Pengujian Hipotesis Penelitian Teknik Analisis Data

47 kesalahan penelitian ditentukan sebesar 5, maka dengan nilai signifikansi p 0,05 berarti hubungan variabel bebas dengan variabel tergantung adalah tidak linier, sebaliknya bila nilai signifikansi 0,05, maka hubungan variabel bebas dengan variabel tergantung adalah linier.

4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hipotesis penelitian ini dan untuk menguji hipotesis tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Analisis Hubungan Antarvariabel Analisis hubungan atau pengaruh antarvariabel penelitian ini menggunakan Program SPSS-10, sub program multivariate correlation r1, r2, r3, r4, r5. Kemudian, peneliti mencari kontribusi variabel tersebut R 2 terhadap pembentukan karakter. Setelah itu peneliti melakukan analisis regresi sederhana untuk membuat prediksi kontribusi masing-masing variabel terhadap pembentukan karakter, untuk mengetahui hubungan atau pengaruh 4 variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis hubungan dengan teknik regresi ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian nomor 1, 2, 3, 4, 5. Analisis regresi ganda dilakukan analisis regresi ganda untuk membuat prediksi kontribusi secara bersama-sama variabel bebas terhadap pembentukan karakter. Analisis hubungan dengan teknik regresi ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian nomor 1. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap pembentukan karakter oleh siswa SMP melalui pendidikan nilai. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perolehan pendidikan nilai melalui pengaruh keluarga, sekolah, teman sebaya dan media massa. Yang dimaksud dengan pendidikan nilai adalah sistem nilai. Untuk selanjutnya yang dimaksud pendidikan nilai berfokus pada 17 nilai dalam pendidikan konsumen. Uji signifikansi sumbangan variabel bebas dilakukan terhadap variabel terikat dari sampel siswa 4 SMP yang dilibatkan dalam penelitian. Secara berurutan penjelasan hasil-hasil analisis data penelitian yang telah diperoleh siswa diawali dengan mendeskripsikan konteks pendidikan nilai melalui angket dan kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.

1. Hasil Penggalian Dimensi Nilai Kehidupan Konsumen Sebagai Pembentuk

Karakter Dari 15 guru, sebanyak 11 orang menyepakati bahwa penyadaran nilai kepada siswa melalui mata pelajaran dianggap sangat perlu dan 4 guru mengatakan perlu. Salah seorang guru mengatakan “perlunya penyadaran nilai pada siswa melalui mata pelajaran supaya mereka menyadari pentingnya nilai-nilai tersebut dimengerti dan dimiliki agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari”. Ini ditunjukkan dengan besarnya jumlah guru 94 yang pernah terpikir untuk mengenalkan 17 nilai kehidupan konsumen kepada siswa melalui pembelajaran. Sebanyak 15 guru tersebut mengharapkan agar 17 nilai-nilai kehidupan yang sudah dikembangkan dalam pendidikan konsumen dapat membantu pembentukan pribadi siswa yang cerdas secara kognisi, afeksi, dan psikomotoris. Para guru mengharapkan siswa dapat menyadari pentingnya nilai-nilai tersebut untuk dimengerti kemudian mampu dan dapat membiasakan diri untuk menerapkan nilai-nilai kehidupan tersebut dalam perilaku ekonomi terutama sebagai konsumen dalam kehidupan sehari-hari. Semua guru mengatakan sudah pernah menanamkan nilai-nilai kehidupan tersebut kepada siswa, meskipun belum seluruhnya 17 nilai kehidupan yang ditanamkan melalui materi dalam pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang sesuai dengan aspek nilai kehidupan sehari-hari. Mereka mengatakan bahwa penanaman nilai kepada siswa dilakukan dengan cara memberikan nasehat, cerita, keteladanan dan pembiasaan, studi kasus, permainan, dan jam konsultasi dengan siswa. Para guru ini termotivasi