Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
menggunakan metode pengukuran tingkat pengembalian
return
dan metode pengukuran tingkat penyesuaian risiko, Reksa Dana saham mampu
memberikan kinerja lebih baik dari pada Reksa Dana pendapatan tetap baik secara gabungan maupun secara individual. Terbukti Reksa Dana
saham mampu memberikan
return
diatas suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI sebagai
risk free investment
maupun
return
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG sebagai
return market
. Selain itu, Reksa Dana saham juga mampu mengkombinasikan diversifikasi portofolio yang
optimal sehingga menghasilkan keuntungan dengan risiko tertentu dibandingkan Reksa Dana pendapatan tetap.
Yuliaty 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Menggunakan Model
Treynor, Sharpe, Jensen, Treynor Black
”
,
memberikan kesimpulan bahwa model
Treynor
dan
Jensen
akan menghasilkan kesimpulan yang sama dalam pemeringkatan terhadap kesimpulan pemilihan Reksa Dana,
hal ini dikarenakan keduannya menggunakan acuan pasar untuk menghitung risiko Reksa Dana. Pada model
Sharpe
dan
Treynor Black
didapatkan hasil yang acak, karena keduannya menggunakan risiko total. Berinvestasi pada Reksa Dana saham di pasar modal Indonesia tergolong
menguntungkan sebab dari pengamatan terhadap 23 Reksa Dana saham tersebut didapatkan hasil bahwa Reksa Dana yang tidak layak untuk dipilih
maksimal 10 Reksa Dana atau kurang dari 50 dari Reksa Dana yang diamati.
Sofi 2015
dalam penelitiannya
yang berjudul
“Analisis Perbandingan Evaluasi Portofolio Reksa Dana Terproteksi Konvensional
dan Syariah Menggunakan Metode
Sharpe, Treynor, Jensen
Periode 2012 – 2014”, memberikan kesimpulan bahwa hasil penelitian terhadap Reksa
Dana terproteksi konvensional dan syariah menunjukan bahwa Reksa Dana konvensional memiliki
return
yang lebih besar dibandingkan Reksa Dana terproteksi syariah. Pengujian dengan
independent sample t-test
pada Reksa Dana terproteksi konvensional dan syariah menunjukan bahwa
secara keseluruhan kinerja kedua Reksa Dana tidak signifikan diukur dengan
Sharpe Index, Treynor Index,
dan J
ensen Index
. Sehingga tidak ada perbedaan kinerja antara Reksa Dana terproteksi konvensional dan
terproteksi syariah.
Prawiti 2015 dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Kinerja Reksa Dana Saham, Pendapatan Tetap dan Campuran dengan
Menggunakan Metode
Sharpe, Treynor
dan
Jensen
”
,
memberikan kesimpulan bahwa hasil rasio
Sharpe
tertinggi pada Reksa Dana campuran yaitu Reksa Dana Panin Dana Bersama dengan nilai 0.2627 yang artinya
setiap 1 risiko yang ditanggung, maka
return
RD Panin Dana Bersama memberikan
Excess Return
sebesar 0.2627. untuk hasil rasio
Treynor
tertinggi pada Reksa Dana campuran yaitu Reksa Dana Panin Dana Bersama dengan nilai 0.0109 yang artinya setiap 1 risiko yang
ditanggung, maka
return
RD Panin Dana Bersama memberikan
Excess Return
sebesar 0.0109. untuk hasil rasio
Jensen
, tertinggi pada Reksa
Dana campuran yaitu Reksa Dana Panin Dana Bersama dengan nilai 0.0144 yang artinya setiap 1 risiko yang ditanggung, maka
return
RD Panin Dana Bersama memberikan
Excess Return
sebesar 0.0144. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti bermaksud untuk
menyelesaikan masalah penelitian yaitu “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Reksa Dana Terproteksi d
i Indonesia”.