digunakan untuk melihat bagaimana kecenderungan emosi. Kelima wilayah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mengenali Emosi Diri
Kemampuan seorang mengenali emosi merupakan kemampuan yang paling mendasar dalam hidupnya. Mayer
dalam Goleman 2009: 62-64 berpendapat bahwa kemampuan mengenali emosi merupakan kesadaran
seseorang akan emosinya sendiri. Kesadaran ini berupa waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang
suasana hati. Orang yang dapat mengenali emosinya, dapat
berpikir jernih dan dapat mengambil keputusan yang tepat dan baik bagi dirinya. Kemampuan ini merupakan dasar
dari kecerdasan emosi, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai
metamood,
yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer
Goleman, 2002 : 64 kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati,
bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri
memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan
salah satu
prasyarat penting
untuk
mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
Orang yang memiliki kesadaran diri dapat mengetahui perasaannya, mengetahui hubungan antara
pikiran dan perasaan, serta mengetahui reaksi yang timbul akibat perasaannya. Salah satu cara agar seseorang dapat
mengenali perasaannya ialah dengan memberi nama setiap perasaan yang timbul dari dalam diri dan dapat
menyebutnya. Apabila kurang, maka individu menjadi larut dalam aliran dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran ini belum
menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi.
Menurut Goleman 2009: 403 – 404, ciri – ciri
orang yang mampu mengenali emosi diri, sebagai berikut: 1.
Perbaikan dalam mengenali dan merasaka emosi dirinya 2.
Lebih mampu memahami penyebab perasaan yang timbul
3. Mengenali perbedaan perasaan dan tindakan
b. Mengelola Emosi
Goleman 2009:
58 menyatakan
bahwa kemampuan mengelola emosi adalah; suatu kemampuan
dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras sehingga tercapai keseimbangan dalam
diri individu. Goleman 2009: 77-79 juga berpendapat bahwa kemampuan mengelola emosi merupakan salah satu
faktor yang dapat meningkatkan kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan yang meningkat dengan
intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur
diri sendiri, menemukan cara-cara untuk menangani perasaan takut dan melepaskan kecemasan, rasa takut,
kemurungan, ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari
perasaan-perasaan yang menekan. Menurut Goleman 2009: 404 orang yang memiliki
kemapuan mengelola emosi memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1. Toleransi yang tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan
amarah 2.
Berkurangnya ejekan verbal, perkelahian, dan gangguan di ruang kelas
3. Mampua dalam mengungkapkan
amarah tanpa
berkelahi 4.
Berkurangnya prilaku agresif dan merusak diri sendiri 5.
Memiliki perasaan yang positif terhadap diri sendiri, sekolah dan keluarga