnya guru BK Bimbingan Konseling yang cepat tanggap menangani kasus- kasus siswa-siswa sekolah Tamansiswa. Secara umum perilaku siswa di sekolah
tergolong wajar, artinya tidak pernah ditemukan kasus siswa yang melebihi batas kenakalan remaja atau terlibat dengan pihak kepolisian.
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan keterdedahan khalayak terhadap berita kriminal.
Karakteristik responden akan menentukan bagaimana keterdedahan khalayak.
31
Karakteristik responden terdiri dari umur, jenis kelamin, prestasi akademis, dan motif menonton. Sebaran data karakteristik responden dapat diuraikan di bawah
ini.
4.2.1 Umur
Sebaran data mengenai umur responden ditetapkan berdasarkan kisaran umur remaja awal. Dan data umur responden diambil berdasarkan pada satu
tahun ajaran yang sama. Data sebaran responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Umur
Umur Kelas orang
Total siswa orang
Kelas 8-1 Kelas 8-2
Kelas 8-3 Kelas 8-4
13 tahun 8
30 8
30 6
22 5
18 27
47 14 tahun
7 23
7 23
8 26
9 28
31 53
Total 58 100
Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa umur responden relatif seragam berkisar antara 13-14 tahun. Hal ini dapat dipahami karena seluruhnya responden
adalah murid kelas 8 SMP dan orangtua mereka menyekolahkan anak ke SD pada usia enam tahun. Perbedaan umur diantara kedua kelompok tersebut hanya
disebabkan oleh perbedaan usia pertama kali masuk sekolah kelas 1 SD yaitu kurang atau lebih dari enam tahun.
4.2.2 Jenis Kelamin
Sebaran data mengenai jenis kelamin responden berdasarkan pembedaan secara biologis yang dikategorikan atas laki-laki dan perempuan. Data sebaran
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.
32
Tabel 3. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Kelas orang Total siswa
orang Kelas 8-1
Kelas 8-2 Kelas 8-3
Kelas 8-4 Laki-laki 8
28 7
24 7
24 7
24 29
50 Perempuan 7
24 8
28 7
24 7
24 29
50 Total 58
100
Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa jumlah responden laki-laki dan perempuan memiliki persentase yang seimbang yakni 29 persen. Hal ini dapat
dipahami karena jumlah responden penelitian ini diambil secara acak dan proporsional, sehingga jumlah laki-laki dan perempuan ditetapkan dalam jumlah
yang sama. Hal ini diperlukan untuk menentukan perbedaan karakteristik variabel jenis kelamin dalam hubungannya dengan variabel lainnya, juga untuk
menghindari kesalahan penelitian.
4.2.3 Prestasi Akademis di Kelas
Data responden mengenai prestasi akademis di kelas ditinjau apakah mereka memiliki peringkat tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan penilaian guru
yang dinyatakan pada akumulasi nilai akademik total dalam buku rapor. Data sebaran responden berdasarkan prestasi akademis di kelas dapat dilihat pada
Tabel 4. Tabel 4. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa
Berdasarkan Prestasi Akademis di Kelas Prestasi
akademis di kelas
Kelas orang Total siswa
orang Kelas 8-1
Kelas 8-2 Kelas 8-3
Kelas 8-4 Tinggi
1-5 2
33 2
33 1
17 1
17 6
10 Sedang
6-10 2
18 4
36 3
28 2
18 11
19 Rendah
10 11
27 9
22 10
24 11
27 41
71 Total 58
100
Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase
33
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden kelas 8 memiliki prestasi akademis yang tergolong rendah yakni sebesar 71 persen. Hal
ini diketahui berdasarkan jumlah akumulasi nilai akademis di rapor. Menurut Wakil Kepala Sekolah SMP Tamansiswa, pemberian ranking di rapor tidak lagi
dilakukan di sekolah ini, dengan alasan untuk menghindari sterotipe guru terhadap anak-anak didiknya, begitu pula antar sesama murid kelas 8.
4.2.4 Motif Menonton
Motif menonton merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri remaja untuk menonton siaran televisi sesuai kebutuhannya yang berpotensi
mengarahkan perilaku remaja tersebut dalam menoton televisi, yang meliputi motif informasi, motif interaksi sosial, motif mengisi waktu luang, dan motif
hiburan. Berdasarkan jawaban responden, tidak ada responden yang menyatakan bahwa motif menonton responden merujuk pada motif interaksi sosial. Data
sebaran responden berdasarkan motif menonton lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Motif Menonton Televisi
Motif Menonton
Kelas orang Total siswa
orang Kelas 8-1
Kelas 8-2 Kelas 8-3
Kelas 8-4 Informasi 6
60 2
20 1
10 1
10 10
17 Mengisi
waktu luang
4 31
4 31
3 23
2 15
13 23
Hiburan 5 14
8 23
10 29
11 34
35 60
Total 58 100
Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa proporsi terbanyak responden kelas 8 yakni sebanyak 35 persen memiliki motif menonton televisi tergolong
motif hiburan. Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa mereka menonton televisi bertujuan untuk melepaskan ketegangan, menjadikan diri
mereka santai, melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, dan memperoleh kenikmatan jiwa rasa senang, bahagia.
34
Hal ini dapat dipahami bahwa umumnya responden memilih jenis tayangan seperti infotaiment, kuis, sinetron, reality show, dan komedi sebagai
program acara yang biasa ditonton responden. Dapat diketahui muatan jenis tayangan di atas mengandung unsur hiburan yang lebih besar.
4.2.5 Lokasi tempat tinggal
Lokasi tempat tinggal responden adalah situasi yang menggambarkan suasana sekitar pemukiman remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh
responden tinggal di rumah orangtua 100, tidak ada responden yang tinggal di rumah saudara, asrama, maupun lainnya. Data sebaran responden berdasarkan
lokasi tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa
Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal Lokasi tempat tinggal
Kelas orang Total
siswa orang
Kelas 8-1
Kelas 8-2
Kelas 8-3
Kelas 8-4
1. Jarak dari pusat keramaian
• Dekat 500 m • Sedang 500-1000 m
• Jauh 1000 m Total
12 24
3 33
- 12
24 3
33 -
12 24
2 22
- 13
28 1
12 -
49 84
9 16
- 58
100 2.
Frekuensi tindak kriminal : • Tidak Pernah
• Jarang1-3 kalibulan • Sering3kalibulan
Total 1
33 2
22 12
26 -
1 12
14 30
1 33
4 44
9 20
1 33
2 22
11 24
3 5
9 16
46 79
58 100
Total 58 100
Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa sebaran lokasi tempat tinggal responden berdasarkan seringtidaknya terjadinya tindak kriminal menunjukkan
bahwa sebanyak 79 persen responden tinggal di lingkungan yang sering terjadi tindak kriminal seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, penculikan,
35
pemerkosaan, tindak kekerasan dan narkoba. Dan hampir keseluruhan jawaban responden menunjukkan bahwa tempat tinggal mereka dekat dari pusat keramaian
seperti pasar, mall, stasiun, terminal, pertokoan, dan tempat hiburan 84. Jarak tempat tinggal responden dari tempat-tempat diatas berkisar 500 meter.
4.2.6 Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga terdiri dari jenis pekerjaan orangtua, pendidikan orang tua, dan pengawasan orang tua.
4.2.6.1 Jenis Pekerjaan Orangtua
Jenis pekerjaan orangtua macam usaha yang dilakukan bapakibuwali yang menjadi sumber penghasilan utama keluarga, yang dikategorikan menjadi
tidak bekerja, karyawan swasta, ibu rumah tangga, wiraswasta, buruh, PNS, dan TNIPOLRI. Data sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan orangtua dapat
dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa
Berdasarkan Pekerjaan Orangtua ayah dan ibu Pekerjaan
orangtua Kelas persen
Total Siswa persen
Kelas 8-1 Kelas 8-2
Kelas 8-3 Kelas 8-4
Ayah : • Karyawan
swasta • Wiraswasta
• Buruh • PNS
• TNIPOLRI • Tidak
bekerja 13
60 13
- -
13 40
27 -
7 13
13 43
29 21
- -
7 21
21 50
- -
7 29
35 21
2 3
10 Total 100
Ibu : • Mengurus
rumah tangga
• Karyawan swasta
• Wiraswasta • Buruh
• Tidak bekerja
80
- 7
7 7
60
7 33
- -
43
14 21
- 21
57
21 14
- 7
60
10 19
2 9
Total 100
36
Pekerjaan orangtua responden beragam tiap kelas 8. Klasifikasi pekerjaan antara ayah dan ibu hampir mirip secara keseluruhan kelas 8. Sebagian besar ayah
bekerja di luar rumah 90 . Sedangkan ibu bekerja di rumah 60. Proporsi terbanyak pekerjaan ayah sebagai wirasawasta 35. Berdasarkan data siswa
kelas 8 SMP Taman Siswa, wiraswasta mencangkup memiliki usaha sendiri, seperti pedagang keliling, mengelola toko, dan merintis usaha menjual jasa dan
produk. Proporsi terbanyak pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga 35, yakni pekerjaan yang mengurus urusan rumah tangga keluarga. Diantara ibu yang
bekerja di luar rumah, proporsi terbanyak bekerja sebagai wiraswasta 19.
4.2.6.2 Pendidikan Orangtua
Pendidikan orangtua adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang diraih bapakibuwali. Dikategorikan meliputi SD, SMP, SMA, DID2D3, dan
S1S2S3. Data sebaran responden berdasarkan jenis pendidikan orangtua dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Pendidikan Orangtua Ayah dan Ibu
Jenis pekerjaaan orang tua
Kelas persen Total
siswa persen
Kelas 8-1 Kelas 8-2
Kelas 8-3 Kelas 8-4
Ayah : SD
SLTA SMU
DID2D3 SIS2S3
7 13
47 7
26 -
13 47
33
7 -
14 71
7 7
14 21
57
- 7
5 16
55 12
12
Total 100 Ibu :
• SD
• SMP
• SMA
• DID2D3
• S1S2S3
13 20
53 13
- 7
13 60
20
- 14
14 64
- 7
14 36
50
- -
12 21
57
9 2
Total 100 Pendidikan orangtua responden yakni lulusan SMA. Dan sebanyak 57
responden menjawab pendidikan ibu responden yakni lulusan SMA. Secara
37
umum, orangtua responden mengenyam pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas SMA. Hal ini dapat diketahui bahwa orang tua responden telah
mengenyam bangku pendidikan lebih dari batas wajib belajar sembilan tahun. Sebagian besar tingkat pendidikan orangtua responden tergolong kategori di atas
standar pendidikan yang ditetapkan pemerintah. Pendidikan ayah lebih tinggi dibanding pendidikan ibu, hal tersebut diketahui pendidikan ayah tertinggi
mencapai S1S2S3.
4.2.6.3 Pengawasan Orangtua
Pengawasan orangtua adalah arahan dan penjelasan yang diberikan ayah dan ibu atau wali kepada remaja saat menonton televisi. Data sebaran responden
berdasarkan pengawasan orangtua dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rataan Skor Berdasarkan Pengawasan Orangtua di Kelas 8 SMP
Tamansiswa
Pengawasan Orangtua
Kelas Rataan Skor
1
Kelas 8-1 Kelas 8-2
Kelas 8-3 Kelas 8-4
Menetapkan aturan jam menonton televisi
2.1 2.0
1.8 1.6
1.9 Menetapkan aturan
dengan siapa menonton televisi.
1.6 1.2
1.3 1.2
1.3 Menjelaskan isi dari
tayangan-tayangan di televisi.
1.7 2.2
2.1 1.9
2.0 Mengomentari
kemasancara penyajian acara di
televisi, seperti presenter, desain
acara apakah melalui dialog, kuis, episode,
konser, dsb.
1.9 2.1
2 1.7
1.9
Menjelaskan gambar dari tayangan siaran
televisi. 1.4
1.9 1.8
1.9 1.8
Menetapkan aturan jenis tayangan televisi
yang boleh tidaknya ditonton.
2.2 1.7
1.7 1.8
1.9 Rataan Skor Total
1.8 1.9
1.8 1.7
1.8 Keterangan :
1
Rataan skor : 0-0.9: rendah tidak pernah 1-1.9 : sedang jarang 2-3 : tinggi sering
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa rataan skor total pengawasan orangtua kelas 8 tergolong kategori rendah 1.8. Orang tua jarang mengawasi
38
anak-anaknya dalam hal menjelaskan isi dari tayangan-tayangan di televisi dengan perolehan skor tertinggi 2.0.
Selanjutnya di peringkat kedua dengan perolehan rataan skor masing- masing 1.9 adalah menetapkan aturan jam menonton televisi, mengomentari
kemasancara penyajian acara di televisi, dan menetapkan aturan jenis tayangan televisi yang boleh tidaknya ditonton. Di peringkat ketiga dengan perolehan skor
1.8 adalah menjelaskan gambar dari tayangan siaran televisi. Dan peringkat keempat dengan perolehan skor 1.3 adalah menetapkan aturan dengan siapa
menonton televisi. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua tidak pernah mengawasi anak-anaknya menonton televisi. Oleh karena, orang tua tidak berada di rumah
saat responden menonton di televisi disebabkan jam-jam tayang tayangan yang suka ditonton responden bertepatan saat orang tua sedang bekerja. Selain itu,
umumnya saat menonton televisi responden didampingi oleh anggota keluarga lainnya omtante, kakak, adik.
Tabel 9 menunjukkan bahwa rataan skor total pengawasan orangtua termasuk kategori rendah 1.8, hal ini berarti orangtua dari seluruh responden
kelas 8 kurang mengawasi anaknya pada saat menonton televisi terutama dalam hal memberikan arahan dan penjelasan kepada sang anak.
4.3 Deskripsi Berita Kriminal