ratusan miliar rupiah.Hal ini dapat dibuktikan misalnya kapasitas produksi, aktualisasi pesanan yang diterima, jumlah asset, nilai penjualan konkret, dan lain-
lain.Ada banyak perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka untuk memperkecil ruang lingkup penelitian ini, peneliti menggunakan metode
purposive sampling dalam menentukan sampel penelitian. Berdasarkan latar belakang perusahaan manufaktur di atas, penulis
terdorong untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai analisis kinerja keuangan terhadap pengaruh pertumbuhan laba dalam perusahaan manufaktur
pada tahun 2009 sampai dengan 2011 yang terdaftar di BEI. Penelitian ini
dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah Debt to Equity Ratio DER, Return On Assets ROA,
Gross Profit Margin GPM,dan Net Profit Margin NPM secara parsial dan secara simultan berpengaruh signifikan terhadappertumbuhan laba ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskansebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagisemua pihak yang terkait, yaitu :
a. Bagi Peneliti : Diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan mengenai
kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia dan Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
tambahan pengetahuan tentangpengaruh tingkat Debt to Equity Ratio DER, Return On Assets ROA, Gross Profit Margin GPM, dan
Net Profit Margin NPMterhadap Pertumbuhan laba pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar di BEIsehingga diperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian antarateori yang ada dengan fakta yang diperoleh dari aktivitas penelitian ini.
b. Bagi Perusahaan : Dapat memberikan informasi yang bersifat ilmiah tentang
tentangpengaruh tingkat Debt to Equity Ratio DER, Return On Assets ROA, Gross Profit Margin GPM, dan Net Profit Margin
NPMterhadap pertumbuhan laba dalam mengevaluasi kinerja
Universitas Sumatera Utara
perusahaan sebelum manajemen perusahaan mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Dan dijadikan sebagai
tolak ukur keberhasilan operasional yang akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan, serta untuk mengetahui cara
menilai kinerja perusahaan yang sehat dan meningkatkan wawasan tentang kondisi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya : Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian
berikutnya yang ingin meneliti dengan materi yang berhubungan dengan peneliti ini.
BAB II
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, implementasi strategi, dan segala inisiatif perusahaan dapat memperbaiki
laba perusahaan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kinerja beragam aktivitas perusahaan, namun
tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain, dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui
serangkaian indikator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dari aktivitas riil sampai aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional sampai
aktivitas strategis, dari aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangka panjang, dari aktivitas lokal sampai aktivitas global, atau dari aktivitas
bisnis sampai aktivitas korporasi. Martono dan Agus Harjito 2008 : 52 berpendapat bahwa “Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat
bermanfaat bagi berbagai pihak stakeholders seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen
sendiri ”. Selanjutnya Moh. Wahyuddin Zarkasyi 2008 : 48 mengatakan bahwa “Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan atau hasil
kerja yang dicapai dari suatu perusahaan”.
Pengukuran kinerja mencerminkan pengukuran hasil atas keputusanstrategis, operasi dan pembiayaan dalam suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melakukan pengukuran kinerja perlu adanya ukuran yang dipergunakan seperti :
1. Rasio profitabilitas yaitu mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
2. Rasio pertumbuhan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonomisnya dalam pertumbuhan
perekonomian dan industri. 3. Ukuran penilaian evaluation measure, mengukur kemampuan
manajemen untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan di bidang keuangan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu
perusahaan dan sejauh mana dengan assets yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan
manajemen khususnya manajer keuangan dalam mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.
Didalam menganalisis kinerja keuangan dibutuhkan rasio
keuangan.Rasio keuangan adalah alat analisis keuangan yang paling sering
digunakan.Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil
operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Simamora 2000 : 822 rasio keuangan merupakan “pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi
keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaaan-perusahaan lain”.
Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan laporan keuangan.Agar hasil perhitungan
rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting.Contoh perbandingan
yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara beban perlengkapan dengan harga saham karena beban perlengkapan tidak ada
kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan
rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin 2000 : 39 yaitu: 1.
Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. 2. Time series analysisdilakukan dengan jalan membandingkan rasio-
rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan
dan memiliki beberapa kegunaan.
Keomn, Scott, Martin, dan Petty 2005 : 108 menyatakan bahwa : rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas
perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai,
apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam
menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis sebagaimana dinyatakan dalam Syamsuddin 2000 : 40 :
1. sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan
secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama- sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka
satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
2. pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio
finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.
3. sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit diperiksa. Laporan keuangan yang
belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat
4. adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.
2.1.2 Jenis- Jenis Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa.Namun demikian angka
rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua.Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari
angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada tujuan penganalisa Munawir, 2001: 68.
Rasio keuangan berdasarkan sumber data yang digunakan dibedakan menjadi rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan laba rugi, dan rasio-rasio antar
Universitas Sumatera Utara
laporan keuangan.Sedangkan berdasarkan tujuannya rasio keuangan dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas dan rasio pertumbuhan. Dari rasio-rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan kepentingan
analisis kinerja perusahaan dalam penelitian ini meliputi: 1.
Debt to Equity Ratio DER Menurut Darsono 2005: 54, “Debt to Equity Ratio adalah rasio yang
menunjukan persentase penyedian dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman”. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan
perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio
akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.Cara menghitung DER adalah dengan membandingan
total hutang dengan total ekuitas.
Debt to equity ratio =
����������� ������������
2. Return On Assets ROA Menurut Kasmir 2002:139, Return On AssetsROA merupakan
“rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen”.Rasio
ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan
persentase. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
ROA akan semakin baik,demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi
perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan penting untuk
diperhatikan investor dalam melihat sejauh mana investasi yang akan dilakukannya disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai
dengan tingkat yang disyaratkannya. Jadi semakin tinggi ROA suatu perusahaan akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di
perusahaan tersebut,karena apabila ROA perusahaan tinggi berarti return yang akan diterimanya juga semakin besar. Rasio ROA dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Return On Asset =
��������� ����������
x 100
3. Gross Profit Margin GPM
Gross Profit Margin GPM mengukur efesiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efesien.Gross Profit Margin menurut Van Horne dan Wachonicz 2005:222 “memberitahukan kita laba dari perusahaan yang
berhubungan dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual”.
Gross Profit Margin =
���� ����� ���������������
x 100
Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap pesaing. Sedangkan menurut Djarwanto
2004:187 :
Universitas Sumatera Utara
rasio laba bruto yang rendah mungkin diakibatkan adanya kebijaksanaan pembelian dan mark up yang tidak menguntungkan, ketidakmampuan
manajemen meningkatkan volume penjualan, harga menurun untuk meningkatkan volume penjualan tetapi tidak disertai dengan turunnya
harga pokok penjualan barang, meningkatnya ongkos produksi karena kelebihan investasi fasilitas pabrik atau karena adanya kenaikkan harga
bahan, kenaikan upah, atau kenaikan harga-harga umum yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
4. Net Profit Margin
Net profit marginmerupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.Net Profit Margin
NPM dapat diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yaitu sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya yang
ada di perusahaan.Semakin tinggi NPM maka semakin efektif suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya.Cara menghitung NPM adalah
dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.
Net profit margin =
���� ������ ��������� ������
2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan yaitu analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan
yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005 : 36 “analisis rasio ratio
analysis dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk
dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”. Sedangkan analisis rasio keuangan menurut Warsidi dan Pramuka
2000:112 merupakan “instrumen analisis prestasi perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi
operasi lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan”. Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun
didasarkan pada data dan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang.
2.1.4 Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya.Dengan membandingkan rasio
keuangan perusahaan dari tahun ke tahun manajemen perusahaan dapat mempelajari komposisi perubahan dan dapat menentukan apakah terdapat
kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut.Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap
perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.
Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan,
analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston 2006 : 119
adalah sebagai berikut : 1. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis,
mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
2. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan
kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan 3. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek
pertumbuhan perusahaan.
2.1.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap 2008 : 298 yaitu:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan. 2.
Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi z-score. 5.
Rasio menstandarisir size perusahaan. 6.
Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara
periodik atau time series.
7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan
prediksi di masa yang akan datang.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan 2004 : 82-83 ada
beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan. 1.
Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa
bidang usaha.
2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut
dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
Universitas Sumatera Utara
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
hasil manipulasi.
2.1.6 Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan, merupakan output dari proses akuntansi, adalah suatu media informasi yang merangkum semua aktivitas keuangan
perusahaan. Laporan ini digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan yang memberikan informasi sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi.Dalam penyusunan laporan keuangan haruslah berpedoman pada prinsip akuntansi yang telah diterima
secara umum.Laporan keuangan ini memberikan gambaran keadaan perusahaan. Menurut IAI 2007: 13 “laporan keuangan lengkap terdiri
dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan”. Informasi keuangan yang tersaji
dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan
sebagai alat bantu pembuat keputusan.
2.1.7 Pertumbuhan Laba 2.1.7.1 Pengertian dan Karakteristik Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba.Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan
antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
pendapatan tersebut.Pengertian laba menurut Harahap 2008:113 adalah “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode
Universitas Sumatera Utara
akuntansi”.Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan
biaya.Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.
Menurut Harahap 2005:263 laba merupakan “angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara
lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan
keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam
perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja
perusahaan”. Chariri dan Ghozali 2003:214 menyebutkan bahwa laba
memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 1. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,
2.laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,
3. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan
pengakuan pendapatan, 4.laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya
historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan
5. laba didasarkan pada prinsip penandingan matching antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan
pendapatan tersebut.
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi.Penyajian laba melalui laporan
Universitas Sumatera Utara
tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba.
Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi
dengan laba pada periode sebelumnya Warsidi dan Pramuka, 2000.
Pertumbuhan Laba =
���� ������ �����
�
−���� ������ �����
�−�
���� ������ �����
�−�
2.1.7.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba
Angkoso 2006 menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Besarnya perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan
laba yang diharapkan semakin tinggi. 2. Umur perusahaan.
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih
rendah.
3. Tingkat leverage. Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka
manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.
4. Tingkat penjualan. Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi
tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.
5. Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti
laba yang diperoleh di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7.3. Analisis Pertumbuhan Laba
Menurut Angkoso 2006:121 ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental
dan analisis teknikal, tetapi dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental.
1. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan analisis yang
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan.Pada analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui
bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan
atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi
dan risiko yang harus ditanggung. Analisis fundamental merupakan analisis historis atas
kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis.Data yang digunakan adalah data
historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam
company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio keuangan.
Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor
Universitas Sumatera Utara
fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang
tercermin melalui kinerja perusahaan. 2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik.
Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan
laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Widiasih 2006 menguji resiko keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2003. Rasio
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gross profit margin,leverage, earning per share, price earning ratio, perputaran aktiva tetap
dan perputaran persediaan. Hasil penelitian menunjukkkan hanya variabel gross profit margin dan leverageyang berpengaruh secara parsial.
Meilina sari 2008 variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba dan variabel independen adalah Current ratio, debt ratio, total
asset turnover,return on equity, dan Gross profit margin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan,current ratio,total asset turnover ,return on
equity, dan Gross profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba. Secara
Universitas Sumatera Utara
parsial,hanya variabel Debt ratio yang berpengaruh secara signifikan,sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Tika lestari 2010 “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI” dengan
mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2004-2008. Hasil menunjukkan secara simultan selama tahun 2004-2008 bahwa
rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan
secara parsial rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba dari tahun ke tahun
selama periode penelitian. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Evy Melinda Simarmata 2010,
“Pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” . Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba dan variabel independen adalah Debt Ratio,Net profit margin, Inventory turnover, Return on equity.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel 31 perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama
tahun 2006-2008. Penelitian sampel yang digunakan adalah dengan cara menggunakan metode purposive sampling. Secara simutan dan parsial hasil
penelitian menunjukkan bahwa debt ratio,net profit margin,inventory turnover, dan return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Universitas Sumatera Utara
Nama Variabel yang
digunakan Hasil Penelitian
Nur Ari Widiasih
2006 Laba per saham EPS,
price earnings ratio PER,Perputaran
persediaan,Perputaran aktiva tetap, Gross profit
margin GPM,dan leverage
Secara bersama-sama laba per saham EPS, Price Earnings
ratio PER.perputaran persediaan,perputaran aktiva
tetap,Gross profit margin GPM dan leverage mempunyai
pengaruh terhadap perubahan laba.sedangkan secara parsial
,hanya gross profit margin GPM dan leverage yang
berpengaruh terhadap perubahan laba
Meilina sari 2008
Current ratio, debt ratio, total asset turnover,return
on equity, dan Gross profit margin
Secara simultan,current ratio,total asset turnover ,return
on equity, dan Gross profit margin berpengaruh terhadap
perubahan laba. Secara parsial,hanya variabel Debt ratio
yang berpengaruh secara signifikan,sedangkan variabel
lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.
Tika Lestari 2010
CAR, NPL, ROA, ROE, NIM,
BOPO, dan LDR Hasil penelitian ini menunjukkan
secara parsial variabel CAR, NPL,ROA, ROE, NIM, BOPO,
danLDR juga tidak mempunyai pengeruh positif
terhadappertumbuhan laba. Sedangkan secara simultan CAR,
NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
Evy Melinda simarmata
2010 Debt Ratio,Net profit
margin, Inventory turnover, Return on
equity Secara simutan dan parsial hasil
penelitian menunjukkan bahwa debt ratio,net profit
margin,inventory turnover, dan return on equity berpengaruh
secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual