Penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji

B. Uji Pendahuluan

1. Penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida

Senyawa hepatotoksik yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon tetraklorida. Pada penelitian ini penentuan dosis karbon tetraklorida bertujuan untuk mengetahui pada dosis berapa karbon tetraklorida dapat menyebabkan kerusakan hati pada tikus yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas enzim ALP. Pada penelitian Janakat dan Merie 2002 dan penelitian Garri 2013 menyatakan bahwa dosis karbon tetraklorida yang mampu menimbulkan efek hepatotoksik adalah 2 mlkg BB. Berdasarkan penelitian Nirmala, Girija, Lakshman dan Divya 2012, menunjukkan bahwa dengan peningkatan nilai ALT lebih dari 1,5 kali lipat menunjukkan peningkatan pada aktivitas ALP serum. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Ruqiah, dkk. 2007, yang menyatakan bahwa dengan peningkatan aktivitas ALT juga meningkatkan aktivitas ALP.

2. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji

Penentuan waktu pencuplikan darah pada hewan uji bertujuan untuk mengetahui efek hepatotoksik karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB mencapai maksimal, yang ditunjukkan dengan peningkatan ALT tertinggi pada waktu tertentu. Pencuplikan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata dengan selang waktu tertentu yaitu jam ke 0, 24 dan 48 setelah pemberian larutan karbon tetraklorida dosis 2 mlkg BB. Hasil uji berupa aktivitas ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkg BB yang tersaji pada Tabel I dan gambar 2. Tabel I . Purata aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam n = 3 Selang waktu jam Purata kadar ALT± SE UL 72,3 ± 10,0 24 217,3 ± 4,7 48 90,3 ± 6,5 Gambar 2. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam Berdasarkan data serum ALT yang telah dianalisis dengan menggunakan analisis variansi satu arah menunjukkan nilai signifikansi 0,000 0,05. Hal itu menyatakan bahwa antara ketiga kelompok terdapat perbedaan. Lakukan analisis menggunakan uji Scheffe untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok. Hasil analisis yang diperoleh dari uji Scheffe dapat dilihat pada tabel II. Tabel II . Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam Selang waktu Jam ke 0 Jam ke 24 Jam ke 48 Jam ke 0 BB BTB Jam ke 24 BB BB Jam ke 48 BTB BB Keterangan : BB = Berbeda bermakna p ≤ 0,05 BTB = Berbeda tidak bermakna p 0,05 Berdasarkan data tabel I, terlihat aktivitas ALT yang paling tinggi yaitu pada jam ke 24, yaitu 217,3 ± 4,7 UL. Aktivitas ALT pada jam ke 24 memberikan peningkatan yang signifikan dan berbeda bermakna dibandingkan jam ke 0 dan 48 Tabel II. Aktivitas serum ALT mengalami penurunan pada jam ke 48 yakni 90,3 ± 6,5, yang berbeda tidak bermakna dengan aktivitas ALT pada jam ke 0. Hal ini menunjukan pada jam ke 24 setelah pemberian karbon tetraklorida terjadi peningkatan aktivitas ALT, sedangkan pada jam 48 aktivitas ALT sudah kembali normal, seperti pada jam ke 0. Dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa pada jam ke-24, karbon tetraklorida akan menyebabkan kerusakan hati paling parah. Akan tetapi pada jam ke-48, metabolit karbon tetraklorida sudah mulai diekskresikan sehingga kerusakan yang disebabkan oleh senyawa tersebut sudah mulai tersenti. Maka pada penelitian ini menggunakan waktu pencuplikan darah pada jam ke 24 setelah pemberian karbon tetraklorida. Menurut penelitian Sivakrishnani dan Kottaimuthu 2013 menunjukkan bahwa dengan peningkatan ALT yang lebih dari 1,5 kali lipat maka nilai aktivitas enzim ALP pun akan meningkat. Selain itu, didukung pula oleh penelitian Arhoghro1, Ekpo dan Ibeh 2009 yang menyatakan hal yang sama mengenai peningkatan ALP ketika ALT meningkat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dapat dinyatakan bahwa dengan peningkatan ALT dapat menjamin nilai aktivitas ALP juga akan meningkat.

3. Penetapan dosis ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit persea americana Mill. terhadap konsentrasi alkalin fosfatase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 13 94

Pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 96

Pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 96

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 112

Pengaruh pemberian jangka pendek dekok kulit buah persea americana Mill terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 8

Pengaruh pemberian jangka pendek dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 91

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 81

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida

0 6 79

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida

0 1 89