C. Etanol
Etanol  merupakan  cairan  bening,  tidak  berwarna,  mudah  mengalir, mudah menguap dengan bau spritus dan rasa membakar. Etanol mudah terbakar,
titik didihnya sekitar 78
o
C Pharmaceutical Press, 2009. Senyawa ini merupakan jenis obat psikoaktif. Etanol termasuk ke dalam
alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C
2
H
5
OH dan rumus empiris  C
2
H
6
O, dan  merupakan  isomer  konstitusional  dari  dimetil  eter.  Etanol  sering  disingkat
menjadi  EtOH,  dengan  Et  merupakan  singkatan  dari  gugus  etil  C
2
H
5
Myers and Myers, 2007.
Etanol  yang  dihasilkan  diperoleh  dari  peragian  karbohidrat  yang berkataliskan enzim. Enzim tersebut mengubah karbohidrat ke glukosa kemudian
ke  etanol.  Reaksi  ini  terjadi  tanpa  adanya  oksigen dan  menghasilkan  CO
2
Fessenden dan Fessenden, 1986. C
6
H
12
O
6 enzim
CH
3
CH
2
OH+ CO
2
1
D. Kromatografi Gas
Kromatografi gas merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi  senyawa-senyawa  yang  mudah  menguap  dalam  suatu  campuran.
Kegunaan  umum  Kromatografi  Gas  KG  adalah  untuk  melakukan  pemisahan dinamis  dan  identifikasi  semua  jenis  semua  senyawa  organik  yang  mudah
menguap  dan  juga  melakukan  analisis  kualitatif  dan  kuantitatif  senyawa  dalam suatu campuran Gandjar dan Rohman, 2007.
KG terdapat dua tipe yang sering digunakan, tipe pertama yaitu gas-solid adsorption  chromatography
dan gas-liquid  partition  chromatography
Christian,  2004.  Pemakaian  zat  cair  sebagai  fase  diam  ternyata  lebih  meluas dibandingkan  zat  padat,  sehingga  teknik  ini  kadangkala  dikenal  sebagai
kromatografi gas-cair Khopkar, 1990. Komponen dasar dari KG adalah sebagai berikut:
1. Sumber gas pembawa dengan regulator tekanan dan kontrol aliran
2. Tempat injeksi dan syringe
3. Kolom pemisah
4. Detektor
5. Oven  dengan  pengatur  suhu  yang  dapat  diprogram  untuk  berbagai  tingkat
temperatur 6.
Recorder atau alat pencatat
Dean, 1995.
Gambar 2. Skema kerja alat kromatografi gas Rohman, 2009
1. Gas Pembawa
Gas  pembawa  merupakan  fase  gerak  yang  berfungsi  untuk  membawa cuplikan  melewati  kolom.  Gas  yang  biasa  digunakan  adalah  helium,  nitrogen,
hidrogen,  dan  argon.  Gas-gas  ini  relatif  tidak  mahal,  bisa  didapatkan  dengan mudah, tidak begitu berbahaya serta bersifat tidak reaktif sehingga tidak bereaksi
dengan molekul-molekul cuplikan pada tekanan dan suhu kromatograf Christian, 2004.
Ketiga  jenis  gas  pembawa  tersebut  hampir  memberikan  harga  HETP yang sama tapi pada kecepatan alir yang berbeda. Gas N
2
memerlukan kecepatan alir  yang  lambat  10cmdetik  untuk  mencapai  kinerja  efisiensi  yang  optimum
dengan HETP minimum. Sementara H
2
dan He dapat dialirkan lebih cepat untuk memperoleh  efisiensi  yang  optimum,  25  cmdetik  untuk  gas  H
2
dan  35  cmdetik untuk gas He Hendayana, 2010.
Gambar 3. Karakteristik gas pembawa N
2
, He, dan H
2
Hendayana, 2010
Syarat gas pembawa yaitu murni dan tidak reaktif, gas pembawa keadaan murni  agar  tidak  berpengaruh  pada  detektor  dan  disimpan  dalam  tangki
bertekanan tinggi Gandjar dan Rohman, 2007. Gas  pembawa  dipilih  berdasarkan  sifat inert-nya.  Fungsi  utamanya
adalah  membawa  uap  analit  melalui  system  kromatografi  tanpa  berinteraksi dengan  komponen-komponen  sampel.  Terkadang  pemilihan  gas  pembawa
ditentukan oleh detektor yang digunakan Dean, 1995. Tabel II. Contoh Gas Pembawa dan Pemakaian Detektor Gandjar dan Rohman,
2007
Gas pembawa Detektor
Hidrogen Hantar panas
Helium Hantar panas
Ionisasi nyala Fotometri nyala
Termoionik
Nitrogen Ionisasi nyala
Tangkap elektron Fotometri nyala
Termoionik
Argon Ionisasi nyala
Argon + metana 5 Tangkap elektron
Karbon dioksida Hantar panas
Untuk  kolom  kapiler,  aliran  gas  pembawa  paling  baik  diungkapkan dengan kecepatan rata-rata linear µ, cmdetik, bukan dengan laju alir volumetrik
F, mLmenit. Kecepatan rata-rata linear dapat diartikan sebagai kecepatan rata- rata sampel melewati kolom atau kecepatan gas pembawa MSP KOFEL, 2005.