Persyaratan Administratif Persyaratan Bangunan

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 22 Gambar 1.15 Proses penyelenggaraan konstruksi Sumber: Dipohusodo, 1996

1.4. Kriteria Desain dalam Penyelenggaraan Bangunan

Penyelenggaraan bangunan adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. Jasa penyelengga- raan bangunan melewati suatu proses seperti gambar 1.15 yang dapat diurutkan secara garis besar sebagai berikut: − Tahap perencanaan dan perancangan, dimana pada tahap ini bangunan yang akan dibuat dimodelkan dalam suatu bentuk 2 dimensi gambar atau 3 dimensi maket disertai dengan berbagai dokumen tertulis sebagai pendukung Rencana Anggaran BiayaRAB, spesifikasi teknis dan lain-lain. Keseluruhan dokumen ini, yang disebut sebagai dokumen perencanaan, akan dijadikan sebagai acuan bagi tahap selanjutnya. − Tahap asemblingperakitan, dimana tahap ini merupakan tahap pilihan yang tidak selalu dilaksanakan, tergantung dari kondisi proyek. Perakitan merupakan pekerjaan konstruksi skala kecil pada elemen bangunan seperti kuda-kuda baja, elemen pracetak, dan lain-lain. Tahap ini bisa dilaksanakan di lapangan atau di lokasi workshoppabrik. − Tahap konstruksi, dimana tahap ini merupakan tahap akhir pembuatan bangunan di lapangan. Tahap ini dilaksanakan dengan acuan dokumen perencanaan.

1.4.1. Persyaratan Bangunan

Persyaratan umum bangunan pada dasarnya harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.

1.4.2.1. Persyaratan Administratif

Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi: − status hak atas tanah, danatau ijin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah; − status kepemilikan bangunan gedung; − ijin mendirikan bangunan gedung. Di unduh dari : Bukupaket.com 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 23 Setiap bangunan gedung harus didirikan pada tanah yang status kepemilikannya jelas, baik milik sendiri maupun milik pihak lain. Ijin mendirikan bangunan diberikan oleh pemerintah daerah, kecuali bangunan dengan fungsi khusus oleh Pemerintah Pusat. IMB diberikan melalui proses permohonan. Selanjutnya IMB diatur dalam PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24PRTM2007 TANGGAL 9 AGUSTUS 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN GEDUNG. Secara umum prosedur dan tata cara IMB seperti pada gambar 1.16. Permohonan ijin mendirikan bangunan harus dilengkapi dengan: − tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau tanda bukti perjanjian pemanfaatan tanah − data pemilik bangunan gedung; − rencana teknis bangunan gedung; dan − hasil analisis mengenai dampak lingkungan bagi bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. Gambar 1.16 Prosedur ijin mendirikan bangunan Sumber: Permen PU 24PRTM2007 Ijin mendirikan bangunan diberikan apabila rencana bangunan telah memenuhi persyaratan tata bangunan sesuai rencana tata kota dan daerah RTRW kabupaten maupun kota, RDTRKP, danatau RTBL, yang tertuang dalam Advis Planning AP oleh dinaslembaga tata kotadaerah. Di unduh dari : Bukupaket.com 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 24 Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW kabupaten atau kota adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah kabupatenkota yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan RDTRKP adalah penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah kabupatenkota ke dalam rencana pemanfaatan kawa-san perkotaan. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL adalah panduan rancang bangun suatu kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan.

1.4.2.2. Persyaratan Teknis