Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

NATIKA E. MANURUNG 090503270

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 14 Agustus 2013 Yang Membuat Pernyataan,


(3)

ABSTRAK

PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang di proksi dengan rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI..

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dan diperoleh 20 perusahaan sebagai sampel. Analisis ini dilakukan melalui uji regresi berganda yaitu F- Test dan t-

test pada tingkat signifikan 5% (α = 0.005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM),dan Net Profit Margin (NPM), tidakberpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(4)

ABSTRACT

THE ANALYSIS EFFECT OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF PROFIT GROWTH OF MANUFACTURING FIRMS IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

The purpose of this research to analyze the influenced of financial performance that in the proxy with financial ratio are Debt to Equity ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), and Net Profit Margin (NPM) to the profit growth of the manufacture firms on BEI.

This research is classified as causal research and replication of former researches .The sampel selection is using purposive sampling method and the result are 20 companies as sample. This analyst is tested by using multiple regression that are F- test and t- test on 5% level of significant (α = 0,005).

The result indicated that debt to equity ratio (DER),return on assets (ROA),gross profit margin (GPM),and net profit margin (NPM) has no significant effect either simultaneously or partially to the profit growth of manufacture firms on BEI.


(5)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursak Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec.,AK. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar,M.Si.,Akselaku Dosen Pembimbing penulis yang sangat banyak membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. BapakDrs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberi masukan kepada skripsi penulis.


(6)

6. Teristimewa untuk orang tua penulis, ayahanda Drs. Togap Manurung dan ibunda Yovanka Tobing serta adik –adik saya Sophia Christie Manurung, Frans Martin Manurung dan Eunike Juliet Manurung. Terima kasih atas semua kasih sayang yang tulus, doa,bantuan material dan moril serta semangat yang diberikan kepada penulis selama ini, khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini

7. sahabat-sahabatku Novalia Verdiana, Yosevine Natalina dan Muliadi Tumbur serta teman-teman Akuntansi angkatan 2009 yang sama-sama berjuang dari awal kuliah sampai sama-sama berjuang menulis skripsi Yohana Gevita, Rotua Osin, Stella Yolanda, Nova Sari, Romauli Morentina, Rany Anggriani dan Josua Torang atas segala saran dan bantuan yang telah diberikan selama ini. Dan terakhir kepada Louis P.Y Sirait yang senantiasa membantu saya serta memberi motivasi dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak tersdapat kekurangan.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 14 Agustus 2013

Penulis,

Natika E.Manurung 090503270


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 8

2.1.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 11

2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 14

2.1.4 Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 15

2.1.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio ... 16

2.1.6 Analisis Laporan Keuangan ... 17

2.1.7 Pertumbuhan Laba... 17

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Populasi dan Jenis Penelitian ... 27

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

3.6 Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 38

4.1 Data Penelitian ... 38

4.2 Analisis Data ... 38

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif ... 39

4.2.2 Analisis Uji Klasik ... 40

4.2.3 Metode Analisis Regresi Berganda ... 48

4.2.4 Uji Hipotesis ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53


(8)

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 53

5.3 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu………...23

Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 28

Tabel 3.2 Tabel Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi………35

Tabel 4.1 Hasil Uji Deskriptif... 39

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 41

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi... 42

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi ... 48

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 49

Tabel 4.7 Hasil UJi Signifikasi Simultan (Uji- F) ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 26

Gambar 4.1 Histogram ... 43

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 44


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

LAMPIRAN I Daftar Variabel Penelitian ...58 LAMPIRAN II Hasil Pengelolaan Data Dengan SPSS 17.0...63


(12)

ABSTRAK

PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang di proksi dengan rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI..

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dan diperoleh 20 perusahaan sebagai sampel. Analisis ini dilakukan melalui uji regresi berganda yaitu F- Test dan t-

test pada tingkat signifikan 5% (α = 0.005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM),dan Net Profit Margin (NPM), tidakberpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(13)

ABSTRACT

THE ANALYSIS EFFECT OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF PROFIT GROWTH OF MANUFACTURING FIRMS IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

The purpose of this research to analyze the influenced of financial performance that in the proxy with financial ratio are Debt to Equity ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), and Net Profit Margin (NPM) to the profit growth of the manufacture firms on BEI.

This research is classified as causal research and replication of former researches .The sampel selection is using purposive sampling method and the result are 20 companies as sample. This analyst is tested by using multiple regression that are F- test and t- test on 5% level of significant (α = 0,005).

The result indicated that debt to equity ratio (DER),return on assets (ROA),gross profit margin (GPM),and net profit margin (NPM) has no significant effect either simultaneously or partially to the profit growth of manufacture firms on BEI.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan merupakan salah satu bentuk dari pertanggungjawaban manajemen perusahaan terhadap seluruh stakeholder perusahaan, seperti: manajemen, investor, kreditur, dan pemerintah. Hal ini sama hakikatnya dengan tujuan laporan keuangan menurut SAK No. 1, yaitu : “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan”.

Dari laporan keuangan tersebut baik pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan dapat meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambil dari perusahaan, karena dalam laporan keuangan tersebut terdapat banyak informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak tersebut, terutama adalah informasi tentang laba. Laba merupakan salah satu elemen yang potensial yang terdapat dalam laporan keuangan.Laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan, tetapi juga penting sebagai informasi yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembagian laba, penentuan investasi, dan pembagian hasil.

Laba yang dihasilkan pada laporan keuangan merupakan laba yang dihasilkan dengan metode akrual (IAI, 2009).Menurut Kirschenheiter dan


(15)

Melumad (2002:134)“informasi laba diharapkan bermanfaat untuk merepresentasikan kinerja perusahaan, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, dan menaksir risiko investasi dan meminjamkan dana”. Pentingnya informasi laba tercantum secara jelas dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 25 (IAI, 2007) :

Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama satu periode tertentu.Informasi tentang kinerja suatu perusahaan terutama tentang profitabilitas,dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber daya ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan dimasa yang akan datang.

Pengumuman laba perusahaan juga merupakan informasi penting yang mencerminkan nilai perusahaan bagi pelaku pasar. Dari informasi laba yang diberikan oleh perusahaan tersebut maka pelaku pasar akan memprediksi dan menentukan keputusan investasi.Hal ini menjadi perhatian investor dan calon investor terpusat pada laba suatu perusahaan.Seorang investor yang rasional akan memprediksi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan dengan mengamati sinyal yang diberikan perusahaan.

Salah satu cara untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Pertumbuhan laba dapat dilihat melalui laporan keuangan.Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan tersebut. Cara untuk mengevaluasi, menganalisis dan menginterpretasikan data laporan keuangan adalah melalui analisis rasio keuangan. Rasio keuangan ini pada dasarnya dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio


(16)

profitabilitas dan rasio pasar. Menurut Hanafi (2003: 69) analisis rasio merupakan “cara lain menyajikan informasi dari laporan keuangan, analisis disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka dalam dan antar neraca dan laporan laba-rugi”.

Pada penelitian ini rasio yang digunakan peneliti adalah Debt to Aquity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba. Dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi perusahaan menanggung resiko kerugian yang tinggi tetapi juga berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat.DER yang tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek keuntungan bagi perusahaan (Kuswadi 2005:90).Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dalam laba kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja suatu bank. Penggunaan rasio ROA dalam penelitian ini karena ROA dapat memperhitungkan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan income.Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2009:118).

Pengaruh Gross Profit Margin(GPM) terhadap pertumbuhan laba bersih perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini, maka laba bersih yang dihasilkan akansemakin meningkat. Hal tersebut menandakan bahwa laba kotor yang dihasilkan dapat menutup biaya yang bervariasi yang digunakan untuk melakukan


(17)

kegiatan penjualan. Menurut Darsono dan Ashari (2005:56) “Penentuan margin keuntungan kotor oleh perusahaan akan mempertimbangkan aspek struktur pasar, jenis barang, dan stuktur pesaing.Pada pasar dengan pesaing yang amat ketat, margin keuntungan kotor akan semakin rendah dibandingkan dengan pasar yang bersifat monopolistis”. Sedangkan Net Profit Margin (NPM) menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan (Darsono dan Ashari, 2005:56).

Laba yang dicapai merupakan salah satu indikator keberhasilan dan menunjukkan kinerja yang telah dicapai manajemen perusahaan pada periode tertentu, sedangkan dari sisi pengguna eksternal, laba perusahaan merupakan salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

Para investor akan menginvestasikan asetnya pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba yang meningkat setiap periodenya. Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan labanya. Kinerja keuangan ini bisa dilihat dari cara perusahaan itu dalam mengelola asset lancar perusahaan agar perusahaan tersebut tetap bisa dikatakan likuid, dan bagaimana manajemen menggunakan hutang untuk membiayai asset tetap agar tidak menurunkan laba perusahaan, dan bagaimana perusahaan menggunakan modal yang dimilikinya.

Penelitian ini akan mengambil objek perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Peneliti memilih perusahaan manufaktur yang ada di BEI, karena perusahaan ini telah mencapai skala usaha tertentu atau relatif cukup besar yang menyangkut perputaran uang lebih dari


(18)

ratusan miliar rupiah.Hal ini dapat dibuktikan misalnya kapasitas produksi, aktualisasi pesanan yang diterima, jumlah asset, nilai penjualan konkret, dan lain-lain.Ada banyak perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka untuk memperkecil ruang lingkup penelitian ini, peneliti menggunakan metode purposive sampling dalam menentukan sampel penelitian.

Berdasarkan latar belakang perusahaan manufaktur di atas, penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai analisis kinerja keuangan terhadap pengaruh pertumbuhan laba dalam perusahaan manufaktur pada tahun 2009 sampai dengan 2011 yang terdaftar di BEI. Penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM),dan Net Profit Margin (NPM) secara parsial dan secara simultan berpengaruh signifikan terhadappertumbuhan laba ?


(19)

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskansebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagisemua pihak yang terkait, yaitu :

a. Bagi Peneliti :

Diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan mengenai kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia dan Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentangpengaruh tingkat Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM)terhadap Pertumbuhan laba pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar di BEIsehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian antarateori yang ada dengan fakta yang diperoleh dari aktivitas penelitian ini.

b. Bagi Perusahaan :

Dapat memberikan informasi yang bersifat ilmiah tentang tentangpengaruh tingkat Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM)terhadap pertumbuhan laba dalam mengevaluasi kinerja


(20)

perusahaan sebelum manajemen perusahaan mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Dan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan operasional yang akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan, serta untuk mengetahui cara menilai kinerja perusahaan yang sehat dan meningkatkan wawasan tentang kondisi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya :

Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian berikutnya yang ingin meneliti dengan materi yang berhubungan dengan peneliti ini.


(21)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, implementasi strategi, dan segala inisiatif perusahaan dapat memperbaiki laba perusahaan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kinerja beragam aktivitas perusahaan, namun tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain, dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui serangkaian indikator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dari aktivitas riil sampai aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional sampai aktivitas strategis, dari aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangka panjang, dari aktivitas lokal sampai aktivitas global, atau dari aktivitas bisnis sampai aktivitas korporasi. Martono dan Agus Harjito (2008 : 52) berpendapat bahwa “Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri ”. Selanjutnya Moh. Wahyuddin Zarkasyi (2008 : 48) mengatakan bahwa “Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan atau hasil kerja yang dicapai dari suatu perusahaan”.

Pengukuran kinerja mencerminkan pengukuran hasil atas keputusanstrategis, operasi dan pembiayaan dalam suatu perusahaan.


(22)

Untuk melakukan pengukuran kinerja perlu adanya ukuran yang dipergunakan seperti :

1. Rasio profitabilitas yaitu mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.

2. Rasio pertumbuhan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonomisnya dalam pertumbuhan perekonomian dan industri.

3. Ukuran penilaian (evaluation measure), mengukur kemampuan manajemen untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan di bidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana dengan assets yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajemen (khususnya manajer keuangan) dalam mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.

Didalam menganalisis kinerja keuangan dibutuhkan rasio keuangan.Rasio keuangan adalah alat analisis keuangan yang paling sering digunakan.Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan.


(23)

Menurut Simamora (2000 : 822) rasio keuangan merupakan “pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaaan-perusahaan lain”.

Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan laporan keuangan.Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting.Contoh perbandingan yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara beban perlengkapan dengan harga saham karena beban perlengkapan tidak ada kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.

Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (2000 : 39) yaitu:

1. Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.

2. Time series analysisdilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki beberapa kegunaan.

Keomn, Scott, Martin, dan Petty (2005 : 108) menyatakan bahwa :

rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup.


(24)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis sebagaimana dinyatakan dalam Syamsuddin (2000 : 40) :

1. sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.

2. pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.

3. sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat

4. adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

2.1.2 Jenis- Jenis Rasio Keuangan

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa.Namun demikian angka rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua.Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada tujuan penganalisa (Munawir, 2001: 68).

Rasio keuangan berdasarkan sumber data yang digunakan dibedakan menjadi rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan laba rugi, dan rasio-rasio antar


(25)

laporan keuangan.Sedangkan berdasarkan tujuannya rasio keuangan dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan.

Dari rasio-rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan dalam penelitian ini meliputi:

1. Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Darsono (2005: 54), “Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukan persentase penyedian dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman”. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.Cara menghitung DER adalah dengan membandingan total hutang dengan total ekuitas.

Debt to equity ratio = �����������

������������ 2. Return On Assets (ROA)

Menurut Kasmir (2002:139), Return On Assets(ROA) merupakan “rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen”.Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin tinggi


(26)

ROA akan semakin baik,demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan penting untuk diperhatikan investor dalam melihat sejauh mana investasi yang akan dilakukannya disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkannya. Jadi semakin tinggi ROA suatu perusahaan akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut,karena apabila ROA perusahaan tinggi berarti return yang akan diterimanya juga semakin besar. Rasio ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Return On Asset = ���������

���������� x 100% 3. Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin (GPM) mengukur efesiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk

berproduksi secara efesien.Gross Profit Margin menurut Van Horne dan

Wachonicz (2005:222) “memberitahukan kita laba dari perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual”.

Gross Profit Margin = ���������

��������������� x 100%

Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap pesaing. Sedangkan menurut Djarwanto (2004:187) :


(27)

rasio laba bruto yang rendah mungkin diakibatkan adanya kebijaksanaan

pembelian dan mark up yang tidak menguntungkan, ketidakmampuan

manajemen meningkatkan volume penjualan, harga menurun (untuk meningkatkan volume penjualan) tetapi tidak disertai dengan turunnya harga pokok penjualan barang, meningkatnya ongkos produksi karena kelebihan investasi fasilitas pabrik atau karena adanya kenaikkan harga bahan, kenaikan upah, atau kenaikan harga-harga umum yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.

4. Net Profit Margin

Net profit marginmerupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.Net Profit Margin (NPM) dapat diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yaitu sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya yang ada di perusahaan.Semakin tinggi NPM maka semakin efektif suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya.Cara menghitung NPM adalah dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.

Net profit margin = ����������

���������������

2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan yaitu analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”. Sedangkan analisis rasio keuangan menurut Warsidi dan Pramuka


(28)

menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan”.

Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang.

2.1.4 Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya.Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun manajemen perusahaan dapat mempelajari komposisi perubahan dan dapat menentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut.Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut :

1. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,


(29)

2. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan

3. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

2.1.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2008 : 298) yaitu: 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih

mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).

5. Rasio menstandarisir size perusahaan.

6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.


(30)

4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

2.1.6 Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan, merupakan output dari proses akuntansi, adalah suatu media informasi yang merangkum semua aktivitas keuangan perusahaan. Laporan ini digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan yang memberikan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi.Dalam penyusunan laporan keuangan haruslah berpedoman pada prinsip akuntansi yang telah diterima secara umum.Laporan keuangan ini memberikan gambaran keadaan perusahaan. Menurut IAI (2007: 13) “laporan keuangan lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan”. Informasi keuangan yang tersaji dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuat keputusan.

2.1.7 Pertumbuhan Laba

2.1.7.1 Pengertian dan Karakteristik Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba.Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) adalah “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode


(31)

akuntansi”.Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya.Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.

Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan “angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan”.

Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

1. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,

2.laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,

3. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,

4.laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan

5. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi.Penyajian laba melalui laporan


(32)

tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba.

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000).

Pertumbuhan Laba = ����������������−����������������−�

����������������−�

2.1.7.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba

Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Besarnya perusahaan.

Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

2. Umur perusahaan.

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

3. Tingkat leverage.

Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

4. Tingkat penjualan.

Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

5. Perubahan laba masa lalu.

Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.


(33)

2.1.7.3. Analisis Pertumbuhan Laba

Menurut Angkoso (2006:121) ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, tetapi dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental.

1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan.Pada analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan risiko yang harus ditanggung.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis.Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor


(34)

fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.

2. Analisis Teknikal

Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Widiasih (2006) menguji resiko keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2003. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gross profit margin,leverage, earning per share, price earning ratio, perputaran aktiva tetap dan perputaran persediaan. Hasil penelitian menunjukkkan hanya variabel gross profit margin dan leverageyang berpengaruh secara parsial.

Meilina sari (2008) variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba dan variabel independen adalah Current ratio, debt ratio, total asset turnover,return on equity, dan Gross profit margin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan,current ratio,total asset turnover ,return on equity, dan Gross profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba. Secara


(35)

parsial,hanya variabel Debt ratio yang berpengaruh secara signifikan,sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Tika lestari (2010) “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI” dengan mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2004-2008. Hasil menunjukkan secara simultan selama tahun 2004-2008 bahwa rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan secara parsial rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba dari tahun ke tahun selama periode penelitian.

Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Evy Melinda Simarmata (2010), “Pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” . Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba dan variabel independen adalah Debt Ratio,Net profit margin, Inventory turnover, Return on equity. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel 31 perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2008. Penelitian sampel yang digunakan adalah dengan cara menggunakan metode purposive sampling. Secara simutan dan parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa debt ratio,net profit margin,inventory turnover, dan return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Tabel 2.1


(36)

Nama Variabel yang digunakan Hasil Penelitian Nur Ari Widiasih (2006)

Laba per saham (EPS), price earnings ratio (PER),Perputaran persediaan,Perputaran aktiva tetap, Gross profit margin (GPM),dan leverage

Secara bersama-sama laba per saham (EPS), Price Earnings ratio (PER).perputaran persediaan,perputaran aktiva tetap,Gross profit margin (GPM) dan leverage mempunyai

pengaruh terhadap perubahan laba.sedangkan secara parsial ,hanya gross profit margin (GPM) dan leverage yang berpengaruh terhadap perubahan laba

Meilina sari (2008)

Current ratio, debt ratio, total asset turnover,return on equity, dan Gross profit margin

Secara simultan,current

ratio,total asset turnover ,return on equity, dan Gross profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba. Secara

parsial,hanya variabel Debt ratio yang berpengaruh secara

signifikan,sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba. Tika Lestari

(2010)

CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR

Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel CAR, NPL,ROA, ROE, NIM, BOPO, danLDR juga tidak mempunyai pengeruh positif

terhadappertumbuhan laba. Sedangkan secara simultan CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Evy Melinda

simarmata (2010)

Debt Ratio,Net profit margin, Inventory turnover, Return on equity

Secara simutan dan parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa debt ratio,net profit

margin,inventory turnover, dan return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.


(37)

2.3 Kerangka Konseptual

Kinerja perusahaan yang baik dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi, dengan menggunakan analisi rasio yang dilakuka n untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan secara finansial.

Kemampuan DER dalam mempengaruhi pertumbuhan laba dapat disebabkan oleh pendanaan yang diperoleh dari pihak ketiga (kreditur) yang akan digunakan untuk mendanai aktiva yang akan digunakan dalam kegiatan operasional untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar pendanaan yang diperoleh dari hutang,semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba. Hal ini didukung oleh penelitian Angkoso (2006) yang menyimpulkan bahwa DER berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Semakin tinggi Return on Assets, maka semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan dari aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Gross Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas.Gross Profit Margin yang meningkat menunjukkan bahwa semakin besar laba kotor yang diterima perusahaan terhadap penjualan bersihnya.Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menutup biaya administrasi, biaya penyusutan juga beban bunga atas hutang dan pajak.Ini berarti kinerja perusahaan dinilai baik dan ini dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.Hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003) menunjukkan


(38)

bahwa Gross Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun kedepan.

Net profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Tingginya NPM akan menghasilkan laba yang tinggi, sebaliknya NPM yang rendah akan menghasilkan laba yang rendah pula. Dengan demikian tinggi rendahnya NPM akan mempengaruhi pertumbuhan laba. Hal ini didukung oeh penelitian Haryanti (2007) yang menyimpulkan bahwa NPM berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan suatu kerangka konseptual teoritis yang menyatakan bahwa pengaruh kinerja keuangan merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba. Oleh karena itu kerangka konseptual teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1

Debt to Equity Ratio

�2

Return On Assets

Pertumbuhan Laba (Y)

�3


(39)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 2006:51). Berdasarkan latar belakang,rumusan masalah dan kerangka konseptual,maka penelitian hipotesis sebagai berikut:

2.4.1 Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Gross Profit Margin, dan Net Profit Margin secara parsial berpengaruhsignifikan terhadap pertumbuhan laba.

2.4.2 Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Gross Profit Margin, dan Net Profit Margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian �4


(40)

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang terdiri atas 20 perusahaan.Populasi ini dipilih karena peneliti tertarik untuk meneliti populasi tersebut dan memenuhi kriteria yang telah dibuat oleh peneliti yang salah satunya adalah tersedianya laporan keuangan yang dibutuhkan untuk aktivitas penelitian ini.

“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” (Sumarni,2006:70). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu pertimbangan (judgement sampling)

Kriteria-kriteria pemilihan sampel tersebut terdiri dari :

a. perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, b. laporan keuangan perusahaan selama periode penelitian tersedia yaitu

pada tahun 2009-2011.

c. data rasio keuangan selama periode penelitian tersedia yaitu pada tahun 2009-2011.


(41)

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas hanya 20 perusahaan yang memenuhi kriteria. Berikut adalah 20 nama perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu:

Tabel 3.1

Sampel Perusahaan Manufaktur

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Indonesia Capital Market Directory(ICMD), IDX statistics dan datayang

berasal dari situs Bursa Efek Indonesia,

NO Nama Perusahaan Kode

1. PT. Duta Pertiwi Tbk DUTI

2. PT.Asiaplast IndustriesTbk. APLI 3. PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk. AIMS 4. PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk. EMTK

5. PT. Gudang GaramTbk. GGRM

6. PT. Dian Swastatika Sentosa Tbk. DSSA 7. PT. Eksploitasi Energi IndonesiaTbk. CNKO 8. PT. Indorama Synthetics Tbk. INDR 9. PT. Pudjiadi & Sons EstateTbk. PNSE 10. PT. Radiant Utama Interinsco Tbk. RUIS

11. PT. Mustika Ratu Tbk. MRAT

12. PT. Darya – Varia LaboratoriaTbk. DVLA 13. PT. JAPFA Comfeed IndonesiaTbk. JPFA 14. PT. Dayaindo Resources International Tbk. KARK

15. PT. MERCK Tbk MERK

16. PT. Sierad Produce Tbk. SIPD

17. PT. Sekar LautTbk. SKLT

18. PT. Asahimas Flat Gass Tbk. AMFG

19. PT. BW Plantation Tbk. BWPT


(42)

yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2008 : 36).

3.4 Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sekunder adalah dengan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan yang menjadi sampel penelitian melalui fasilitas internet, dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang diperlukan dalam penelitian ini melalui situs

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1. Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2005 : 3 ) “variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen atau variabel terikat”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Gross Profit Margin, danNet Profit Margin.

3.5.1.1Variabel independen pertama (X1) adalah Debt to Equity Ratiodigunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Debt to Equity


(43)

Ratio dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total ekuitas.

Debt to equity ratio = �����������

������������

3.5.1.2Variabel independen kedua (X2)adalah Return On Assets, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan, dengan rumus :

Return On Assets = ���������

���������� x 100%

3.5.1.3Variabel independen ketiga (X3) adalah Gross Profit Margin, merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut :

Gross Profit Margin = ���������

��������������� x 100%

3.5.1.4Variabel independen keempat (X4) adalah Net profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Net profit margin memperlihatkan proporsi antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih perusahaan. Net profit margin dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.

Net profit margin = ����������


(44)

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen menurut Sugiyono (2006: 3) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen”.Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel.Pertumbuhan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan. Rumusnya adalah :

Pertumbuhan Laba = ����������������−����������������−�

����������������−�

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan bantuan SPSS.Metode dan teknik analisis yang dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu dan diakhiri dengan pengujian hipotesis. Adapun pengujian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah :

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterepretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.6.2Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan


(45)

dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

3.6.2.1 Uji normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” (Ghozali, 2006:110). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Histogram atau pola distribusi data normal dapat digunakan untuk melihat normalitas data. Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu :

a. Jika nilai signifikansi <0,05 maka distribusi data tidak normal,

b. Jika nilai signifikansi >0,05 maka distribusi data normal. Menurut Ghozali (2006:112), pada prinsipnya normalitas data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Dari pengambilan keputusan :

1. Jika data penyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola


(46)

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.2.2 Uji heteroskedastisitas

“Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain” (Ghozali, 2006:105). Suatu model yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Fatma (2007:34) cara memprediksinya adalah jika pola gambar scatterplot model tersebut adalah :

1. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.6.2.3 Uji multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi mempunyai korelasi antar variabel independen. Menurut Umar (2003:132), “multikolonieritas adalah ada tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi


(47)

relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya”. Pengujianmultikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF antar variabel independen. Pendeteksian ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut : 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas.

3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali, 2006:91).

3.6.2.4 Uji autokorelasi

“Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresilinier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada


(48)

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)” (Ghozali, 2006:95). Autokorelasi muncul karena obeservasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan dalam time series. Ada beberapa cara untuk menguji adanya autokorelasi seperti metode grafik, uji LM, uji Runs dan lain-lain. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi, dapat menggunakan uji Durbin Watson (DW) maupun tabel berikut ini (Ghazali, 2006:96) :

Tabel 3.2

Tabel Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0<d<dl

Tidak ada autokorelasi positif

No decision dl≤d≤du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du≤d≤4-dl

Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

Tidak ditolak du<d<4-du

3.6.3 Analisis regresi berganda

Menurut Rochaety (2007:142) “regresi berganda bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas”. Model persamaannya adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e


(49)

Y = Pertumbuhan laba

a = Konstanta

b1,b2,b3,b4 = Koefisien regresi X1 = Debt to Equity Ratio X2 = Return On Assets X3 = Gross Profit Margin X4 = Net Profit Margin

e = Error

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Menurut Rochaety (2007:107) “dengan uji hipotesis kita memusatkan perhatian pada peluang kita membuat keputusan yang salah. Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan informasi yang terkadang dalam sampel tetapi menggambarkan keadaan populasi”. Maka, untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t (t-test).

3.6.4.1Uji simultan (F-test)

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji f. Menurut Ghozali (2006:84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen / terikat”. Uji F merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.


(50)

Pengujian ini dilakukan dengan menghitung serta membandingkan F hitung dengan F tabel yaitu dengan ketentuan sebagai berikut :

H0 diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung< F tabel, pada α = 5%

H0 ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung> F tabel, pada α = 5% 3.6.4.2 Uji parsial (t-test)

Menurut Ghozali (2006:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji t merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini dilakukan dengan menghitung serta membandingkan t hitung dengan t tabel yaitu dengan ketentuan sebagai berikut :

H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung< t tabel, pada α = 5%

H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung> t tabel, pada α = 5%

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN


(51)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan metode persamaan regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen.Analisis data dimulai dengan mengelola data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda.Pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17.Prosedur dimulai dengan memasukkan semua variabel independen dan variabel dependen ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, ada 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dapat dilihat dari tabel 3.1.

4.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan adalah analisis statistik dan menggunakan software SPSS versi 17. Dalam penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standard deviasi


(52)

dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :

Tabel 4.1 Hasil Uji Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean

Std. Deviation

Pertumbuhan Laba 60 -7.25 24.70 44.72 .7453 3.56913

DER 60 .14 9.41 68.67 1.1445 1.65588

ROA 60 .35 47.91 573.62 9.5603 9.23301

GPM 60 1.34 75.35 1819.54 30.3257 23.91052

NPM 60 .24 54.34 875.50 14.5917 14.34557

Valid N (listwise) 60

Dari tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan beberapa hal dengan rincian sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata dari pertumbuhan labaadalah 0,7453 dengan standard deviasi 3,56913 dan jumlah data yang ada adalah 60. Nilai tertinggi pertumbuhan labaadalah 24,70 dan nilai terendah pertumbuhan labaadalah -7,25.

2. Nilai rata-rata dari Debt to Equity Ratio adalah 1,1445 dengan standard deviasi 1,65588 dan jumlah data yang ada adalah 60. Nilai tertinggi Debt to Equity ratio adalah 9,41dan nilai terendah Debt to Equity Ratio adalah 0,14.

3. Nilai rata-rata dari Return On Assets adalah 9,5603 dengan standard deviasi 9,23301 dan jumlah data yang ada adalah 60. Nilai


(53)

tertinggi Return On Assets adalah 47,91 dan nilai terendah Return On Assets adalah 0,35.

4. Nilai rata-rata dari Gross Profit Margin adalah 30,3257 dengan standard deviasi 23,91052 dan jumlah data yang ada adalah 60. Nilai tertinggi Gross Profit Margin adalah 75,35 dan nilai terendah Gross Profit Margin adalah 1,34.

5. Nilai rata-rata dari Net Profit Margin adalah 14,5917 dengan standard deviasi 14,34557dan jumlah data yang ada adalah 60. Nilai tertinggi Net Profit Margin adalah 54,34dan nilai terendah Net Profit Margin adalah 0,24.

4.2.2 Analisis Uji Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :

Ho : Data residua l berdistribusi normal, Ha : Data residua l tidak berditribusi normal.

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau HA ditolak dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau HA diterima.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


(54)

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.52864102

Most Extreme Differences Absolute .286

Positive .286

Negative -.267

Kolmogorov-Smirnov Z 2.216

Asymptotic Significance (2-tailed) .000

a. Test Distribution is Normal b. Calculated from data

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diperoleh besarnya nilaiKolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 2,216 dan signifikan pada 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka Ha diterima yang berarti nilai residual tidak berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan karena adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang menyimpang dari data lainnya. Beberapa cara untuk mengatasi data outlier yaitu :

1. lakukan transformasi data dalam bentuk lainnya, 2. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

3. lakukanwinsorizing, yaitu mengubah data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma10


(55)

(Log10) dari persamaan rasio keuangan = f(DER,ROA,GPM,NPM) menjadi Log10_rasio keuangan = f(Log10_DER,ROA,GPM,NPM) dan Pertumbuhan Laba = f(Pertumbuhan Laba) menjadi Log10_Pertumbuhan Laba = f(Log10_Pertumbuhan laba). Setelah dilakukan transformasi ke logaritma10, jumlah sampel (n) berkurang sebagai proses penormalan data, yakni dari 60 menjadi 34 sampel. Setelah data menjadi normal, kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 34

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .57677511

Most Extreme Differences Absolute .096

Positive .096

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .560

Asymptotic Significance (2-tailed) .913

a. Test Distribution is Normal b. Calculated from data

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya Kolmogorov-Smirnov adalah 0,560 dan signifikan pada 0,913. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,913 > 0,05) maka Ho diterima


(56)

yang berarti data residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histrogram dan grafik normal plot data.

Gambar 4.1 Histogram

Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukan pola distribusi normal karena grafik tidak melenceng kiri atau melenceng kanan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot.


(57)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, bahwa dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada atau tidak korelasi antara variabel independen.Analisis regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara variabel independen.Pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari nilai


(58)

variance inflance faktor (VIF).Apabila nilai VIF < 10 dan mendekati 1, dapat disimpulkan bahwa asumsi adanya multikolinearitas ditolak.Hasil analisis multikolinearitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh nilai VIF dan tolerance untuk variabel DER, ROA, NPM, dan GPM berada dibawah 10 dan nilai tolerance > 0,10 yang berarti tidak ada ditemukan gejala multikolinearitas antara variabel independen.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Significance

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 1.001 .489 2.046 .050

DER -.391 .364 -.206 -1.073 .292 .754 1.327

ROA .121 .337 .101 .359 .722 .351 2.847

GPM -1.422 .572 -.920 -2.485 .019 .203 4.916

NPM .579 .384 .528 1.505 .143 .226 4.418


(59)

dapat dilihat dari pola gambar grafik Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika: 1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar

angka 0,

2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.


(60)

Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas

Terlihat dari gambar 4.3 diatas, titik-titik tersebar secara tidak beraturan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan gejala heterokedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokolerasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan penggangguan pada periode dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk mendeteksi masalah autokolerasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson (DW).

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokolerasi

Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 2,037 pada tingkat signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel (N) 34, dan jumlah variabel independen 4 (k = 4), memberikan nilai dU (batas atas) 1,728 dan nilai dL (batas bawah) 1,206. Nilai DW lebih besar dari pada nilai dU dan kurang dari 4- dU (4 – 1,728), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokolerasi.

Model Summaryb Mode

l R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Significance F Change

1 .438a .192 .080 .61527 .192 1.722 4 29 .172 2.037

a. Predictors: (constant) NPM, DER, ROA, GPM... b. Dependent Variable: Pertumbuhan laba


(61)

4.2.3 Model Analisis Regresi Berganda

Melalui hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian telah memenuhi estimasi yang layak untuk dilakukan analisis regresi.

Dalam pengelolahan data dengan regresi linier berganda, dilakukan beberapa tahap untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, melalui pengaruh Log10_X1 (DER) , Log10_X2 (ROA) terhadap ,Log10_X3 (GPM) dan Log10_X4 (NPM) terhadap Log10_Y (Pertumbuhan Laba ). Hasil regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.6

Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Significance

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.001 .489 2.046 .050

DER -.391 .364 -.206 -1.073 .292

ROA .121 .337 .101 .359 .722

GPM -1.422 .572 -.920 -2.485 .019

NPM .579 .384 .528 1.505 .143

a. Dependent Variable: Pertumbuhan laba

Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh regresi berganda sebagai berikut:


(62)

Keterangan:

1. Konstanta (a) sebesar 1,001 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka Pertumbuhan Laba sebesar 1,001.

2. Koefisien X1 sebesar -0,391 menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1 satuan akan menurunkan Pertumbuhan Laba sebesar -0,391.

3. Koefisien X2 sebesar 0,121 menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel Return On Assets (ROA) sebesar 1 satuan akan meningkatkan Pertumbuhan laba sebesar 0,121.

4. Koefisien X3 sebesar -1,422 menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel Gross Profit Margin (GPM) sebesar 1 satuan akan menurunkan Pertumbuhan Laba sebesar -1,422.

5. Koefisien X4 sebesar 0,579 menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel Net Profit Margin (GPM) sebesar 1 satuan akan meningkatkan Pertumbuhan laba sebesar 0,579.

4.2.4 Uji Hipotesis

4.2.4.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji- F)

Secara simultan ,pengujian hipotesis dilakukan dengan Uji F (F-test). Uji F dilakukan untuk menguji apakah Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Gross Profit Margin dan Net Profit Margin berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. Tingkat


(63)

signifikansi pengaruh secara simultan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Hasil UJi Signifikasi Simultan (Uji- F) ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Significance

1 Regression 2.608 4 .652 1.722 .172a

Residual 10.978 29 .379

Total 13.586 33

a. Predictors: (constant) NPM, DER, ROA, GPM... b. Dependent Variable: Pertumbuhan laba

Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1,722. Nilai F tabel dengan df1= k – 1= 4– 1= 3 dan df2= n – k= 34 – 4= 30

pada α 5% didapat sebesar 2,92 sehingga F hitung < F tabel =

1,722 < 2,92 H0 diterima dan Haditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan yang diukur dengan Debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

4.2.4.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)

Uji t diakukan untuk menguji apakah secara parsial DER,ROA,GPM,NPMberpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Tingkat


(64)

signifikansi pengaruh secara parsial tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8

Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji-t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Significance

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.001 .489 2.046 .050

DER -.391 .364 -.206 -1.073 .292

ROA .121 .337 .101 .359 .722

NPM -1.422 .572 -.920 -2.485 .019

GPM .579 .384 .528 1.505 .143

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung DER = -1,073, ROA = 0,359, NPM = -2,485 dan GPM = 1,505 . Nilai t tabel dengan df= n - k pada α = 5% adalah 2,03224 sehingga nilai t hitung dari DER < t tabel yang berarti Haditolak dan H0 diterima, t


(65)

diterima,t hitung dari NPM < t tabel yang berarti bahwa Haditolak dan H0 diterima,sedangkan t hitung dari GPM < t tabel yang berarti

bahwa Haditolak dan H0 diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan Debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) tidak memiliki pengaruh yang signifikanterhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

2. Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) tidak memiliki pengaruh


(66)

yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan manufaktur dengan jumlah 20 perusahaan.

2. Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan empat rasio keuangan sebagai variabel independen dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba, namun sebenarnya masih terdapat banyak rasio keuangan yang digunakan sehingga penelitian ini masih sangat sederhana, adapun rasio keuangan yang menjadi fokus penelitian hanya terbatas pada Debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM).

3. Periode pengamatan yang singkat selama tiga tahun yaitu tahun 2009, 2010, dan 2011.

5.3 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(67)

1. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel-variabel akuntansi saja yang diperoleh dari informasi internal perusahaan, sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan variabel- variabel yang lebih luas lagi. 2. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menambah informasi keuangan lainnya

sebagai variabel independen, karena terdapat kemungkinan bahwa informasi keuangan lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

3. Bagi peneliti berikutnya juga diharapkan menggunakan populasi yang lebih luas sehingga dapat memperoleh jumlah sampel yang lebih banyak lagi untuk diteliti, dan diharapkan dapat mencerminkan pengaruh analisis kinerja keuangan terhadap pertumbuhan laba secara keseluruhan.

4. Penelitian ini hanya terbatas pada periode yang cukup pendek yaitu tiga tahun (2009 - 2011), sehingga hasil yang diperoleh kemungkinan tidak konsisten dengan hasil penelitian yang diharapkan. Oleh sebab itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode pengamatan agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan.


(1)

diterima,t hitung dari NPM < t tabel yang berarti bahwa Haditolak dan H0 diterima,sedangkan t hitung dari GPM < t tabel yang berarti bahwa Haditolak dan H0 diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan Debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM)

secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) tidak memiliki pengaruh yang signifikanterhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

2. Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM) tidak memiliki pengaruh


(2)

yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan manufaktur dengan jumlah 20 perusahaan.

2. Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan empat rasio keuangan sebagai variabel independen dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba, namun sebenarnya masih terdapat banyak rasio keuangan yang digunakan sehingga penelitian ini masih sangat sederhana, adapun rasio keuangan yang menjadi fokus penelitian hanya terbatas pada Debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), Gross Profit Margin (GPM), dan Net Profit Margin (NPM).

3. Periode pengamatan yang singkat selama tiga tahun yaitu tahun 2009, 2010, dan 2011.

5.3 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(3)

1. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel-variabel akuntansi saja yang diperoleh dari informasi internal perusahaan, sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan variabel- variabel yang lebih luas lagi. 2. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menambah informasi keuangan lainnya

sebagai variabel independen, karena terdapat kemungkinan bahwa informasi keuangan lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

3. Bagi peneliti berikutnya juga diharapkan menggunakan populasi yang lebih luas sehingga dapat memperoleh jumlah sampel yang lebih banyak lagi untuk diteliti, dan diharapkan dapat mencerminkan pengaruh analisis kinerja keuangan terhadap pertumbuhan laba secara keseluruhan.

4. Penelitian ini hanya terbatas pada periode yang cukup pendek yaitu tiga tahun (2009 - 2011), sehingga hasil yang diperoleh kemungkinan tidak konsisten dengan hasil penelitian yang diharapkan. Oleh sebab itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode pengamatan agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Angkoso, Nandi.2006. Akuntansi Lanjutan.Penerbit.FE Yogyakarta.

Anis, Chariri dan Imam Gozalil. 2003. Teori Akuntansi, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Badan Penerbit Universitas DIponogoro,Semarang.

Brigham, Eugene F and Joel F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam.2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Safri. 2005. Teori Akuntansi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri, 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Henry, Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

Husein, Umar. 2003. Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia. 2007.Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,


(5)

Kasmir, 2002. Dasar-dasar Perbankan, Rajawali Pers, Jakarta.

Mamduh, M. Hanafi.2003.Analisis Laporan keuangan, Penerbit UPP AMK YKPN, Yogyakarta.

Munawir.2001. Akuntansi Keuangan dan Manajmen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Nugroho, Agung. 2005. StrategiJitu memilih Metode statistic Penelitian dengan SPSS, Jogyakarta.

Rochaety, Ety. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Mitra Wacana Media ,Jakarta. Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Cv.

Andi Offset, Yogyakarta.

Sangadji, Etta Mamang, sopiah. 2010. Metodologi Penelitian PendekatanPraktis dalam Penelitian.Andi, Yogyakarta.

Sari, Meilina. 2008.“Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Medan.

Simarmata, Evy Melinda. 2010. “Pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kedua, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung.

Syahyunan. 2004, Manajemen Keuangan I,Edisi pertama,cetakan ertama, USU Press Medan.

Syamsudin, Lukman.2000. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konseop Aplikasi Dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wild, John J, K. R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2005. Financial Statement Analysis, Edisi 8, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Warsidi dan Pramuka.2000, Pemahaman Ekonomi Umum.Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Widiasih, Nur Ari. 2006. “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 58 100

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

2 85 108

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 8 38

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 5 16

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia.

0 0 25

TESIS S431208012 LINTANG KURNIAWATI

0 0 96

Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 19