21 suatu tindakan dan pada lain hari tidak, mereka tidak akan mengetahui
apa yang benar dan yang salah. Fungsi konsistensi yaitu: a
Konsisten mempunyai nilai mendidik yang besar. Bila peraturannya konsisten, maka dapat memacu proses
belajar. b
Konsisten mempunyai nilai motivasi yang kuat. Anak menyadari bahwa penghargaan selalu mengikuti perilaku
yang disetujui, dan hukuman selalu mengikuti perilaku yang dilarang, maka akan mempunyai keinginan yang jauh
lebih besaruntuk menghindari tindakan yang disetujui daripada anak yang merasa ragu mengenai bagaimana
reaksi terhadap tindakan tertentu. c
Konsistensi mempertinggi
penghargaan terhadap
perarturan dan orang yang berkuasa. Berdasarkan unsur-unsur kedisiplinan di atas, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan penghargaan dan hukuman dalam meningkatkan kedisiplinan pada siswa. Hal ini dikarenakan peraturan sudah ada di SD
Negeri 1 Kejobong Purbalingga.
4. Cara menanamkan disiplin
Hurlock 1978: 93-94 menjelaskan cara menanamkan disiplin pada anak adalah sebagai berikut:
22 a.
Cara mendisiplin otoriter Peraturan
dan pengaturan
yang keras
untuk memaksakan perikau yang diinginkan menandai semua jenis
disiplin yang otoriter. Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan. Disiplin otoriter dapat berkisar antara
pengendalian perilaku anak yang wajar hingga yang kaku yang tidak memberi kebebasan bertindak, kecuali yang sesuai dengan
standar yang ditentukan. Disiplin
otoriter berarti
mengendalikan melalui
kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman, terutama hukuman badan. Hukuman kerap kali dipakai untuk memaksa, menekan,
mendorong untuk mematuhi dan mentaati peraturan. Jadi, anak menjadi kehilangan kesempatan untuk belajar bagaimana
mengendalikan perilaku mereka sendiri. b.
Cara mendisiplin yang permisif Disiplin permisif berarti sedikit disiplin atau tidak
berdisiplin. Biasanya disiplin permisif tidak membimbing anak ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak
menggunakan hukuman. Orang tua maupun guru hanya membiarkan anak meraba-raba dalam situasi yang terlalu sulit
untuk ditanggulangi oleh mereka sendiri tanpa bimbingan atau pengendalian.
23 Dalam hal ini anak tidak diberi batas-batas atau kendala
yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan. Anak tidak diberi rambu-rambu atau batas
–batas yang mengatur perilakunya. Anak dibiarkan berbuat semaunya sendiri, dimana anak boleh
mengambil keputusan sendiri apapun bentuknya. c.
Cara mendisiplin demokratis Disiplin demokratis dilakukan dengan menggunakan
penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode ini
lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin daripada aspek hukumannya.
Disiplin demokratis menggunakan hukuman dan penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar pada
penghargaan. Hukuman hanya diberikan bila terdapat bukti bahwa anak secara sadar menolak melakukan apa yang
diharapkan dari mereka. Dalam penelitian ini menggunakan cara menanamkan disiplin
secara demokratis, dimana cara menanamkan disiplin demokratis adalah cara menanamkan disiplin yang paling cocok diterapkan untuk siswa SD.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam disiplin demokratis menggunakan hukuman dan penghargaaan dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa.
24
5. Kedisiplinan Siswa di Sekolah