adalah 2 mlkg BB yang terbukti mampu meningkatkan aktivitas serum ALT dan AST yang diberikan secara intraperitonial i.p. Pada penelitian yang dilakukan
Garri 2013 juga membuktikan bahwa 2 mlkg BB mampu meningkatkan aktivitas serum ALT dan AST yang pemberiannya melalui intraperitonial i.p.
b. Penetapan waktu pencuplikan darah. Untuk mendapatkan waktu pencuplikan darah dilakukan orientasi dengan satu kelompok. Dalam satu kelompok terdiri
dari 5 ekor tikus. Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata. Pada jam ke 0, 24, dan 48 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida. Kemudian
lakukan pengukuran aktivitas ALT.
11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji
Tiga puluh ekor tikus dibagi menjadi enam kelompok perlakuan secara acak, masing-masing sejumlah lima ekor tikus.
a. Kelompok I kontrol hepatotoksin diberi larutan karbon tetraklorida : olive oil 1:1 dosis 2 mlkgBB secara intra peritonial, setelah dua puluh empat jam ambil
darahnya. b. Kelompok II kontrol negatif diberi olive oil sebanyak 2 mL secara intra
peritonial, setelah dua puluh empat jam diambil darahnya. c. Kelompok III kontrol ekstrak diberi ekstrak etanol kulit buah Persea americana
Mill. dosis 1,4 gkgBB secara per oral, enam jam kemudian diambil darahnya. d. Kelompok IV dosis rendah diberi ekstrak etanol kulit buah Persea americana
Mill. dosis 0,35 gkgBB secara per oral.
e. Kelompok V dosis tengah diberi ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. dosis 0,7 gkgBB secara per oral.
f. Kelompok VI dosis tinggi diberi ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. dosis 1,4 gkgBB secara per oral.
Enam jam kemudian kelompok IV-VI dipejani karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB secara intraperitonial. Ambil darahnya setelah 24 jam melalui sinus orbitalis
mata, kemudian diukur aktivitas ALP-nya.
12. Pembuatan serum
Darah diambil melalui sinus orbitalis mata tikus dan ditampung dalam tabung Eppendorf. Darah didiamkan selama ± 15 menit, kemudian disentrifugasi
selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm dan bagian supernatannya diambil.
13. Penetapan aktivitas serum ALP
Pengukuran aktivitas ALP dilakukan di Laboratorium PARAHITA, Yogyakarta. Pengukuran dilakukan dengan cara memasukkan serum yang didapatkan
ke dalam alat Architect yang didalamnya terdapat reagen untuk pengukuran ALP serum. Prinsip dari pengukuran aktivitas ALP serum yaitu alkali fosfatase dalam
sampel mempercepat hidrolisis p-nitrofenil fosftat p-NPP menjadi p-nitrofenol dan fosfat anorganik. Pada pH basa, p-nitrofenol dalam bentuk phenoxide berwarna
kuning akan memberikan kenaikan absorbansi pada panjang gelombang 404 nm yang berbanding lurus dengan aktivitas alkali fosfatase dalam sampel.
F. TATA CARA ANALISIS HASIL