seksual yang merupakan faktor terpenting, yang perlu diperbaiki adalah hubungan suami istri. Karena apabila ada fungsi seksual merupakan masalah
yang harus diatasi adalah masalah unit suami istri. Pada umumnya, tidak ada seorang suamipun yang memahami semua persoalan seksual istrinya. Suparto,
2000:212 Pada dasarnya, komunikasi merupakan hal terpenting dalam melakukan
hubungan seks. Apabila ada keluhan seksual dari pihak suami atau istri, sumber komunikasi lainnya juga cenderung akan terganggu. Acapkali tidak adanya
kehangatan dan pengertian disebabkan oleh adanya rasa takut atau tidak ada pengertian dari salah satu partner. Biasanya kegagalan komunikasi di kamar
tidur cepat berkembang ke bidang komunikasi lainnya. Suparto, 2000:213-214 Adanya pertukaran peran gender antara laki-laki dan perempuan dalam
lirik lagu “Rahasiaku” ini, dapat dianggap sebagai suatu bentuk kontradiksi antara stereotipe gender yang oleh masyarakat dianggap ideal.
2.5. Semiotik Ferdinand de Saussure
Tanda-tanda sign adalah basis dari seluruh komunikasi Littlejohn, 1996:64. Manusia dengan perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan
komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia ini. Kajian semiotika sampai sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, yakni:
a. Semiotika komunikasi, menekankan pada teori tentang produksi tanda yang
salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam
komunikasi yaitu pengirim, penerima kode sistem tanda, pesan, saluran komunikasi, dan acuan hal yang dibicarakan. Selain itu menekankan pada
teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. b.
Semiotika signifikasi, tidak mempersoalkan adanya tujuan berkomunikasi. Sebaliknya yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga
proses kognisinya pada penerima tanda lebih diperhatikan daripada proses komunikasinya. Sobur, 2006:15
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari
jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal-hal things. Memaknai to sinify dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan
mengkomunikasikan to communicate. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga termasuk dalam hal mana objek-
objek itu hendak berkomunikasi. Sobur, 2006:15 Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna
meaning adalah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda. Menurut Hjelmslev, mendifinisikan tanda sebagai “suatu keterhubungan antara
wahan ekspresi expression plan dan wahana isi content plan. Sobur, 2006:15-16
Kata “semiotika” berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion yang berarti “tanda” atau seme yang berarti “penafsir tanda”. Jika diterapkan dalam tanda-
tanda bahasa, maka huruf, kata, kalimat, tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Tanda-tanda itu hanya mengemban arti significant dalam kaitannya dengan
pembacanya. Pembaca itulah yang menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan signifie. Sebuah teks baik itu lagu, musik, surat cinta, makalah,
iklan, cerpen, puisi, komik, kartun, dan semua hal yang mungkin menjadi “tanda” bisa dilihat dalam aktivitas penanda, yakni suatu proses signifikasi yang
menggunakan tanda yang menghubungkan objek dan interpretasi. Sobur, 2006:16-17
Isi atau makna dari sebuah lirik lagu dikatakan dapat merepresentasikan suatu relitas yang terjadi. Karena menurut Fiske, representasi merujuk pada
proses yang dengannya realitas disampaikan dalam komunikasi, via kata-kata, bunyi, citra, atau kombinasinya. Fiske, 2010:282
Jika ada seseorang yang layak disebut sebagai pendiri linguistik modern dialah sarjana dan tokoh besar asal Swiss yaitu Ferdinaand de Saussure. Saussure
memang terkenal karena teorinya tentang tanda. Semiotika signifikasi adalah akar dari pemikiran Saussure yang
didefinisikan sebagai “ilmu yang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial”. Implisit dari definisi tersebut adalah sebuah relasi bahwa
bila tanda merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka tanda juga merupakan bagian dari aturan-aturan sosial yang berlaku. Ada sistem tanda sign system dan
sistem sosial social system yang keduanya saling berkaitan. Dalam hal ini Saussure berbicara mengenai konvensi sosial social convention yang mengatur
penggunaan tanda secara sosial yaitu pemilihan, pengkombinasian dan penggunaan tanda-tanda dengan cara tertentu, sehingga ia mempunyai makna
dan nilai sosial. Sobur, 2006:vii Sedikitnya ada lima pandangan dari Saussure yang dikemudian hari
menjadi peletak dasar dari strukturalisme Levi-Strauss, yaitu pandangan tentang 1.
Signifier penanda dan Signified petanda, yang cukup penting dalam upaya menangkap hal pokok pada teori Saussure adalah prinsip yang mengatakan
bahwa bahasa itu adalah suatu sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun atas dua bagian, yakni signifier penanda dan signified petanda. Menurut
Saussure, bahasa itu merupakan suatu sistem tanda sign. Suara-suara baik itu suara manusia, binatang, atau bunyi-bunyian semua dapat dikatakan
bahasa apabila semua itu mengekspresikan, menyampaikan ide-ide, pengertian-pengertian tertentu. Menurut Bartens 2001 tanda adalah suatu
kesatuan dari suatu bentuk penanda dan petanda. Signifier adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. Sedangkan Signified adalah
aspek mental atau gambaran mental dari signifier. Apabila penanda dan petanda ini digabungkan akan menghasilkan suatu konsep makna yang
sebenarnya. Gabungan antara kedua unsur tersebut menghasilkan suatu pemahaman yang dinamakan signification. Dengan kata lain signification
adalah upaya untuk memberikan makna.
2. Form bentuk dan Content materi, isi, isi diistilahkan dengan expression
dan content, satu berwujud bunyi yang lain berwujud ide. Jadi bahasa berisi sistem nilai, bukan koleksi unsur yang ditentukan oleh materi, tetapi sistem
itu ditentukan oleh perbedaannya. 3.
Langue bahasa dan Parole tuturan, ujaran, dalam pengertian umum langue adalah abstraksi dan artikulasi bahasa pada tingkat sosial budaya,
sedangkan parole merupakan ekspresi bahasa pada tingkat individu. 4.
Synchronic sinkronik dan Diachronic diakronik, menurut Saussure linguistik harus memperhatikan sinkronis sebelum menghiraukan diakronis.
Studi sinkronis sebuah bahasa menurut Lyons adalah deskripsi tentang keadaan tertentu bahasa tersebut pada suatu “masa”. Bertens menyebut
“sinkronis” sebagai “bertepatan menurut waktu”. Jadi linguistik sinkronis mempelajari bahasa tanpa mempersoalkan urutan waktu. Sedangkan
diakronis menurut Bartens adalah “menlusuri waktu”. Jadi studi diakronis atas bahasa tertentu adalah deskripsi tentang perkembangan sejarah “melalui
waktu”. 5.
Syntagmatic sintagmatik dan Associative paradigmatik, hubungan sintagmatik dan paradigmatik adalah kata-kata sebagai rangkaian bunyi-
bunyi maupun kata-kata sebagai konsep. Jadi sintagmatik adalah kumpulan tanda yang berurut secara logis sedangkan paradigmatik adalah hubungan
yang saling menggantikan. Sobur, 2006:46-54
2.6. Kerangka Berpikir