Jabatan Herlambang sebagai jaksa muda, membuat ia semakin mengekang dan membuat Ires tunduk terhadap perintahnya. Ires yang hanya ibu rumah tangga
biasa tidak mampu untuk melawan perintah dari Herlambang. Karena ia tahu jika ia melawan perintah Herlambang, maka Herlambang akan semakin mengekang
Ires. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Sejak itu, dunia luar Ires tertutup. Jalan keluar apa yang bisa dicapai
jika harus melawan seorang jaksa? Seorang yang memiliki koneksi dengan hamba-hamba hukum lainnya? Bagi Ires, tak ada. Bahkan
orang tua Ires pun takut dengan ancaman-ancaman dari menantu mereka dan hanya meminta agar Ires lebih bersabar dan lebih banyak
berdoa Oetoro, 2015 : 72.
2.5 Rangkuman
Analisis bab II ini menjelaskan kajian struktural yang dibatasi dengan alur, tokoh dan penokohan, serta latar tempat dan waktu dalam novel Rembang Jingga
karya TJ Oetoro dan Dwiyana Premadi, serta keterkaitan antar stuktur. Alur dalam novel ini dibagi menjadi tiga yaitu tahap awal, tengah dan tahap akhir. Tahap awal
menceritakan perkenalan Ires dan Herlambang sebelum mereka menikah. Pada awalnya, Herlambang memiliki sikap yang sangat baik terhadap Ires dan
keluarganya. Tidak hanya baik, Herlambang juga memiliki wajah rupawan, yang membuat Ires bangga apabila berjalan di sebelah Herlambang.
Tahap tengah menceritakan Ires dan Herlambang yang sudah menikah, karena ayah Ires tidak mampu untuk membiayai sekolah Ires akibat kecelakaan
sepeda motor, yang mengharuskan ayah Ires untuk pensiun dini. Setelah menikah Herlambang tidak memberikan kasih sayang seperti saat mereka berpacaran,
Herlambang bahkan memukuli Ires dan tidak mengijinkan Ires untuk pergi ke
mana pun. Ketika Herlambang akan makan siang, Herlambang melihat ayam yang digoreng Ires lebih coklat, hal ini membuat Herlambang menjadi marah dan
akhirnya menyuruh Ires untuk membeli makanan di warung pecel lele. Tahap akhir menceritakan mengenai Ires, Diar, Karina dan Amanda yang
membangun sebuah yayasan khusus untuk perempuan yang mengalami kasus kekerasan dalam rumah tangga. Yayasan ini terbentuk dari kisah hidup Ires yang
mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Pada saat mereka tengah mempersiapkan pembukaan yayasan, tiba-tiba Herlambang menelepon Ires dan
meminta Ires bertemu dengannya di Rembang untuk menyelesaikan penjualan rumah mereka. Di Rembang, Herlambang sudah mempersiapkan sebuah rencana
yang tak terduga untuk Ires. Pada saat Ires dan Herlambang tengah menikmati matahari terbenam, Herlambang mulai melaksanakan rencananya, yaitu
membunuh Ires. Keesokan harinya, mayat Ires ditemukan oleh warga sekitar, dengan wajah yang sudah tidak dikenali lagi.
Dalam tokoh dan penokohan, tokoh Ires mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang diakibatkan oleh dominasi laki-laki terhadap perempuan.
Laki-laki menganggap perempuan harus patuh terhadap mereka. Hal inilah yang menyebabkan Herlambang menjadi semena-mena terhadap tokoh Ires. Selain itu,
dalam novel ini diceritakan pula tokoh-tokoh lain, seperti tokoh Diar yang pernah dijual oleh Sugeng ayahnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Tokoh Amanda yang kakaknya terjerumus dalam lingkar narkoba dan akhirnya tewas akibat over dosis. Sementara itu, tokoh Karina yang pernah mengalami
kekecewaan akibat Dodi, kekasih Karina yang meninggalkan Karina, saat ia
mengandung anak dari hubungan mereka. Para tokoh dalam novel Rembang Jingga ini pernah mengalami masa lalu yang cukup kelam. Namun, mereka
berusaha untuk menyelesaikan masalah mereka di kota Rembang. Setelah masalah mereka perlahan-lahan selesai, mereka pun bersama-sama membangun sebuah
yayasan agar orang lain, khususnya kaum perempuan yang memiliki masalah dalam keluarga dapat dibantu agar masalah yang dihadapi dapat diselesaikan
dengan baik. Pada latar tempat, dalam novel ini diceritakan beberapa tempat yang
menjadi latar yang menjadi tempat kejadian berlangsung. Beberapa latar yang ada di dalam novel ini adalah Rembang, Jakarta dan Amerika. Rembang merupakan
tempat bertemunya Ires dan Herlambang, sekaligus menjadi tempat Ires ditemukan tewas. Jakarta merupakan tempat yang ingin Diar tuju sebagai tempat
pelariannya dan sebagai tempat untuk memulai hidup baru bagi Diar. Amerika merupakan tempat bertemunya Karina dan Dodi. Amerika juga merupakan saksi
bisu keberhasilan Karina. Rembang merupakan tempat berkumpulnya Karina, Diar, Ires dan Amanda.
Latar waktu tergambar melalui pertemuan antara Ires dan Herlambang, serta pertemuan tokoh Ires dan tokoh-tokoh lainnya, yang terjadi pada tahun 2012
hingga 2013. Pada tahun 2012, Ires dan Herlambang melangsungkan pernikahannya. Pada tahun itu juga, Ires mulai menerima perilaku buruk dari
suaminya. Seperti sindiran jika pekerjaannya tidak dilakukan dengan benar, hingga pukulan membabi-buta ketika emosi Herlambang tengah meninggi. Pada
tahun 2012, juga merupakan tahun bertemunya Ires dengan seorang penjaga
warung pecel yang bernama Diar. Ires sangat beruntung bertemu dengan Diar. Karena Diar mau menjadi teman Ires dan mau mendengarkan seluruh cerita Ires.
Diar pun mengajak Ires untuk mengikuti kelompok belajar yang dibentuk oleh perkumpulan pengacara muda, yang peduli terhadap pendidikan kaum lemah dan
miskin. Ires pun menyetujui tawaran Diar dengan konsekuensi ia harus mengetahui kapan Herlambang pergi ke kantor dan pulang ke rumah. Pada tahun
2013, Ires diceritakan kabur dari rumahnya setelah dipukuli oleh Herlambang atas bantuan dari Diar. Ires pun menginap di kamar kos Diar untuk menghindari
kejaran Herlambang. Saat ia menginap di kamar kos Diar, Diar mendapatkan kabar bahwa ayahnya meninggal dunia. Diar awalnya enggan untuk kembali ke
Rembang, namun neneknya memberi perintah untuk kembali ke Rembang. Akhirnya Diar bersama dengan Ires berangkat menuju Rembang.
Latar sosial menceritakan mengenai tokoh perempuan yang harus tunduk terhadap kaum laki-laki. Hal ini diakibatkan adanya budaya patriarki yang ada
didalam masyarakat. Akibatnya, tokoh harus Ires menjadi korban. Ia harus tunduk terhadap semua peraturan dan perintah yang dibuat oleh Herlambang. Jika ia
menolak dan melawan perintah dari Herlambang, ia akan mendapat pukulan dan sindiran bertubi-tubi dari Herlambang.
Dari analisis struktur novel Rembang Jingga, terdapat adanya budaya patriarki yang meliputi kekerasan gender dan stereotipe gender. Sementara
analisis mengenai deskripsi budaya patriarki yang meliputi kekerasan gender, dan stereotipe gender akan dikaji pada bab III. Bab III akan dideskripsikan mengenai
budaya patriarki yang ada dalam novel Rembang Jingga yang masih sering menimpa dan mendiskriminasi kaum perempuan.
BAB III BUDAYA PATRIARKI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN
DALAM NOVEL REMBANG JINGGA
3.1 Pengantar