HASIL PENGUJIAN HASIL PENELITIAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Hasil Uji Multikolinearitas Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai variance inflation factors VIF sebagai indikator ada tidaknya multikolinieritas diantara variabel bebas nilai VIF harus lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance semua variabel independen lebih besar dari 0,10 Bedasarkan uji multikolonearitas lihat lampiran 6 tersebut menunjukkan bahwa semua nilai tolerance variabel visi layanan 0 .608 , kepemimpinn layanan 0 .626 , perlakuan terhadap pelanggan 0 .777 , teknologi layanan 0 .919 dan variabel pelatihan layanan 0.815 lebih besar dari pada 0,1 sementara itu nilai VIF variabel visi layanan 1.645 , kepemimpinan layanan 1.599 , perlakuan terhadap pelanggan 1.287, teknologi layanan 1.088 dan pelatihan layanan 1.227 lebih kecil dari 10. Berdasarkan hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independen yang digunakan dalam penelitian c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat grafik scatterplot pada output SPSS. Jika ada pola tertentu pada grafik digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id scatterplot SPSS, seperti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasi bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang jelas, seperti titik titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut dapat disajikan dalam grafik hasil uji multikolinearitas. Gambar 4.12 Grafik Scatterplot Berdasarkan output scatterplot diatas terlihat bahwa titik titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang tertentu yang jelas. Sehingga, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. d. Hasil Uji Autokolerasi Uji autokolerasi dilakukan apabila data yang digunakan merupakan data time series sedangkan data dalam penelitian ini merupakan data digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id cross section sehingga uji autokolerasi tidak perlu dilakukan. Pengukuran autokorelasi dapat dilihat pada nilai Durbin Watson yang terdapat pada output model summary. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel Durbin Watson. Suatu model regresi akan bebas autokolerasi apabila nilai Durbin Watson mendekati angka 2. e. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, dan pelatihan terhadap variabel terikat yaitu retensi pelanggan. Pada analisis ini terdapat koefisien berganda dan koefisien determinasi. Koefisien berganda atau nilai R menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R berkisar antara 0-1, nilai R yang semakin mendekati 1 menyatakan hubungan yang semakin kuat, sebaliknya nilai R yang semakin mendekati 0 menyatakan hubungan yang semakin lemah. Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien berganda R 2 yang berfungsi untuk menentukan apakah variasi dari variabel bebas yang ada dalam persamaan estimasi telah dapat menjelaskan variasi dari variabel terikatnya dengan baik. Dalam hal ini, digunakan Adjusted R 2 R Square yang merupakan nilai R 2 R Square yang telah disesuaikan dan nilainya selalu lebih kecil dari R 2 R Square sehingga digunakan untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas Dari hasil analisis regresi, dapat dilihat melalui output model summary sebagai berikut. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .652 a .425 .394 1.13285 1.985 a. Predictors: Constant, visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layana, dan pelatihan layanan b. Dependent Variable: retensi pelanggan Berdasarkan tabel 4.16 tersebut diperoleh nilai koefisien berganda R sebesar 0.652. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara variabel bebas yaitu visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layana, dan pelatihan layanan terhadap variabel terikat yaitu retensi pelanggan. Kemudian dari hasil analisis determinasi diperoleh koefisien determinasi yaitu nilai Adjusted R 2 R Square sebesar 0.394 atau 39.4 . Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel bebas yaitu visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, dan pelatihan layanan terhadap variabel terikat yaitu retensi pelanggan. sebesar 39.4 , sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel- variabel lain diluar model pada penelitian sebesar 60.6 . f. Hasil Uji F-statistik Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, dan pelatihan layanan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu retensi pelanggan. Tingkat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id signifikansi atau kepercayaan menggunakan α = 5 atau 0,05. Kemudian ditentukan f tabel dengan rumus sebagai berikut. f tabel = Df1 ; Df2 f tabel = jumlah variabel bebas dan terikat – 1 ; n – k – 1 Keterangan: n : jumlah responden k : jumlah variabel bebas Sehingga, apabila dimasukkan nilainya pada rumus f tabel adalah sebagai berikut. f tabel = 6 − 1 ; 100 − 5 − 1 = 5 ; 94 Maka, diperoleh angka degree of freedom Df yaitu Df1 ; Df2 = 5 ; 94. Nilai tersebut juga dapat dilihat pada tabel anova kolom Df yang kemudian dapat dicari pada tabel distribusi F sehingga diperoleh nilai untuk f tabel sebesar 2.91. Hipotesis dugaan sementara dalam uji f dapat ditentukan sebagai berikut. H : Variabel bebas yaitu visi layanan X 1 , kepemimpinan layanan X 2 , perlakuan terhadap pelanggan X 3 , teknologi layanan X 4 dan pelatihan layanan X 5 secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu retensi pelanggan Y H 1 : Variabel bebas yaitu visi layanan X 1 , kepemimpinan layanan X 2 , perlakuan terhadap pelanggan X 3 , teknologi layanan X 4 dan pelatihan layanan X 5 secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu retensi pelanggan Y digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kriteria pengujian dapat dijabarkan sebagai berikut. - H diterima dan H 1 ditolak apabila f hitung f tabel atau nilai Sig. 0,05 - H ditolak dan H 1 diterima apabila f hitung f tabel atau nilai Sig. 0,05 Dari hasil analisis regresi, dapat dilihat melalui output tabel anova sebagai berikut. Tabel 4.15 Hasil Uji F Simultan ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 89.154 5 17.831 13.894 .000 a Residual 150.636 94 1.283 Total 209.790 99 a. Predictors: Constant, visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan dan pelatihan layanan b. Dependent Variable: retensi pelanggan Berdasarkan tabel 4.15 tersebut diperoleh nilai f hitung sebesar 13.894 dan nilai Sig. sebesar 0,000. Sehingga, karena nilai f hitung f tabel yaitu 13.894 2,91 dan nilai Sig. 0,05 yaitu 0,000 0,05 serta bertanda positif maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan antara visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan dan pelatihan layanan secara bersama-sama terhadap retensi pelanggan. Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan dan pelatihan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id layanan secara bersama-sama simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap retensi pelanggan pada PT. Pegadaian Persero Syariah Cabang Blauran Surabaya . g. Hasil Uji T-statistik Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan dan pelatihan layanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu retensi pelanggan. Tingkat signifikansi atau kepercayaan α menggunakan 5 atau 0,05. Hipotesis dugaan sementara dalam uji t dapat ditentukan sebagai berikut. H : Variabel bebas yaitu visi layanan X 1 , kepemimpinan layanan X 2 , perlakuan terhadap pelanggan X 3 , teknologi layanan X 4 , dan pelatihan layanan X 5 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu retensi pelanggan Y H 1 : Variabel bebas yaitu visi layanan X 1 , kepemimpinan layanan X 2 , perlakuan terhadap pelanggan X 3 , teknologi layanan X 4 , dan pelatihan layanan X5 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu retensi pelanggan Y Kriteria pengujian dapat dijabarkan sebagai berikut. - H diterima dan H 1 ditolak apabila t hitung t tabel atau nilai Sig. 0,05 - H ditolak dan H 1 diterima apabila t hitung t tabel atau nilai Sig. 0,05 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dari hasil analisis regresi, dapat dilihat melalui output tabel coefficients sebagai berikut. Tabel 4.16 Hasil Uji T Parsial Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficient s T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 7.342 1.285 5.712 .000 VISI LAYANAN .059 .042 .142 1.420 .159 KEPEMIMPIN AN .245 .099 .244 2.472 .015 PERLAKUAN TERHADAP PELANGGAN .208 .082 .225 2.540 .013 TEKNOLOGI LAYANAN .081 .032 .207 2.538 .013 PELATIHAN LAYANAN .114 .062 .161 1.853 .067 Berdasarkan tabel 4.18 tersebut dapat dilakukan pembandingan t hitung dengan t tabel serta nilai Sig. untuk mengetahui pengaruh masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu sebagai berikut. a. Pada variabel visi layanan diperoleh nilai t hitung sebesar 1.420 dan nilai t tabel sebesar 1.985 dengan nilai partial sebesar 0.145. kemudian berdasarkan uji signifikasi di peroleh nilai signifikasi sebesar 0.159. Karena t hitung t tabel dan juga karena signifikansi = 0.1590,05 namun bertanda positif maka H diterima dan H 1 ditolak yang berarti bahwa secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara visi layanan dengan retensi pelanggan. Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id bahwa secara parsial visi layanan berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap retensi pelanggan di PT. Pegadaian persero Cabang Syariah Blauran Surabaya. b. Pada variabel kepemimpinan layanan diperoleh nilai t hitung sebesar 2.472 dan nilai t tabel sebesar 1.985dengan nilai partial sebesar 0.247. kemudian berdasarkan uji signifikasi di peroleh nilai signifikasi sebesar 0,015. Karena t hitung t tabel dan juga karena signifikansi = 0,0150,05 serta bertanda positif maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan layanan dengan retensi pelanggan. Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa secara parsial kepemimpinan layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap retensi pelanggan di PT. Pegadaian persero Cabang Syariah Blauran Surabaya. c. Pada variabel perlakuan terhadap pelanggan diperoleh nilai t hitung sebesar 2.540 dan nilai t tabel sebesar 1.985 dengan nilai partial sebesar 0.259. kemudian berdasarkan uji signifikasi di peroleh nilai signifikasi sebesar 0.013. Karena t hitung t tabel dan juga karena signifikansi = 0,013 0,05 serta bertanda positif maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara perlakuan terhadap pelanggan dengan retensi pelanggan. Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa secara parsial perlakuan terhadap pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap retensi pelanggan di PT. Pegadaian persero Cabang Syariah Blauran Surabaya. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d. Pada variabel teknologi layanan diperoleh nilai t hitung sebesar 2.583 dan nilai t tabel sebesar 1.985 dengan nilai partial sebesar 0.253 kemudian berdasarkan uji signifikasi di peroleh nilai signifikasi sebesar 0,013. Karena t hitung t tabel dan juga karena signifikansi = 0,0130,05 serta bertanda positif maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara teknologi layanan dengan retensi pelanggan. Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa secara parsial teknologi layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap retensi pelanggan di PT. Pegadaian persero Cabang Syariah Blauran Surabaya. e. Pada variabel pelatihan layanan diperoleh nilai t hitung sebesar 1.853 dan nilai t tabel sebesar 1.985 dengan nilai partial sebesar 0.188 kemudian berdasarkan uji signifikasi di peroleh nilai signifikasi sebesar 0,067. Karena t hitung t tabel dan juga karena signifikansi = 0,067 0,05 namun bertanda positif maka H diterima dan H 1 ditolak yang berarti bahwa secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara pelatihan layanan dengan retensi pelanggan. Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa secara parsial pelatihan layanan berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap retensi pelanggan di PT. Pegadaian persero Cabang Syariah Blauran Surabaya. Berdasarkan hasil regresi berganda pada tabel 4.18 yang merujuk pada kolom standardized coefficients juga dapat ditulis model persamaan regresi berganda sebagai berikut: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id RETENSI PELANGGAN Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + β RETENSI PELANGGAN Y = -7.123 + 0.908X 1 + 0.682X 2 + 3.547X 3 + 0.362X 4 + -2.941X 5 + β Berdasarkan model persamaan tersebut, identifikasi masing-masing variabel untuk model dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Nilai konstanta variabel terikat Y yaitu retensi pelanggan sebesar - 7.123 artinya jika variabel bebas yaitu visi layanan X 1 , kepemimpinan layanan X 2 , perlakuan terhadap pelanggan X 3 , teknologi layanan X 4 , dan pelatihan layanan X 5 , bernilai konstan tetap atau dengan kata lain jika tidak ada X 1 , X 2, X 3, X 4, X 5 maka tidak ada nilai Y. b. Koefisien regresi visi layanan X 1 sebesar b 1 = 0.908 menunjukkan tanda positif yang artinya apabila variabel visi layanan naik satu satuan maka retensi pelanggan akan meningkat sebesar 0.908 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya yaitu kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, dan pelatihan layanan konstan tetap atau tidak ada perubahan. c. Koefisien regresi kepemimpinan layanan X 2 sebesar b 2 = 0.682 menunjukkan tanda positif yang artinya apabila tingkat kepemimpinan dalam melayani naik satu satuan maka retensi pelanggan akan meningkat sebesar 0.682 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya yaitu visi layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, pelatihan layanan konstan tetap atau tidak ada perubahan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d. Koefisien regresi perlakuan terhadap pelanggan X 3 sebesar b 3 = 3.547 menunjukkan tanda positif yang artinya apabila variabel perlakuan terhadap pelanggan naik satu satuan maka retensi pelanggan akan meningkat sebesar 3.547 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya yaitu visi layanan,kepemimpinan layanan, teknologi layanan, dan pelatihan layanan tetap atau tidak ada perubahan. e. Koefisien regresi teknologi layanan X 4 sebesar b 3 = 0.362 menunjukkan tanda positif yang artinya apabila variabel teknologi layanan naik satu satuan maka retensi pelanggan akan meningkat sebesar 0.362 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya yaitu visi layanan,kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, dan pelatihan layanan tetap atau tidak ada perubahan. f. Koefisien regresi pelatihan layanan X 5 sebesar b 3 = -2.941 menunjukkan tanda positif yang artinya apabila variabel pelatihan layanan naik satu satuan maka retensi pelanggan akan meningkat sebesar -2.941 dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya yaitu visi layanan,kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, dan teknologi layanan tetap atau tidak ada perubahan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PEMBAHASAN

1. Pengaruh visi layanan, kepemiminan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan dan pelatihan layanan secara simultan terhadap retensi pelanggan di PT. Pegadaian Persero Cabang Syariah Blauran Surabaya. Dari hasil pengujian uji F yang dilakukan terbukti bahwa visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, dan pelatihan layanan secara simultan bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap retensi pelanggan di PT. Pegadaian Persero Cabang Syariah Blauran Surabaya, dengan persamaan regresi Y = 7,342 + 0.059X1 + 0.245X2 + 0.208X3 + 0.081X4+ 0.114X5+ β. Dari persamaan regresi terlihat bahwa koefisien regresi untuk kelima variabel bebas yaitu visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, dan pelatihan layanan adalah positif terhadap retensi pelanggan di PT. Pegadaian Persero Cabang Syariah Blauran Surabaya. Dengan demikian setiap terjadi peningkatan masing-masing variabel yaitu visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, dan pelatihan layanan di PT. Pegadaian Persero Cabang Syariah Blauran Surabaya juga mengalami kenaikan. Dengan demikian pengajuan hipotesis diterima. Sedangkan hasil penelitian koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel X 1 , X 2 , X 3, X 4 , dan X 5 visi layanan, kepemimpinan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan, dan pelatihan layanan berpengaruh 96 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terhadap variabel Y retensi pelanggan sebesar 39.4 . selebihnya 60.6 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Orientasi layanan memiliki beberapa dimensi di antaranya variabel visi layanan, varibel kepemimpinan layanan, variabel perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan dan pelatihan layanan, sangat mempengaruhi retensi pelanggan dan apabila dimensi-dimensi tersebut ada dalam suatu perusahaan maka tidak akan menutup kemungkinan akan berpengaruh terhadap retensi pelanggan. Sementara itu pada level organisasi, orientasi layanan, merupakan suatu karakteristik desain internal seperti struktur organisasi, suasana, dan budaya pada level organisasi. Manfaat dari penerapan orientasi layanan adalah untuk menciptakan kepuasan konsumen. Manfaat lainnya adalah orientasi layanan bertujuan untuk menjelaskan filosofi dan budaya organisasi kepada calon karyawan baru atau bisa juga pada pelanggan baru. Organisasi yang menggunakan orientasi layanan memiliki pondasi dalam menyukseskan implementasi competitive strategi untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Implikasinya pada organisasi yang berorientasi pada orientasi layanan dapat menciptakan kepuasan pelanggan mereka melalui prosedur orientasi layanan yang spesifik, yang bisa menjadi competitive advantage organisasi, sehingga orientasi layanan harus dimengerti sebagai media yang bisa membantu manajer menciptakan diferensiasi dari organisasi lain. 1 Layanan orientasi yang baik akan menimbulkan sebuah retensi, retensi akan terjadi seiring dengan adanya rasa puas yang dihasilkan dari kinerja. 1 Bowen dan Schneider, Schneider et al., dalam Nova alviani, et.al. “ Analisis pengaruh dimensi orientasi layanan service Orientation terhadap inovasi layanan service innovation “ jurnal ilmiah manajemen, No. 1 Vol. 15, 2013,303. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kinerja sendiri merupakan hasil kerja dari tingkah laku 2 . Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Butte dalam Abu bakar juga menjelaskan retensi pelanggan merupakan bentuk loyalitas yang berhubungan dengan perilaku setia yang diukur berdasarkan perilaku beli konsumen yang ditunjukkan dengan tingginya frekuensi konsumen membeli suatu produk. Sementara itu, loyalitas sendiri lebih mengacu pada sikap setia yang diukur berdasarkan komponen-komponen sikap, keyakinan, perasaan, dan kehendak untuk melakukan pembelian 3 . Perlu diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, diantaranya adalah meningkatkan loyalitas pelanggan, retensi pelanggan dan mencegah perputaran pelanggan 4 . Dalam mencapai sebuah keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya sangat ditentukan oleh ketepatan strategi yang dipakai, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari sasaran pasar. Dalam menentukan strategi pemasaran, pihak pemasar perlu mengkaji setiap karakteristik perilaku konsumen, yang diimplementasikan ke dalam harapan dan keinginannya. Dengan mengetahui alasan yang mendasar mengapa konsumen melakukan pembelian, maka dapat diketahui strategi yang tepat untuk digunakan. Dengan kata lain, pihak pemasar harus mengaktualisasikan setiap harapan konsumen menjadi suatu kepuasan atas pelayanan yang diberikan. Dimana hal tersebut merupakan kunci keberhasilan yang 2 Mischael Amstrong, Manajemen Sumber daya manusia. Terjemahan Sofyan Dan Haryant Jakarta : PT. Elex Media Komputindo ,1999, 15. 3 Abu Bakar, Analisis Pengaruh Customer Satisfaction, Switching Cost, dan Trust In Brand Terhadap Customer Retention, Skripsi.Universitas Diponegoro,2010, 32. 4 Lupiyoadi dan A. Hamdani.,Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2006. 64 . digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menjadikannya berbeda dari pesaingnya. Karena jika tidak demikian, maka perusahaan akan ditinggalkan oleh pelanggannya, menurut Massie dalam Fandy Tjiptono “Semakin disadari bahwa pelanggan merupakan asset bagi perusahaan. Dengan pemasaran yang semakin ketat, tanpa memiliki pelanggan tetap perusahaan dengan mudah mengalami resiko kemunduran dalam bisnisnya. Bahkan lebih ekstrem lagi perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup besar dan ditinggalkan pelanggan. 5 Strategi-strategi di atas sangat efektif di gunakan untuk meningkatkan retensi pelanggan. Dimana untuk menarik pelanggan diperlukan kualitas pelayanan yang baik sehingga dapat menimbulkan kepuasan. Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapatkan nilai dari produsen atau penyedia jasa. Nilai ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem, atau sesuatu yang bersifat emosional. Menurut Paliliati dalam Mardikawati, “Nilai bagi pelanggan ini dapat diciptakan melalui atribut – atribut pemasaran perusahaan yang dapat menjadi unsur stimulasi bagi perusahaan untuk mempengaruhi konsumen dalam pembelian. Jika pembelian yang dilakukan mampu memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen atau mampu memberikan kepuasan, maka akan terjadi pembelian ulang pada masa depan” 6 Adanya rasa puas yang di rasakan oleh pelanggan maka akan sangat mudah bagi perusahaan untuk memperomosikan produk-produk yang nantinya akan di jual oleh perusahaan. Terpenuhinya orientasi layanan yang baik akan 5 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran., Yogyakarta : Andi Offset, 2000, 32. 6 Woro Mahardikawati, Penngaruh Nilai Pelanggan dan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada Pelanggan Bus Efisiensi, Skripsi, Universitas Diponegoro, 2012, 60. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id membentuk sebuah kinerja yang ujung-ujungnya nanti akan berdampak pada meningkatnya tingkat retensi pelanggan. Tingkat retensi adalah tingkat yang menunjukan seberapa banyak pelanggan bisa ditahan pada tahun tertentu dibandingkan pelanggan yang berhasil diakuisisi pada tahun sebelumnya 7 . Dapat di katakan apabila orientasi layanan terpenuhi maka retensi pelanggan akan naik, artinya di sini adalah bahwa semakin tinggi orientasi layanan yang di dukung dengan visi layanan terpenuhi, kepemimpinan layanan yang dapat menaungi, perlakuan terhadap pelanggan baik, teknologi layanan yang mendukung dan pelatihan layanan yang kompeten, maka akan semakin tinggi atau semakin meningkat pula retensi pelanggan. 2. Pengaruh visi layanan, kepemiminan layanan, perlakuan terhadap pelanggan, teknologi layanan dan pelatihan layanan secara parsial terhadap retensi pelanggan di PT. Pegadaian Persero Cabang Syariah Blauran Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa visi layanan secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap retensi pelanggan. Dilihat dari kecilnya pengaruh visi layanan maka terdapat faktor-faktor lain yang dimungkinkan berpengaruh. Hal tersebut tidak mendukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Serli Marselia Mahasiswa Universitas Terbuka Bengkulu Fakultas Manajemen pada tahun 2010 yang berjudul “ Pengaruh Unsur-unsur Kepemimpinan Visioner terhadap Standar Pelayanan Minimal Studi Pada Kantor Kecamatan Boyan Tanjung Kabupaten Kapuas Hulu”, yang menyimpulkan bahwa analisis data yang dilakukan menunjukkan pengaruh antara faktor-faktor realitas, kepercayaan, dan variabel penampilan 7 Syafruddin Chan, “Relationship Marketing Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut”, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, 91.