Gambar 2.9. Kromatografi Gas
Untuk tujuan identifikasi dan penetapan kadar dibuat kromatogram komponen zat uji dan larutan baku standar lalu keduanya dibandingkan. Salah satu cara pada analisa
kualitatif adalah dengan membandingkanwaktu retensi antara kromatogram komponen zat uji dengan larutan baku pembanding. Waktu retensi yang dihasilkan oleh masing-
masing senyawa diukur mulai saat disuntikkan atau dimasukkan ke dalam alat sampai terjadinya respon detektor. Waktu retensi karakyteristik untuk tiap komponen dan
sebanding dengan jumlah komponen yang dikandung. Bila waktu retensi zat uji dan baku pembanding sama berarti kedua senyawa identik. Pada analisa kuantitatif saah
satu caranya dapat dilakukan dengan membandingkan luas area puncak komponen zat uji dengan luas area baku pembanding Yazid, 2005.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Bahan-Bahan
- Minyak inti sawit PT. SMART
- Gliserol p.a E’merck
- Kloroform p.a E’merck
- Silika Gel 60 G p.a E’merck
- N-heksan p.a E’merck
- Dietil eter p.a E’merck
Universitas Sumatera Utara
- Asam asetat glacial p.a E’merck
- Etanol p.a E’merck
- 1-propanol p.a E’merck
- 2-propanol p.a E’merck
- isooktana p.a E’merck
- n-heptana p.a E’merck
- Enzim Lipase Candida rugosa p.a E’merck
- 2,7 Dichlorfluorescein p.a E’merck
- N-Methyl-N-trimethylsilyltrifluoroacetamida MSTFA p.a E’merck
- Tricaprin p.a E’merck
- Tetrahydrofuran THF p.a E’merck
- Indikator phenolftalein -KOH 0,087 N
-Aquades
3.2. Alat-Alat
- Neraca analitis Sarotus
- Vortex Fischer Scientific
- Rotarievaporator Buchi
Universitas Sumatera Utara
- Gelas Erlenmeyer Pyrex
- Gelas beaker Pyrex
- Gelas ukur Pyrex
- Alat kromatografi gas Shimadzu
- Oven Gallenkamp
- Shaker - Labu leher tiga
- Chamber - Pipa kapiler
- Desikator - Pipet tetes
- Spatula - Mortar
- Alat pengrata bubur silika - Plat kaca
- Kondensor - Buret
- Statif dan klem - Hotplate
Universitas Sumatera Utara
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Penentuan Kadar Air pada minyak inti sawit SNI 01-2891-1992
Pada awal tahap analisis cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit. Didinginkan cawan dalam desikator. Diambil cawan kering dengan penjepit kemudian
ditimbang cawan kering yang sudah didinginkan. Ditimbang 1-2 g contoh pada cawan tersebut lalu dikeringkan pada oven suhu 105
˚ C selama 3 jam. Dinginkan dalam
desikator. Dilakukan penimbangan dan diulangi penimbangan hingga diperoleh bobot tetapkonstan
≤0,0005 g.
Kadar air =[W-W1-W2W1-W2] x 100 dimana:
W = berat contoh sebelum dikeringkan g
W1 = berat cawan kosong dan contoh kering yang sudah
konstan beratnya g W2
= berat cawan kosong
3.3.2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas ALB pada minyak inti sawit
Untuk pengukuran kadar ALB dilakukan dengan metode titrimetri. 5 gram minyak inti sawit dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 10 ml alkohol 96.
Ditutup Erlenmeyer dengan plastik dan diikat dengan karet lalu dipanaskan hingga mendidih. Ditambahkan 3 tetes indikator phenolftalein lalu dititrasi dengan larutan
KOH 0,1 N hingga terjadi perubahan warna menjadi merah lembayung. Dicatat volume KOH yang terpakai. Perhitungan ALB :
= V. N. BM x 100 Di mana : V = Volume KOH 0,1N
G.1000 N = Normalitas KOH 0,1N
Universitas Sumatera Utara
BM =Berat molekul asam lemak bebas asam laurat
G = berat sampel minyak inti sawit gram
3.3.3. Gliserolisis Minyak Inti sawit
Dihilangkan kadar air dari minyak inti sawit dengan cara dioven selama 1 jam dengan suhu 105
˚C untuk menghilangkan kadar air. Kemudian dimasukkan 6,75 gr minyak inti sawit yang telah bebas air ke dalam gelas Erlenmeyer lalu ditambahkan 3,24 gr
gliserol. Selanjutnya ditambahkan enzim lipase Candida rugosa sebanyak 0,49 gr. Kemudian dimasukkan etanol 20 ml dan ditambahkan aquadest sebanyak 0,4 ml lalu
dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur 37 ˚C dengan kecepatan 350 rpm
selama 24 jam. Setelah itu dirotarievaporator untuk memisahkan gliserolat dengan pelarut. Dengan menggunakan perlakuan yang sama dilakukan gliserolisis
menggunakan pelarut 1-propanol, 2-propanol, n-heptana dan isooktana.
3.3.4. Analisa Gliserida dengan Kromatografi Lapis Tipis KLT
Sebanyak ± 0,05 gr gliserolat dilarutkan dalam 1 ml kloroform, kemudian 1µl larutan diaplikasikan pada plat KLT dalam bentuk spot bulatditotolkan dengan jarak antar
spot 2 cm. Plat KLT kemudian dielusi menggunakan campuran pelarut n-heksan : dietil eter : asam asetat glasial 80 : 20 : 2 vvv yang telah dijenuhkan dengan
chamber glass. Setelah elusi mencapai tanda batas atas, plat dikeluarkan dari chamber
Universitas Sumatera Utara
kemudian didiamkan beberapa menit sampai uap dari pelarut hilang. Identifikasi kemudian dilakukan dengan menyemprotkan fluorecense dan dianalisis dibawah
lampu UV dengan panjang gelombang 366 nm. Spot-spot yang terbentuk kemudian diberi tanda dengan menggunakan pensil untuk memperjelas area fraksi-fraksi yang
telah terpisah. Pengukuran kadar MG dilakukan secara semi kuantitatif dengan membandingkan luas
area fraksi MG dengan total fraksi yang terbentuk dari pengelusian hasil gliserolisis tersebut. Caranya adalah dengan menggambar ulang spot yang terbentuk tadi di atas
kertas kalkir, kemudian kertas-kertas ini digunting sesuai dengan spot tersebut, sehingga masing-masing guntingan ini bisa ditimbang.
Hasil timbangan menunjukkan kadar masing-masing fraksi. Perhitungan kadar masing-masing fraksi itu adalah sebagai berikut:
Kadar MG =Bobot kertas fraksi MG gr Bobot total fraksi gr
x 100
Kadar DG =Bobot kertas fraksi DG gr Bobot total fraksi
x 100
Kadar TG =Bobot kertas fraksi TG gr Bobot total fraksi
x 100
3.3.5. Analisa Gliserida dengan Kromatografi Gas
Sampel ditimbang sebanyak 0,05 gr kemudian ditambahkan 100 µl MSTFA dan 100 µl tricaprin lalu campuran divortex hingga homogen. Setelah itu ditambahkan 0,1 ml
THF dan 1 ml n-heptana lalu didiamkan. Setelah itu campuran diinjeksikan ke dalam alat kromatografi gas KG model Shimadzu dilengkapi dengan detector ionisasi
nyala. Kolom yang digunakan adalah kolom kapiler DB-5HT 5-phenyl-methyl polysiloxane 6 m x 0,32 mm. Suhu detektor dan injektor 350
˚C dan digunakan
Universitas Sumatera Utara
model split injector 200 : 1. Suhu oven diprogram dari 160 sampai 350 ˚C pada
30 ˚Cmin dan ditahan pada 350˚C selama 25 menit. Nitrogen digunakan sebagai gas
pembawa dengan kecepatan alir 200 mlmenit. Waktu proses 30 menit dan sampel diinjeksikan 1µl secara manual.
3.4. Bagan Penelitian
ANALISA PENDAHULUAN • Analisa kadar air minyak inti sawit
• Analisa Asam Lemak Bebas minyak inti sawit
Universitas Sumatera Utara
PROSES GLISEROLISIS
ANALISA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
ANALISA KROMATOGRAFI GAS
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Gliserolisisminyakintisawitmenggunakanbiokatalisenzim lipase dariCandida rugosamenghasilkanmonogliserida, digliserida, dantrigliserida.
Hasilgliserolisisminyakintisawitmenggunakanbiokatalisenzim lipase dariCandida rugosadanvariasilimajenispelarut yang dianalisamelaluiduatahapanalisa,
yaknianalisamenggunakanKromatografi Lapis Tipis danKromatografi Gas.
HasilanalisamenggunakanKromatografi Lapis Tipis KLT adalahsebagaiberikut :
N o
JenisPelar ut
Perulang an
Beratkertaskalkir gr KADAR
MG DG
TG
TOTAL
MG DG
TG
1 Etanol
1 -
- -
- -
- -
2
- -
- -
- -
-
Rata-rata
- -
-
2 1-propanol
1 0,0228 0,1125 0,0803 0,2156
6,51 32,13 22,93
2 0,0179 0,0501 0,0682 0,1362
7,00 19,60 26,68
Rata-rata 6,755 25,86 24,80
3
2-propanol
1 0,0818 0,1437 0,1567 0,3822
16,35 28,73 31,33 2
0,0929 0,3171 0,2681 0,6781 10,47 35,74 30,22
Rata-rata
13,41 32,23 30,77
4 n-heptana
1 0,0731 0,3265 0,4758 0,8754
8,35 37,29 54,35
2 0,0757 0,3303 0,6602 1,0662
7,09 30,97 61,92
Rata-rata 7,72
34,13 58,13
5 Isooktana
1 0,0091 0,0594 0,2129 0,2814
3,23 21,02 75,73
2 0,0150 0,0894 0,2870 0,3914
3,83 22,84 73,32
Rata-rata 3,53 21,93 74,52
Universitas Sumatera Utara