Hasil pembuatan larutan seri baku etanol kadar sedang Pembuatan larutan sampel dengan standar internal n-butanol
butanol murni yang merupakan larutan n-butanol p.a. tanpa ditambahkan pengenceran. Larutan sampel murni juga merupakan larutan sampel yang tidak
dilakukan pengenceran maupun ditambahkan standar internal. Ketiga larutan ini dibuat dan diinjeksikan pada kromatografi gas untuk melihat waktu retensi
masing-masing larutan bila tanpa pengenceran atau penambahan apapun. Kemudian dibandingkan dengan waktu retensi senyawa pada gambar 9 dan 10.
Berikut adalah gambar kromatogram ketiga larutan tersebut:
Gambar 11. Kromatogram Larutan Baku Etanol p.a
Gambar 12. Kromatogram Larutan n-Butanol p.a
Gambar 13. Kromatogram Sampel
Waktu retensi senyawa etanol pada gambar 11 adalah 252 detik, waktu retensi senyawa butanol pada gambar 12 adalah 323 detik, dan waktu retensi
senyawa etanol pada sampel gambar 13 adalah 252 detik. Waktu retensi pada kromatogram ketiga larutan tersebut memiliki kesamaan dengan waktu retensi
peak kromatogram gambar sebelumnya. Perlu diketahui semua kromatogram dari
kelima gambar ini merupakan hasil pengukuran dari pengaturan awal instrumen kromatografi gas.
Untuk sementara dapat disimpulkan bahwa waktu retensi senyawa etanol pada instrumen kromatografi dengan pengaturan awal sebesar 252 detik.
Sedangkan senyawa butanol sebagai standar internal memiliki waktu retensi sebesar 323 detik.
Pengukuran sampel ini juga memiliki tujuan lain yaitu mengecek adanya senyawa lain selain etanol yang terkandung di dalam sampel. Dengan mengubah
nilai range lihat tabel VI menjadi 0 maka dapat kita lihat peak senyawa-senyawa dengan kadar yang sangat kecil. Berikut ini adalah kromatogramnya:
Gambar 14. Kromatogram Sampel Range 0
Peak kecil yang ditandai nomer 1 adalah peak senyawa lain selain etanol
di dalam sampel yang dapat terdeteksi oleh instrumen kromatografi gas. Senyawa tersebut memiliki waktu retensi 247 detik. Senyawa tersebut memiliki kadar yang
sangat kecil di dalam sampel dan tidak terlihat dalam kromatogram dengan range 3. Oleh sebab itu, untuk memastikan profil atau nama senyawa tersebut dapat
digunakan metode kromatografi gas dengan spektrofotometri massa. Hal ini dilakukan pada bagian penetapan kadar dan profil senyawa lain.