PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PADANGCERMIN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRACT

THE EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE, LEARNING ENVIRONMENT IN SCHOOL, AND PARENTS CONCERN ON LEARNING OUTCOMES OF SOCIAL STUDIES CLASS VIII SMP

NEGERI 4 PADANGCERMIN ACADEMIC YEAR 2014/2015 By

ESTI RULIATMA

This research is motivated by the low learning outcomes Social Studies. The purpose of this study was to determine the effect of emotional intelligence, learning environment in school, and parents concern on learning outcomes Social Studies class VIII SMP Negeri 4 Padangcermin academic year 2014/2015. The method used in this research is descriptive approach verification ex post facto and surveys. The population in this study amounted were 183 students. The samples obtained were 126 students by using the formula T Yamane and sampling

technique is simple random sampling. Data were collected through questionnaires and observation. Hypothesis testing first, second, and third using simple linear regression formula while the fourth hypothesis testing using multiple linear regression formula.

Based on the analysis of data obtained as follows: (1) There is influence of emotional intelligence on the learning outcomes Social Studies class VIII SMP Negeri 4 Padangcermin academic year 2014/2015. (2) There is influence of learning environment in school on learning outcomes Social Studies class VIII SMP Negeri 4 Padangcermin academic year 2014/2015. (3) There is influence of parents concern on learning outcomes Social Studies class VIII SMP Negeri 4 Padangcermin academic year 2014/2015. (4) There is influence of emotional intelligence, learning environment in school, and parents concern on learning outcomes Social Studies class VIII SMP Negeri 4 Padangcermin academic year 2014/2015.

Keywords: emotional intelligence, learning environment in school, learning outcomes,and parents concern.


(2)

ABSTRAK

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL

BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PADANGCERMIN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

ESTI RULIATMA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar IPS Terpadu yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Kecerdasan Emosional, Lingkungan Belajar di Sekolah, dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survei. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 183 siswa. Sampel yang diperoleh adalah 126 siswa dengan menggunakan rumus T Yamane dan teknik sampel yaitu simple random

sampling. Data yang terkumpul melalui angket dan observasi. Pengujian hipotesis

pertama, kedua, dan ketiga menggunakan rumus regresi linier sederhana

sedangkan pengujian hipotesis keempat menggunakan rumus regresi linier multipel.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015. (2) ) Terdapat pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015. (3) Terdapat pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015. (4) Terdapat pengaruh kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata kunci: kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, hasil belajar, dan perhatian orang tua.


(3)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN

BELAJAR DI SEKOLAH, DAN PERHATIAN ORANG TUA

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 4 PADANGCERMIN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh :

ESTI RULIATMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN

BELAJAR DI SEKOLAH, DAN PERHATIAN ORANG TUA

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 4 PADANGCERMIN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

ESTI RULIATMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Kecerdasan Emosional, Lingkungan Belajar di Sekolah dan Perhatian Orang Tua Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester Genap Tahun Pelajaran

2014/2015... 30

2. Kurva Normal Q-Q Plot Kecerdasan Emosional ... 72

3. Kurva Normal Q-Q Plot Lingkungan Belajar di Sekolah ... 73

4. Kurva Normal Q-Q Plot Perhatian Orang Tua... 74


(6)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Hasil Belajar IPS Terpadu... 15

2. Kecerdasan Emosional ... 16

3. Lingkungan Belajar di Sekolah ... 22

4. Perhatian Orang Tua ... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan... 28

C. Kerangka Pikir... 30

D. Hipotesis Penelitian... 32

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 34

B. Populasi dan Sampel... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel... 35

C. Variabel Penelitian ... 37

D. Definisi Konseptual dan Operasional Penelitian... 38


(7)

2. Definisi Operasional ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Uji Persyaratan Instrumen... 44

1. Uji Validitas Angket ... 45

2. Uji Reliabilitas Angket... 48

G. Teknik Analisis Data ... 50

1. Uji Normalitas... 50

2. Uji Homogenitas ... 51

H. Uji Asumsi Klasik ... 51

1. Uji Linearitas Garis Regresi... 51

2. Uji Multikolienaitas ... 53

3. Uji Autokorelasi ... 54

4. Uji Heteroskedastisitas... 56

I. Pengujian Hipotesis ... 58

1. Regresi Linear Sederhana ... 58

2. Regresi Linear Multipel ... 59

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 61

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 4 Padangcermin ... 61

2. Program Pembelajaran di SMP Negeri 4 Padangcermin ... 63

B. Gambaran Umum Responden... 63

C. Deskripsi Data ... 64

1. Data Kecerdasan Emosional (X1)... 64

2. Data Lingkungan Belajar Di Sekolah (X2) ... 66

3. Data Perhatian Orang Tua (X3) ... 68

4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 69

D. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 70

1. Uji Normalitas... 70

1.1. Uji Normalitas (X1) ... 71

1.2. Uji Normalitas (X2) ... 72

1.3. Uji Normalitas (X3) ... 74

1.4. Uji Normalitas (Y) ... 75

2. Uji Homogenitas ... 76

E. Uji Asumsi Klasik ... 77

1. Uji Linearitas Garis Regresi... 77

1.1. Uji Kelinieran (X1) Terhadap (Y) ... 77

1.2. Uji Kelinieran (X2) Terhadap (Y) ... 78

1.3. Uji Kelinieran (X3) Terhadap (Y) ... 79

2. Uji Multikolinearitas ... 80

3. Uji Autokorelasi ... 82

4. Uji Heteroskedastisitas... 83

F. Uji Hipotesis ... 85

1. Regresi Linier Sederhana ... 85

1.1. Uji Hipotesis Pertama ... 85

1.2. Uji Hipotesis Kedua ... 88

1.3. Uji Hipotesis Ketiga ... 90


(8)

G. Pembahasan ... 95 1. Pengaruh Kecerdaan Emosional Terhadap Hasil Belajar IPS

Terpadu ... 95 2. Pengaruh Lingkungan Belajar Di Sekolah terhadap Hasil

Belajar IPS Terpadu ... 98 3. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS

Terpadu ... 99 4. Pengaruh Kecerdaan Emosional, Lingkungan Belajar Di Sekolah,

dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 100 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 103 B. Saran ... 104 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Angket 2. Angket Ujicoba 3. Rekapitulasi Data X1 4. Rekapitulasi Data X2 5. Rekapitulasi Data X2

6. Hasil Validitas dan Reliabilitas X1 7. Hasil Validitas dan Reliabilitas X2 8. Hasil Validitas dan Reliabilitas X3 9. Rekapitulasi Skor Total

10. Uji Normalitas 11. Uji Homogenitas 12. Uji Linieritas

13. Uji Multikolinieritas 14. Uji Autokorelasi 15. Uji Heteroskedastisitas 16. Uji Regresi X1Terhadap Y 17. Uji Regresi X2Terhadap Y 18. Uji Regresi X3Terhadap Y


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun

Pelajaran 2014/2015... 4

2. Penelitian yang Relevan ... 28

3. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Padang Cermin Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 35

4. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas ... 37

5. Variabel, Indikator, Sub Indikator, dan Skala Pengukuran... 42

6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Pada Variabel X1... 46

7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Pada Variabel X2... 47

8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Pada Variabel X3... 47

9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Pada Variabel X1... 49

10. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Pada Variabel X2... 49

11. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Pada Variabel X3... 50

12. Ringkasan Anova keberartian dan kelinieran regresi... 52

13. Tabel Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional (X1) ... 65

14. Kategori Variabel Kecerdasan Emosional (X1) ... 65

15. Tabel Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar Di Sekolah (X2) ... 67

16. Kategori Variabel Lingkungan Belajar Di Sekolah (X2) ... 67

17. Tabel Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua (X3)... 68

18. Kategori Variabel Perhatian Orang Tua (X3)... 69

19. Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Y)... 70

20. Hasil Pengujian Normalitas Kecerdasan Emosional (X1) dengan Menggunakan SPSS ... 71

21. Hasil Pengujian Normalitas Lingkungan Belajar Di Sekolah (X2) dengan Menggunakan SPSS ... 72

22. Hasil Pengujian Normalitas Perhatian Orang Tua (X3) dengan Menggunakan SPSS ... 74

23. Hasil Pengujian Normalitas Hasil Belajar (Y) dengan Menggunakan SPSS ... 75

24. Hasil Pengujian Homogenitas dengan Menggunakan SPSS... 76

25. Hasil Kelinieran Regresi untuk Variabel Kecerdasan Emosional (X1)... 78

26. Hasil Kelinieran Regresi untuk Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) ... 79

27. Hasil Kelinieran Regresi untuk Variabel Perhatian Orang Tua (X3) ... 80


(11)

29. Rekapitulasi Hasil Uji Multikolinearitas... 81

30. Hasil Uji Autokorelasi ... 82

31. Hasil pengujian heterokedastisitas ... 84

32. Rekapitulasi Uji Heteroskedastisitas... 85

33. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 86

34. Koefisien Regresi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 86

35. Pengaruh Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 88

36. Koefisien Regresi Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 88

37. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 90

38. Koefisien Regresi Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 90

39. Koefisien Regresi Kecerdasan Emosional, Lingkungan Belajar di Sekolah dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 92

40. ANOVA Untuk Uji Hipotesis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Lingkungan Belajar di Sekolah dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 93

41. Korelasi Regresi Kecerdasan Emosional, Lingkungan Belajar di Sekolah dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 94


(12)

(13)

MOTO

The cave You fear to enter holds the tresure You seek. (Joseph Campbell)

Happy is not goal, its state of mind - choose to be happy (Adam Khoo)

Spend so much time improving Yourself that You have no time left to criticize others.

(Norman Vincent Peale)

Be grateful and learn everything from each other (Esti)


(14)

(15)

(16)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah Hirobbil Alamin

Dengan segala kerendahan hati terucap syukur alhamdulillah untuk segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT, sehingga atas izin dan ridho-Nya selesai sudah karya ini. Tulisan ini kupersembahkan dengan tulus teruntuk:

Ayah dan Ibu tercinta Bapak Surahmat dan Ibu Mainah yang penuh dengan kesabaran selalu memberikan dukungan, doa, serta semangat untukku meraih cita-cita. Semoga Allah SWT menggantikan segala letih dan lelah

mereka dengan kemuliaan di dunia dan di akhirat

Adikku Wahyu Bimantoro yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang, dan senyum yang menjadi semangat untuk menyelesaikan karya ini

Seluruh keluarga besarku yang memberikan kehangatan di setiap kebersamaan dan kebahagiaan.

Para pendidik yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat

Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang ku sayangi


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27 Agustus 1993 dengan nama lengkap Esti Ruliatma. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Surahmat dan Ibu Mainah.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu sebagai berikut. 1. TK Pajajaran diselesaikan pada tahun 1999

2. SD Negeri 1 Kali Balau Kencana diselesaikan pada tahun 2005 3. SMP Negeri 5 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008 4. SMK Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada Januari 2014, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Solo - Bali - Yogyakarta - Bandung – Jakarta. Pada bulan Juli s.d September, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata-Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Pekon Penantian Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus.


(18)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat, karunia, petunjuk dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul“PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PADANGCERMIN TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama FKIP Unila.

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

4. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

5. Bapak Drs. I Komang Winatha, M. Si., selaku pembimbing I dan pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran


(19)

serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M. Si., selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Yon Rizal, M. Si., selaku penguji skripsi penulis yang telah membantu mengarahkan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih untuk ilmu dan pengalamannya yang telah diberikan kepada penulis.

9. Siswa-Siswi SMP Negeri 4 Padangcermin, terima kasih atas kerjasama dan kekompakkannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. 10. Kedua orang tua, Ibu Mainah dan Bapak Surahmat terimakasih atas semua

doa, kesabaran, senyum, tenaga dan pengorbanan yang telah diberikan. Semoga kelak Allah SWT menyediakan jannah-Nya. Aamiin ya Rabbal

A’lamiin;

11. Adik tercinta Wahyu Bimantoro, terima kasi atas doa, kasih sayang dan motivasinya.

12. Sahabat seperjuangan, Awit, Ajeng, Eka, Mbole, Nidut, Rini, Wulan, Yona, Yusmai, Andre, Fredy, Tommy, Wayan, Susi, Ocni, Icha, Yuli, Cici dan Tata. Terimakasih untuk segala kebersamaan dan kebahagiaan yang kalian ukir dalam perjalananku selama ini. Semoga kita semua sukses.


(20)

13. Teman-teman, “selusin” Anggie Y .P., Anggie R.W., Juliana, Merry P. S.,

Vita, Leni, Irwin, Anton, Ika, Sushe, dan Suci. Terimakasih kebersamaan dan motivasinya.

14. Teman-teman seluruh angkatan 2011 Ganjil dan Genap yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

15. Teman KKN-KT, Attu, Anna, Eza, Dian, Rika, Wina, Kak Erwan, Didi, dan Mb Retno. Juga semua warga kabupaten Tanggamus khususnya desa Penantian, terima kasih telah menerima kami selama tiga bulan.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat berkat dari Tuhan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2015 Penulis,


(21)

(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan penting dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas penyelengaraan pendidikan telah diupayakan pemerintah sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang digunakan,

peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat peraga, sistem penggajian, dan pengadaan sarana dan prasarana belajar.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.


(23)

2

Pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Sistem Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan baik itu formal maupun non formal merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Sekolah disebut sebagai lembaga pendidikan formal karena diadakan di sekolah atau tempat tertentu dan mempunyai jenjang mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sekolah secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar.

Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Belajar tidak hanya dipahami melainkan juga sebagai proses transfer pengetahuan terhadap siswa. Pembelajaran mendapat perlakuan yang luas, dapat menjadi wahana untuk menumbuhkan potensi-potensi siswa melalui peran aktif mereka


(24)

3

menuju perubahan yang lebih baik. Guru diperlukan untuk mengupayakan kontruksi dalam mengembangkan dimensi emosional siswa agar mereka mampu menghadapi berbagai persoalan, bersemangat, ulet, tekun, bertanggung jawab dan mampu menjalin sebuah komunikasi yang baik terhadap lingkungan maupun teman.

Setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah memiliki manfaat yang baik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. IPS Terpadu merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa SMP atau MTS. IPS Terpadu yang istilah asingnya biasa dikenal dengan sebutansocial studies

merupakan mata pelajaran yang luas tidak hanya sebatas disiplin ilmu sosial yang terdiri dari ekonomi, antropologi, sejarah, dan geografi namun dapat dikaitkan dengan berbagai multidisipliner keilmuan yang terdiri dari suku/ etnik, hukum, budaya, dan penyimpangan sosial (Ross, 2006: 22). Sebagai mata pelajaran yang merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu sosial, IPS Terpadu dapat digunakan untuk mengajarkan siswa agar mampu mengenali lingkungan sosialnya dan diterapkan dalam kehidupan.

Hasil belajar memiliki arti penting dalam proses belajar mengajar di sekolah, yang dapat digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa dalam suatu mata pelajaran dan sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 4 Padang Cermin dan keterangan dari Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu mengenai hasil ujian semester yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin tergolong rendah. Hal ini digambarkan oleh tabel Hasil Semester berikut.


(25)

4

Tabel 1. Nilai Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII

Semester Ganjil di SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelas Nilai Jumlah

Siswa Keterangan < 75 75

VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E 19 28 27 20 23 17 10 9 16 14 36 38 36 36 37 Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 75

Jumlah 117 66 183

Persentase (%)

63,93 36,07 100

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 4 Padang Cermin.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hasil belajar siswa tergolong rendah. Sebanyak 117 siswa yaitu sebesar 63,93% dari keseluruhan jumlah siswa kelas VIII belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum dan hanya sebanyak 66 siswa yaitu 36,07% dari seluruh siswa kelas VIII yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76%-99%.

3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60%-76%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah. 1. Faktor intern (dari dalam diri), meliputi.


(26)

5

b. faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan.

c. faktor kelelahan.

2. Faktor ekstern (dari luar diri), meliputi.

a. faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b. faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan guru, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah. Standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.

c. faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2003: 54).

Kecerdasan merupakan faktor intern yang berperan penting dalam proses

pembelajaran siswa di sekolah. Terdapat berbagai jenis kecerdasan, bukan hanya kecerdasan inteligensi yang berkaitan dengan kemampuan untuk berfikir rasional. Kemampuan seseorang dalam mengelola keterampilan emosionalnya seperti mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membangun hubungan dengan orang lain merupakan salah satu jenis kecerdasan yang biasa disebut kecerdasan emosional atauemotional intelligence. Kajian-kajian tentang kecerdasan emosional saat ini, menggambarkan pentingnya kecerdasan emosional untuk dikembangkan sejak dini. Kecerdasan emosional yang baik dapat membantu siswa mendapatkan hasil belajar yang baik dan kehidupan siswa kedepannya, karena menurut Goleman (2015: 42) setinggi-tingginya IQ hanya menyumbang kira-kira 20% bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional. Goleman berpendapat bahwa kemapuan emosional yang penting itu benar-benar dapat dipelajari dan dikembangkan pada anak-anak apabila kita berusaha


(27)

6

pengalaman atau pendidikan (2015: 43). Pendapat ini menegaskan sekolah sebagai agen masyarakat yang telah membantu siswa dalam mempelajari pelajaran penting dalam kehidupan ini, perlu mengusahakan mengembangkan kecerdasan emosional siswa dan bukan hanya sebatas kecerdasan inteligensi atau pemahaman rasional yang selama ini lazimnya dipelajari di sekolah.

Berdasarkan wawancara untuk mengetahui penyebab rendahnya nilai Mid mata pelajaran IPS Terpadu yang dilakukan pada saat penelitian pendahuluan dengan Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 4 Padang Cermin, terdapat beberapa hal seperti kemampuan siswa dalam memotivasi diri untuk belajar rendah, kesadaran diri untuk belajar rendah dengan malas datang saat diadakan les atau jam pelajaran tambahan, kurangnya kesiapan siswa dalam proses belajar, siswa kurang menunjukkan kepercayaan diri pada saat mengerjakan mid semester. Hal tersebut berkaitan dengan kesadaran diri siswa dalam belajar dan diduga merujuk pada tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki oleh siswa.

Lingkungan belajar di sekolah diduga merupakan faktor eksternal selanjutnya yang mempengaruhi hasil belajar. Lingkungan belajar di sekolah perlu disusun dengan baik agar memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar. Lingkungan yang dimaksud bukan hanya lingkungan fisik saja, tetapi juga lingkungan psikis seperti relasi antar teman dan guru di sekolah. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan, menunjukkan lingkungan belajar di sekolah kurang nyaman dan

kondusif sehingga siswa tidak semangat belajar.

Selain kecerdasan emosional dan lingkungan belajar di sekolah, perhatian orang tua juga dapat mempengaruhi hasil belajar anak di sekolah. Menurut Erickson


(28)

7

dalam Goleman (2015: 275) mengabaikan anak saja, menurut penelitian-penelitian, dapat lebih merusak dari penganiayaan. Hasil kerja anak-anak yang disia-siakan adalah yang paling buruk: mereka paling cemas, tidak punya perhatian, kadang-kadang agresif, kadang-kadang menarik diri. Kemungkinan-kemungkinan terburuk dari kurangnya perhatian orang tua tersebut akan mempengaruhi kehidupan anak terutama di sekolah sebagai bagian dari lingkungan sosialnya. Sebagai lingkungan pertama dalam mengembangkan potensi yang dimiliki anak, orang tua perlu memberikan perhatian yang cukup guna menunjang aktivitasnya di sekolah. Perhatian yang diberikan dapat berupa motivasi untuk belajar, memberikan bimbingan dalam belajar, menanyakan kesulitan atau hambatan dalam belajar di sekolah, dan pemenuhan fasilitas yang akan mendukung belajar anak. Berdasarkan hasil wawancara langsung kepada 10 siswa berkenaan dengan perhatian orang tua, dari 10 siswa yang diwawancarai hanya 3 siswa yang mendapat perhatian dan dukungan belajar, sisanya sebanyak 7 siswa mendapat perhatian yang kurang.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Pengaruh Kecerdasan Emosional, Lingkungan Belajar di Sekolah, dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015”.


(29)

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 4 Padangcermin.

2. Rendahnya motivasi belajar siswa terlihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

3. Proses pembelajaran yang masih menekankan pada aspek pemahaman atau intelegensi sementara kecerdasan emosional kurang diperhatikan.

4. Masih banyaknya siswa yang malas mengerjakan tugas yang telah diberikan guru.

5. Sebagian besar orang tua siswa kurang memperhatikan perkembangan anaknya dalam belajar.

6. Lingkungan belajar di sekolah yang kurang kondusif.

7. Kurangnya kesiapan belajar siswa dan kelengkapan sumber belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin.

8. Kurangnya kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok pembelajaran.

9. Kurangnya kemampuan siswa memotivasi diri dalam mamanfaatkan waktu untuk belajar selain di dalam kelas.


(30)

9

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka terlihat beberapa masalah yang terjadi pada lokasi penelitian. Untuk memfokuskan pemecahan dan pembahasan masalah tersebut perlu dilakukan pembatasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada kecerdasan emosional (X1), lingkungan belajar di sekolah (X2), perhatian orang tua (X3), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan identifikasi masalah dan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah ada pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin tahun pelajaran 2014/2015?

4. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, dan persepsi siswa tentang perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin tahun pelajaran 2014/2015?


(31)

10

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah.

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin tahun pelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin tahun pelajaran 2014/2015.

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional,

lingkungan belajar di sekolah, dan persepsi siswa tentang perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin tahun pelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan bagi penulis mengenai masalah yang diteliti. b. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut dan lebih


(32)

11

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa agar dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu bagi siswa dan guru.

c. Sebagai informasi bagi orang tua agar lebih memperhatikan perkembangan belajar anaknya di sekolah.

d. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, perhatian orang tua dan hasil belajar IPS Terpadu.

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII Semester Genap.

3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 4 Padangcermin.

4. Waktu Penelitian


(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari hidup manusia sejak lahir dan berlangsung seumur hidup. Proses belajar membuat seseorang memahami dan menguasai sesuatu sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan. Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 5).

Good dan Brophy dalam Suryani dan Leo (2012: 34) menyatakan:“ Learning is

the term we use to do describe the proccesses involved in changing through experience. It is the proccess off acquiring relatively permanent change in understanding, attitude, knowledge, information, ability, and skill through


(34)

13

perubahan pada diri seseorang melalui pengalaman. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah

pengetahuan, sikap, pemahaman, informasi, kecakapan dan keterampilan berdasarkan pengalaman.

Menurut Syah (2012: 68) belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, karena belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagai hasil dari yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu

mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam

mengetahui dan memahami pelajaran yang biasanya dinyatakan dengan nilai berupa angka-angka atau huruf.

Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) mengemukakan “Hasil belajar merupakan hasil


(35)

14

tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak.

Menurut Slameto (2003: 54), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor ini dibedakan menjadi tiga yaitu.

a. Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan, baik kelelahan jasamani dan rohani. 2. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu, terdiri dari.

a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi gurudengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa dapat menguasai setidaknya diatas 65% dari bahan pelajaran, hal ini diperkuat oleh pendapat Djamarah (2002: 97) yang mengemukakan bahwa setiap interaksi edukatif selalu menghasilkan prestasi belajar. Keberhasilan proses interaksi edukatif dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu.

1. Istimewa/ maksimal

Apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. 2. Baik sekali/ optimal

Apabila hanya 76% sampai dengan 99% bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

3. Baik/ minimal

Apabila hanya 66% sampai dengan 75% bahan pelajaran yang dapat sikuasai oleh siswa.

4. Kurang


(36)

15

Berdasarkan uraian tersebut, hasil belajar adalah hasil yang diperoleh sesorang setelah melalui proses yang dilakukan untuk memperoleh perubahan atau

kecakapan tertentu dalam dirinya. Hasil belajar bukan hanya berupa pengetahuan, tetapi dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah proses belajar.

2. IPS Terpadu

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa SMP dan MTS sebagaimana yang diungkapkan Sapriya (2009: 12) bahwa IPS pada kurikulum sekolah (satuan pendidikan), pada hakikatnya merupakan mata pelajaran wajib sebagaimana dinyatakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat ilmu pengetahuan sosial.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia banyak dipengaruhi dari perkembanganSocial Studiesdi negara barat.Social Studiesadalah sebutan mata pelajaran IPS yang ada di sekolah luar negeri seperti di Amerika. Sapriya (2009: 34)menyatakan bahwa “Sejumlah teori dan gagasanSocial Studiestelah banyak mempengaruhi perkembangan mata pelajaran IPS sebagai bagian dari sistem kurikulum di Indonesia”.

Ross (2006: 22) menjelaskan tentang isi dari mata pelajaran IPS, yaitu:

Subject-centered approaches argue that the Social Studies curriculum derives its content and purposes from disciplines taught in higher education. Some advocates would limit Social Studies curriculum the study of traditional history and

geography while others would also include the traditional social sciences (e.g., anthropology, economics, political science, sociology, psychology). Still other


(37)

16

studies, cultural studies, and gay/lesbian studies.

Pendapat tersebut menjelaskan, mata pelajaran IPS atau yang dikenal dengan istilahsocial studiestidak hanya sebatas disiplin ilmu sosial yang terdiri dari sejarah, geografi, antropologi, dan ekonomi namun dapat dikaitkan dengan berbagai multidisipliner keilmuaan yang terdiri dari, suku/etnik, hukum, budaya, dan penyimpangan sosial.

Menurut Sapriya (2009: 7), mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta pelajaran ilmu sosial lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut, IPS Terpadu adalah mata pelajaran yang merupakan paduan dari ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi, geografi, sejarah, antropologi, dan aspek sosial lainnya. Hasil belajar IPS Terpadu adalah hasil yang diperoleh seorang siswa baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai setelah melalui proses pembelajaran IPS Terpadu.

3. Kecerdasan Emosional

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dariHarvard Universitydan John Mayer dariUniversity

of New HampshireAmerika untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang

penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas tersebut yaitu empati (kepedulian), mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, bisa memecahkan masalah antar pribadi,


(38)

17

Kecerdasan emosi merupakan bagian dari aspek kejiwaan seseorang dan merupakan kekuatan yang dapat menunjukkan keberadaan manusia dalam menyelesaikan masalah. Menurut Salovey dalam Shapiro (2003: 8), kecerdasan emosional merupakan himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.

Emosi adalah sesuatu yang merujuk pada perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak (Goleman, 2015: 409). Sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan besar. Calon-calon utama dan beberapa anggota golongan tersebut adalah.

1. Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barangkali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.

2. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalu menjadi patologis, depresi berat. 3. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali,

khawatir, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik.

4. Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.

5. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti hormat, kasmaran, kasih.

6. Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

7. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur


(39)

18

Segal seorang inovator dalam bidang kecerdasan emosional dan juga pendiri website non profitHelpguide.orgyang pada tahun 2013 diakses lebih dari 65 juta orang berpendapat bahwa“ Emotional Intelligence is the ability to identify, use,

understand, and manage emotions in positive ways to relieve stress, communicate effectively, empathize with other, overcome challanges, and defuse conflict

(Helpguide.org,2015).”Pendapat ini sejalan dengan pendapat Bradberry dan

Greaves (2009: 17) yang menjelaskan bahwa“emotional intelligence is the ability

to recognize and understand emotions in yourself and others, and your ability to

use this awareness to manage your behavior and relationships.”Jadi dapat dikatakan kecerdasan emosional berkaitan erat dengan kemampuan seseorang untuk memahami dan mengontrol emosi diri dan orang lain.

Menurut penelitian kecerdasan emosional memiliki peran yang jauh lebih

signifikan di banding kecerdasan intelektual. Gardner dalam Aunurrahman (2010: 88) mengemukakan bahwa konsep lama tentang IQ hanya berkisar pada

kecakapan matematika yang sempit. Kecerdasan otak merupakan sebatas syarat minimal meraih suatu keberhasilan, namun kecerdasan emosionalah yang mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi seseorang.

Lebih lanjut Gardner dalam bukunya yang berjudulFrames Of Mind(Goleman, 2015: 48) mengatakan bahwa:

“Bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut sebagai kecerdasan emosional.”


(40)

19

Konsep kecerdasan emosional memiliki arti penting hampir di semua tempat yang mengharuskan manusia saling berhubungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Shapiro (2003: 6) yang menyatakan bahwa keterampilan EQ membuat siswa bersemangat tinggi dalam belajar, atau untuk disukai oleh teman-temannya di arena bermain, juga akan membantu dua puluh tahun kemudian ketika sudah masuk ke dunia kerja atau ketika sudah berkeluarga.

Besarnya pengaruh kecerdasan emosional dalam pendidikan dan kehidupan juga dikuatkan oleh pendapat Lencioni dalam Bradberry dan Greaves (2009: xvi)“By understanding what emotional intelligence really is and how we can manage it in our lives, we can begin to leverage all of that intelligence, education, and

experience we’ve beenstoring up for all these years”. Dengan memahami apa kecerdasan emosional sebenarnya dan bagaimana kita bisa mengelolanya dalam hidup kita, kita dapat mulai meningkatkan semua kecerdasan, pendidikan dan semua pengalaman yang kita telah dapat selama bertahun-tahun.

Sebuah laporan dariNational Center for Clinical Infant Programs (1992) menyatakan bahwa keberhasilan di sekolah bukan diramalkan oleh kumpulan fakta seorang siswa atau kemampuan dirinya untuk membaca, melainkan oleh ukuran-ukuran emosional dan sosial: yakni pada diri sendiri dan mempunyai minat; tahu pola perilaku yang diharapkan orang lain dan bagaimana

mengendalikan dorongan hati untuk berbuat nakal; mampu menunggu, mengikuti petunjuk dan mengacu pada guru untuk mencari bantuan; serta mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan saat bergaul dengan siswa lain. Hampir semua siswa yang prestasi sekolahnya buruk, menurut laporan tersebut, tidak memiliki satu atau lebih unsur-unsur kecerdasan emosional ini (tanpa memperdulikan apakah mereka juga mempunyai kesulitan-kesulitan kognitif seperti ketidakmampuan belajar) (Goleman, 2015: 271).

Goleman (2015: 43) berpendapat kemampuan emosional benar-benar dapat dipelajari dan dikembangkan pada anak-anak apabila kita berusaha


(41)

20

mengajarkannya, tidak seperti IQ yang tidak banyak diubah dari pengalaman atau pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Segal (Helpguide.org, 2015) yang menyatakan:

“Emotional intelligence (EQ) is built by reducing stress, remaining focused, and

staying connected to yourself and others. You can do this by learning key skills. The first two skills are essential for controlling and managing overwhelming stress and the last three skills greatly improve communication. The key skills of

emotional intelligence can be learned by anyone, at any time.”

Goleman (2015: 43) menggambarkan beberapa ciri kecerdasan emosional yang terdapat pada diri seseorang berupa.

1. Kemampunan memotivasi diri. 2. Ketahanan menghadapi frustasi.

3. Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih–lebihkan kesenangan.

4. Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.

Sedangkan menurut Segal (Helpguide.org, 2015) kemampuan-kemampuan yang merupakan bagian dari kecerdasan emosional adalah.

1. The ability to quickly reduce stress in the moment in a variety of settings. 2. The ability to recognize your emotions and keep them from overwhelming

you.

3. The ability to connect emotionally with others by using nonverbal communication.

4. The ability to use humor and play to stay connected in challenging situations.

5. The ability to resolve conflicts positively and with confidence.

Mengembangkan dimensi emosional siswa sangat diperlukan agar mereka semakin mampu menghadapi berbagai persoalan, bersemangat, ulet, tekun, bertanggung jawab, dan mampu menjalin komunikasi secara sehat dengan


(42)

21

individu atau kelompok lain. Bradberry dan Greavesmenyatakan “In order to be successful and fulfilled nowadays, you must learn to maximize your EQ skills, for those who employ a unique blend of reason and feeling achieve the greatest

result”(2009: 22). Agar sukses dan dapat terpenuhi saat ini, Anda harus belajar

untuk memaksimalkan kemampuan EQ Anda, bagi mereka yang menggunakan perpaduan unik dari nalar dan perasaan akan mencapai hasil terbaik.

Salovey dalam Goleman (2015: 55) berpendapat definisi dasar tentang kecerdasan emosional terdiri dari lima wilayah utama.

1. Mengenali Emosi Diri. Kesadaran diri–mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi–merupakan dasar kecerdasan emosional.

2. Mengelola Emosi. Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. 3. Memotivasi diri sendiri.

4. Mengenali emosi orang lain.

5. Membina Hubungan. Seni membina hubungan, sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk mengatur emosi dan keselarasan pengungkapannya. Keselarasan tersebut diungkapkan melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang penting yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang baik di sekolah. Siswa dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam pelajaran dan menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka.


(43)

22

4. Lingkungan Belajar di Sekolah

Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau

kesempatan-kesempatan pada individu. Lingkungan dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap siswa. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi dalam proses

pembelajaran yang terdiri dari dua aspek yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Proses belajar pada manusia bukan merupakan sesuatu yang berdiri sindiri, ada banyak faktor-faktor lingkungan yang turut memberi pengaruh terhadap kegitan maupun hasil belajar (Aunurrahman, 2010: 43). Sekolah yang merupakan tempat berlangsungnya pendidikan harus bersifat aktif, penuh tanggung jawab, dan mampu mengarahkan perkembangan individu ke suatu tujuan dengan menciptakan lingkungan yang baik.

Menurut Hamalik (2004: 195), lingkungan adalah segala sesuatu yang yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung. Hamalik (2004: 196) berpendapat fungsi dari lingkungan belajar adalah sebagai berikut.

1. Fungsi Psikologis

Stimulus bersumber atau berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respon yang menunjukkan tingkah laku tertentu.

2. Fungsi Pendagogis

Lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, lingkungan keluarga, sekolah, lembaga pelatihan dan lembaga-lembaga sosial.


(44)

23

3. Fungsi Intruksional

Program intruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran atau pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk mengembangkan tingkah laku siswa.

Lingkungan belajar menurut Muhammad Saroni (2006:82-84), adalah ”Segala

sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung.

Peranan lingkungan cukup besar dalam perkembangan individu. Menurut Ahmadi (2009: 194), lingkungan secara garis besar dapat dibedakan.

1. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan musim,dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu. 2. Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat, dimana

dalam lingkungan masyarakat ini ada interaksi individu satu dengan individu lain.

Menurut Tu’u (2004: 1) lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga

pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar

berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajar.


(45)

24

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman –

teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seoarang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Syah, 2012: 154).

Lingkungan tidak bersifat memaksa melainkan memberikan kemungkinan dan kesempatan. Namun, tidak dapat dipungkiri lingkungan cukup berperan dalam perkembangan individu. Slameto (2003: 60) mengemukakan bahwa lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Menurut Slameto (2003: 72), lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

Lingkungan fisik atau non sosial turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa (Syah, 2012: 155). Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, lingkungan belajar di sekolah adalah segala sesuatu baik benda dan kondisi makhluk hidup termasuk prilaku manusia yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. Lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial akan memberikan pengaruh terhadap individu. Lingkungan yang kondusif akan memberikan kenyamanan dalam belajar dan dalam interaksi antar warga sekolah.


(46)

25

5. Perhatian Orang Tua

Orang tua merupakan anggota kelompok sosial terkecil yang memberikan pengaruh paling dominan dalam perkembangan anak. Orang tua adalah

komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk

mencapai tahapan tertentu yang membantunya untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Menjalankan peran dan fungsinya, orang tua memiliki tanggung jawab memberikan perhatian dan berpartisipasi dalam pendidikan anaknya.

Baharuddin (2007: 178) bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada objek atau sekumpulan objek. Perhatian dapat membuat orang tua mengarahkan diri ke tugas-tugas yang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi terhadap tuntutan anak, memfokuskan diri pada masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan mengabaikan hal-hal yang tidak relevan. Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas (Sardiman, 2011: 45).

Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek yang direaksi pada suatu waktu. Ahmadi (2009: 142) mengemukakan “perhatian

adalah keaktifan jiwa yang diarahkan pada suatu objek, baik di dalam maupun di

luar dirinya”.Perhatian orang tua diharapkan mampu memotivasi anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak.


(47)

26

Suryabrata (2004: 14), menjelaskan pengertian perhatian sebagai banyak

sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Perhatian orang tua dapat direlisasikan dalam bentuk pengontrolan waktu belajar,

pemantauan perkembangan akademik dan kepribadian anak, dan pemantauan efektivitas jam belajar di sekolah.

Menurut Ahmadi (2009: 87-88) mengatakan bahwa kemajuan belajar anak tidak lepas dari bantuan dan pengawasan dari orang tua (ayah dan ibu). Kasih sayang dari orang tua, perhatian ini anatara lain dengan diberikan fasilitas belajar secukupnya seperti alat belajar dan tempat belajar. Hal ini didukung oleh pendapatnya Istadi (2007: 169) bahwa orang tua tidak bisa menghidarkan diri sebagai pemikul utama penanggung jawab pendidikan, salah satunya adalah melengkapi fasilitas pendidikan seperti tempat belajar dan membantu kegiatan belajar anak dalam hal mengatur waktu belajar.

Slameto (2004: 105) berpendapat perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek.

Slameto (2003: 61) mengemukakan pendapat sebagai berikut:

Orang tua kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sema sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak

memperhatiakan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.


(48)

27

Ada beberapa pendapat terkait dengan berbagai jenis perhatian. Suryabrata (2004: 14-16) mengemukakan bahwa macam-macam perhatian adalah sebagai berikut: (a) atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktifitas atau pengalaman batin, dibedakan menjadi: perhatian intensif dan perhatian tidak intensif, (b) atas dasar cara timbulnya dibedakan menjadi:

perhatian spontan (perhatian tak sekehendak atau perhatian tak disengaja) dan perhatian sekehendak (perhatian disengaja atau perhatian refleksif), (c) Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, dibedakan menjadi: perhatian terpencar (distributif) atau perhatian terpusat (konsentratif).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhatian. Menurut Ahmadi (2009: 146) faktor-faktor tersebut adalah.

1. Pembawaan. Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu.

2. Latihan dan kebiasaan. Meskipun tidak ada bakat pembawaan tentang suatu bidang, tetapi karena hasil dari ltihan/ kebiasaan, dapat

menyebabkan mudah timbulnya perhatian.

3. Kebutuhan. Adanya jebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian terhadap objek tersebut. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus dicurahkan padanya,

4. Kewajiban. Bagi orang yang menyadari kewajiban dirinya dia tidak akan bersikap masa bodoh.

5. Keadaan jasmani. Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat mempengaruhi perhatian kita terhadap suatu objek.

6. Suasan jiwa. Keadaan batin, perasaan, fantasi, pikiran dan sebagainya sangat mempengaruhi perhatian kita, dapat membantu ataupun

menghambat.

7. Suasana di sekitar. Kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, keindahan dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian kita. 8. Kuat atau tidaknya perangsang dari objek itu sendiri. Berapa kuatnya

perangsang yang bersangkutan dengan objek perhatian sangat mempengaruhi perhatian kita.


(49)

28

Berdasarkan uraian tersebut, perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada sebuah objek tertentu yang mengakibatkan bertambahnya aktivitas terhadap objek tersebut. Perhatian orang tua adalah pemusatan tenaga psikis orang tua terhadap anak-anaknya yang mengakibatkan bertambahnya aktivitas yang ditunjukkan dalam pemenuhan kebutuhan baik secara fisik dan non fisik. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini merupakan hasil penelitian yang membahas pokok permasalahan yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, dan perhatian orang tua.

Tabel 2. Penelitian yang Relevan

No. Nama Judul Hasil

1 Fahrurrozi (2011) Universitas Lampung Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Persepsi Siswa tentang Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas XII IPS Semester Ganjil SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XII semester ganjil SMA Persada Bandar Lampung Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 yang dibuktikan dengan perhitungan

diperoleh koefisen korelasi (r) sebesar 0,668 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,326.

2 Hilda Junanda Harahap (2014) Universitas Negeri Medan Hubungan Kecerdasan

Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil

Dari hasil uji hipotesis menggunakan uji korelasi ganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional


(50)

29

No. Nama Judul Hasil

Belajar Kimia Siswa SMA Setia Budi Perbaungan Tahun Ajaran 2013/2014.

dan motivasi belajar dengan hasil belajar kimia siswa dengan interpretasi cukup. Signifikansi korelasi diuji dengan uji F pada taraf

signifikansi α = 0,05 dengan

dk pembilang 2 dan dk penyebut 49 menunjukkan bahwa Ftabel = 3,19, sedangkan Fhit= 5,536645 (Fhit > Ftabel) yang berarti hubungan antara kecerdasan emosional dan motivasi belajar dengan hasil belajar relevan secara statistik (signifikan).

3 Melphi Puspita Sari (2010) Universitas Lampung Pengaruh Minat Belajar Ekonomi dan Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2008/2009.

Ada pengaruh Lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009. Hal ini ditunjukkan dengan thitung= 7,049 > ttabel = 1,973 dengan koefisien korelasi (r) 0,462 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,214 yang berarti prestasi belajar ekonomi dipengaruhi oleh lingkungan belajar di sekolah sebesar 21,4%.

4 Yenni Novitasari Nasution (2013) Universitas Negeri Medan Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X, XI IPS, XII IPS Pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2011/2012.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Lingkungan fisik sekolah dan lingkungan non fisik sekolah SMA Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2011/2012 mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi yaitu sebesar 9,93. Ini dapat diterima dari hasil yang diperoleh Freg = 9,93 lebih besar dari FTabel sebesar 3,09 dinyatakan signifikan taraf 5%. Tabel 2. (lanjutan)


(51)

30

No. Nama Judul Hasil

5 Pemi Zurriyatina (2014) Universitas Lampung Pengaruh Perhatian Orang Tua, Lingkungan Belajar, dan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Batanghari Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014.

Ada pengaruh yang

signifikan antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 2 Batanghari Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014, hal ini

ditunjukkan dengan fhitung= 4,569 > ftabel = 2,02.

(Dari berbagai sumber)

Penelitian terdahulu di atas, memiliki kaitan dengan variabel penelitian penulis. Hal ini untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa. Perbedaan terletak pada ruang, tempat dan waktu, apabila penelitian dilakukan pada tempat, objek dan subjek yang berbeda, maka akan menghasilkan perhitungan dan hasil yang berbeda pula.

C. Kerangka Pikir

Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan, pengalaman, dan interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar dan setelah dilakukannya evaluasi. Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang suatu pelajaran dan menjadi tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tabel 2. (lanjutan)


(52)

31

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa ataupun yang berasal dari luar diri siswa tersebut. Salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan

membangun kerjasama dengan orang lain.

Proses belajar melibatkan sebuah lingkungan yang di dalamnya terdapat interaksi sosial. Meningkatkan kecerdasan emosional adalah sesuatu yang penting untuk sebuah kesuksesan dalam belajar. Keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam pelajaran, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka dalam belajar.

Lingkungan merupakan faktor ekstern yang tidak bersifat mamaksa tetapi tidak dapat dipungkiri dapat memberikan pengaruh terhadap individu. Lingkungan belajar yang kondusif dapat mendukung kegiatan belajar siswa sehingga hasil belajarnya menjadi baik. Lingkungan baik fisik dan nonfisik yang nyaman dan kondusif perlu diciptakan di sekolah, karena sekolah merupakan tempat

berlangsungnya pendidikan. Apabila lingkungan belajar di sekolah tidak nyaman untuk siswa, maka konsentrasi siswa dalam belajar akan terganggu dan berakibat tidak maksimalnya hasil proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Perhatian orang tua juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Perhatian orang tua berupa motivasi, bimbingan, kasih sayang, pengawasan, pemenuhan

kebutuhan dan memperhatikan lingkungan pergaulan anak diharapkan dapat menimbulkan semangat belajar pada anak. Seorang anak yang mendapatkan


(53)

32

perhatian dalam belajar dan dukungan berupa pemenuhan kebutuhan belajar dari orang tuanya akan termotivasi untuk belajar.

Berdasarkan pemikiran di atas, kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Paradigma Kecerdasan Emosional, Lingkungan Belajar di

Sekolah dan Perhatian Orang Tua Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas hipotesis maka rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran

2014/2015.

Kecerdasan Emosional (X1)

Perhatian Orang Tua (X3)

Lingkungan Belajar di Sekolah

(X2)

Hasil Belajar IPS Terpadu


(54)

33

2. Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Ada pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Ada pengaruh kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, dan

perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015.


(55)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran

2014/2015.

2. Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Ada pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Ada pengaruh kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, dan

perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini berarti bahwa jika kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, dan perhatian orang tua baik maka hasil belajar siswa juga akan baik, begitu pula sebaliknya.


(56)

104

B. Saran

Berdasarkkan hasil penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padangcermin Tahun Pelajaran 2014/2015, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Kajian tentang kecerdasan emosional saat ini, menggambarkan pentingnya kecerdasan emosional untuk dikembangkan sejak dini. Untuk

mengembangkan kecerdasan emosional, maka disarankan kepada pihak sekolah terutama guru-guru pengajar agar memasukkan unsur-unsur kecerdasan emosioal dalam menyampaikan materi serta melibatkan emosi siswa dalam proses pembelajaran.

2. Sebagai lingkungan pertama dalam mengembangkan potensi yang dimiliki anak, orang tua perlu memberikan perhatian yang cukup guna menunjang aktivitasnya di sekolah. Perhatian yang diberikan dapat berupa motivasi untuk belajar, memberikan bimbingan dalam belajar, menanyakan

kesulitan atau hambatan dalam belajar di sekolah, dan pemenuhan fasilitas yang akan mendukung belajar anak.

3. Keberhasilan anak di sekolah ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya lingkungan belajar. Hendaknya lingkungan belajar secara fisik maupun sosial perlu disusun dengan baik.

4. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penelitian ini baik secara redaksional, metode penelitian ataupun subtansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca


(57)

105

sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain di masa-masa yang akan datang.


(58)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatanex post factodansurvey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagimana adanya. Menurut Sukardi (2003: 14) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh dilapangan. Sedangkan verifikatif menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Pendekatanex post factoadalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area penelitian yang dapat menggambarkan data-data masa lalu dan kondisi lapangan sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Menurut Sugiyono (2013: 12) pendekatansurveyadalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan) tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuisioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya.


(59)

35

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh kecerdasan emosional, lingkungan belajar di sekolah, dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 4 Padang Cermin tahun pelajaran 20114/2015.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 4 Padang Cermin Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 5 kelas dengan jumlah 183 siswa.

Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Padang Cermin Tahun Pelajaran 2014/2015

No Kelas Jumlah

1 VIII A 36

2 VIII B 38

3 VIII C 36

4 VIII D 36

5 VIII E 37

Jumlah 183

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 4 Padang Cermin

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih menggunakan teknik tertentu untuk mewakili populasi.


(60)

36

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118)

Rumus yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah Taro Yamane dengan rumus:

=

( ) + 1

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Tingkat signifikansi

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah:

n = 183

183(0,05) + 1= 125,557 dibulatkan menjadi 126

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 126 siswa dari seluruh populasi yang memiliki kesempatan sama untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik pengambilan sampel adalahprobability samplingdengan menggunakan

simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2013: 120).

Untuk menentukan banyaknya sampel tiap kelas digunakan rumus:


(61)

37

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas

Sumber: Pengolahan data 2015

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian yang memiliki variasi nilai. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, memudahkan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 60). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel bebas (independent variable)dilambangkan dengan X. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013: 61). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah kecerdasan emosional (X1), lingkungan belajar di sekolah (X2), dan perhatian orang tua (X3).

Variabel terikat (dependent variable) dilambangkan dengan Y. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

No Kelas Perhitungan Jumlah Siswa (Sampel)

1 VIII A 126

183× 36 = 24,77 25

2 VIII B 126

183× 38 = 26,16 26

3 VIII C 126

183× 36 = 24,77 25

4 VIII D 126

183× 36 = 24,77 25

5 VIII E 126

183× 37 = 25,48 25


(62)

38

hasil belajar (Y) yaitu hasil mid semester siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Padang Cermin Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual

a. Kecerdasan Emosional

Menurut Salovey dalam Shapiro (2003: 8), kecerdasan emosional merupakan himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan. Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang memungkinkan

seseorang untuk mengatur emosi dan keselarasan pengungkapannya. Keselarasan tersebut diungkapkan melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.

b. Lingkungan Belajar di Sekolah

Lingkungan adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu (Hamalik, 2004: 195). Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan kondisi dalam proses pembelajaran yang terdiri dari dua aspek yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan belajar di sekolah adalah segala sesuatu baik benda dan kondisi makhluk hidup termasuk prilaku manusia yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah.


(63)

39

c. Perhatian Orang Tua

Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas (Sardiman, 2011: 45). Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, atau orang yang dianggap tua. Perhatian orang tua adalah pemusatan tenaga psikis orang tua terhadap anak–anaknya yang

mengakibatkan bertambahnya aktivitas yang ditunjukkan dalam pemenuhan kebutuhan baik secara fisik dan non fisik.

d. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2009: 3). Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melalui proses yang dilakukan untuk memperoleh perubahan atau kecakapan tertentu dalam dirinya.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.

a. Kecerdasan Emosional (X1)

Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk mengatur emosi dan keselarasan pengungkapannya. Keselarasan tersebut


(64)

40

diungkapkan melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Indikator dari kecerdasan emosional adalah sebagai berikut.

1. Mengenali emosi diri. 2. Mengelola emosi diri. 3. Memotivasi diri sendiri. 4. Mengenali emosi orang lain.

5. Membangun kerjasama dengan orang lain.

b. Lingkungan Belajar di Sekolah (X2)

Lingkungan belajar di sekolah adalah segala sesuatu baik benda dan kondisi makhluk hidup termasuk prilaku manusia yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. Lingkungan belajar di sekolah meliputi sebagai berikut.

1. Lingkungan Sosial

a. Relasi guru dengan siswa. b. Relasi siswa dengan siswa. c. Relasi siswa dengan karyawan. 2. Lingkungan Fisik

a. Sarana dan prasarana. b. Tata ruang.

c. Peraturan sekolah. d. Sanksi dari sekolah. e. Suasana di sekolah.


(65)

41

c. Perhatian Orang Tua (X3)

Perhatian orang tua adalah pemusatan tenaga psikis orang tua terhadap anak–

anaknya yang mengakibatkan bertambahnya aktivitas yang ditunjukkan dalam pemenuhan kebutuhan baik secara fisik dan non fisik. Indikator perhatian orang tua adalah sebaga berikut.

1. Dukungan Moril

a. Menanamkan kebisaan belajar pada anak. b. Memantau hasil belajar anak.

c. Menegur anaknya jika melakukan kesalahan. d. Menumbuhkan kedisiplinan belajar.

e. Membimbing dalam belajar. 2. Dukungan Materil

a. Menyediakan fasilitas belajar.

b. Membelikan buku–buku yang dibutuhkan. c. Membayar SPP.

d. Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melalui proses yang dilakukan untuk memperoleh perubahan atau kecakapan tertentu dalam dirinya. Melalui hasil belajar dapat diketahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai suatu materi dan keberhasilan proses pembelajaran. Hasil belajar meliputi hasil ujian semester mata pelajaran IPS Terpadu.


(66)

42

Tabel 5. Variabel, Indikator, Sub Indikator, dan Skala Pengukuran

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Kecerdasan Emosional (X1) a. Mengenali emosi diri b. mengelola emosi c. memotivasi diri. d. mengenali emosi orang lain

e. Membangun hubungan dengan orang lain.

1. Mampu mengenali emosi diri.

2. Kesadaran diri.

3. Kemampuan mengelola emosi yang dirasakan. 4. Kemampuan memotivasi

diri.

5. Tingkat kemampuan memahami emosi orang lain.

6. Kemampuan bekerjasama dengan orang lain.

Interval

Lingkungan Belajar di Sekolah (X2)

a. Lingkungan sosial

b. Lingkungan fisik

1. Relasi guru dengan siswa. 2. Relasi siswa dengan siswa. 3. Relasi siswa dengan

karyawan.

4. Sarana dan prasarana belajar.

5. Tata ruang.

6. Peraturan sekolah. 7. Sanksi dari sekolah. 8. Suasana di sekolah.

Interval Perhatian Orang Tua (X3) a. Dukungan Moril b. Dukungan Materil

1. Menanamkan kebiasaan belajar anak.

2. Mamantau hasil belajar anak.

3. Menegur anaknya jika melakukan kesalahan. 4. Menumbuhkan

kedisiplinan dalam belajar. 5. Membimbing anak dalam

belajar.

6. Bekerjasama dengan pihak sekolah.

7. Menyediakan fasilitas belajar.

8. Membayar uang SPP. 9. Membelikan buku–buku

yang dibutuhkan anak.


(1)

Keterangan:

d1 = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.

N = banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.

Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas sebagai berikut, asumsikan.

Yi= β0+ β1Xi+ ui

Langkah 1 cocokan regresi terhadap data mengenai Y dan X atau dapatkan residual ei.

Langkah II dengan mengabaikan tanda ei, yaitu dengan mengambil nilai

mutlaknya ei, meranking baik harga mutlak ei dan Xisesuai dengan urutan yang meningkat atau menurun dan menghitung koefisien rank korelasi spearman

= 1 6

( )

Langkah III dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi Ps adalah 0 dan N > 8 tingkat penting (signifikan) dari rsyang disempel depan diuji dengan pegujian t sebagai berikut:

H0: tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya.

H1: Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya.

2 1

2 s s

r N r t

  


(2)

58

Dengan derajat kebebasan = N-2

Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis, kita bisa menerima hipotesis adanya heteroskedastisitas, kalau kita tidak bisa menolaknya. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rsdapat dihitung antara e1dan tiap variabel X secara terpisah dan dapat diuji untuk tingkat penting secara statistik dengan pengujian t.

I. Teknik Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian. Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahuia apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.

1. Uji Linear Sederhana

Untuk pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga penulis menggunakan rumus regresi linier sederhana yaitu:

x b a

Yˆ   (Sugiyono, 2013: 262)

Untuk mengetahui nilai a dan b dicari dengan rumus:

=( )( ) ( )( )

( )

= ( )( )

( )

Keterangan:

Ỷ = Nilai yang diprediksikan a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Koefisien regresi


(3)

X = Nilai variabel independen (

1,

2, 3)

Selanjutnya untuk uji signifikansi digunakan uji t dengan rumus:

Keterangan:

t0 = nilai teoritis observasi b = koefisien arah regresi sb = standar deviasi

Dengan kriteria uji adalah,“Tolak Hodengan alternative Haditerima jika thitung >Ttabeldengan taraf signifikan 0,05 dan dk n-2” (Sugiyono,2010: 184).

2. Uji Linear Multipel

Regresi linier multipel adalah suatu model untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), untuk menguji hipotesis ketiga variabel tersebut, digunakan model regresi linier multipel yaitu:

3 3 2 2 1

1x b x b x

b a

Yˆ    

(Sugiyono, 2013: 267) Keterangan:

a = Konstanta b1- b

3 = Koefisien arah regresi

X1- X3= Variabel bebas 

 = Variabel terikat

sb b t


(4)

60

Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi ganda (uji F), dengan rumus:

Keterangan:

( ) = ( ) + 2( )

( ) = ( )

k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung>Ftabeldan jika Ftabel> Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n–k–1

dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung< Ftabel. )

1 /(

/

  

k n JK

k JK F

res reg


(5)

Ahmadi, Abu. 2009.Psikologi Umum Edisi Revisi 2009. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2013.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:

Bumi Aksara.

Aunurrahman. 2010.Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Baharuddin. 2007.Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Bradberry, Travis dan Jean Jean Greaves. 2009.Emotional Intelligence 2.0. San Diego, California: Talent Smart.

Dimyati dan Mudjiono. 2013.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Goleman, D. 2015.Emotional Intellegence; Kecerdasan Emosional, Mengapa EI Lebih Penting daripada EQ. Alih Bahasa T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Buku asli diterbitkan tahun 1995.

Hamalik, Oemar. 2004.Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Istadi, Irawati. 2007.Istimewakan Setiap Anak. Bekasi: Pustaka Inti.

Junaidi, Iskandar dan Dortje Tandung. 2011.Mencetak Anak Unggul. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Ross, E. Wayne. 2006.The Social Studies Curriculum, Purposes, Problems, and Possibilities. New York: State of University New York Press.

Rusman, Tedi. 2013.Aplikasi Statistik Penelitian Dengan SPSS.Bandar Lampung.


(6)

Sapriya. 2009.Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya.

Sardiman. 2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Saroni, Muhammad. 2006.Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar Ruzz Media. Segal, Jeanne. 2015.Emotional Intelligence: Key Skills for Raising Emotional

Intelligence. http://www.helpguide.org/articles/emotional-health/emotional-intelligence-eq.htm Diakses tanggal 21 maret 2015.

Shapiro, E. L. 2003.Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005.Analisis Linear Ganda dengan SPSS. Bandar Lampung: Graha Ilmu.

Sudjana, Nana. 2004.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012.Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:

Penerbit Ombak.

Syah, Muhibbin. 2012.Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Tu’u,Tulus. 2004.Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 10 71

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 97

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DI RUMAH CARA BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 75

PENGARUH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG WAJIB BELAJAR KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DAN KEMAMPUANMENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 91

PENGARUH KEADAAN EKONOMI ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 PAGELARAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 83

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BATANGHARI NUBAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 79

PENGARUH PEMAMFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH, MINAT BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KETAPANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 84

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PADANGCERMIN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 86

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PERSEPSI SISWA TENTANG POLA ASUH ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 9 89

PENGARUH KONSEP DIRI MELALUI AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 4 89