ada initial  temperature yang  merupakan  suhu  awal  kolom  yang  ingin  dicapai sebelum  berinteraksi  dengan  komponen  senyawa. Initial  temperature ini  harus
dicapai kolom selama initial time. Kemudian initial  temperature akan  meningkat  sesuai rate yang
diinginkan. Rate merupakan  tetapan  peningkatan  suhu  kolom  beberapa  derajat setiap  menitnya  sampai  mencapai final  temperature.  Peningkatan initial
temperature dimulai setelah alat melewati initial time. Tujuan meningkatkan suhu
kolom  secara  bertahap adalah terjadinya  pemisahan  komponen-komponen senyawa  yang  memiliki  kadar  kecil  dengan  jelas.  Selain  itu  juga  menyebabkan
peak senyawa berkadar tinggi menjadi lebih runcing dan simetris.
Selain pengaturan yang telah disebutkan di atas, ada pengaturan lain yang pada  umumnya  harus  dilakukan pada  alat  kromatografi  gas  antara  lain column
head  pressure , split  vent, purge  vent,  tekanan  udara,  tekanan  hidrogen,  dan
tekanan nitrogen.
Tabel VI. Pengaturan Awal Alat Kromatografi Gas
Jenis pengaturan Hasil
Gas Nitrogen, Hidrogen, Udara
Kolom Cp-Wax 52 CB, 25 m x 0.32 mm
Fase Diam Polietilen glikol
Jenis Detektor FID Flame Ionization Detector
Column head pressure 10 psi
Tekanan Udara 4 bar
Tekanan Hidrogen 2,2 bar
Tekanan Nitrogen 1,5 bar
Split Vent 99,2 mLmin.
Purge Vent 3,22 mLmin.
Initial temperature 70
o
C Initial time
2 min. Rate
30
o
Cmin. Final temperature
220
o
C Final time
2 min. Suhu detektor
250
o
C Suhu injektor
200
o
C Range
3
E. Penggunaan Flame Ionization Detector FID
FID  atau  yang  biasa  diartikan  detektor  ionisasi  nyala  merupakan  salah satu  dari  sekian  banyak  detektor  yang  digunakan  dalam  kromatografi  gas.  FID
merupakan  detektor  yang  sudah  cukup  lama  digunakan  dalam  kromatografi  gas, kemampuan detektor ini dalam mendeteksi senyawa yang memiliki karbon sangat
tinggi.  Selain  itu  FID  juga  memiliki  sensitivitas  yang  tinggi  jika  dibandingkan dengan detektor lain.
Oleh sebab itu peneliti tidak melakukan optimasi untuk memilih detektor yang paling cocok, disamping karena keterbatasan alat yang dimiliki, kemampuan
FID  sebagai  detektor  dalam  penetapan  kadar  dan  profil  alkohol  tidak  perlu
diragukan  lagi.  FID  mampu  mendeteksi  semua  senyawa  yang  memiliki  atom karbon  terutama  golongan  alkohol. Menurut  Gandjar  dan  Rohman  2007,  untuk
memperoleh  tanggapan  FID  yang  optimal  sebaiknya  kecepatan  aliran  H
2
+ 30 mLmenit  dan  O
2
sepuluh  kalinya.  Kedua  adalah  suhu  FID  harus  diatas  100
o
C. Hal  ini  bertujuan  untuk  mencegah  kondensasi  uap  air  yang  mengakibatkan  FID
berkarat atau kehilangan menurun sensitivitasnya. Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan O
2
tetapi menggunakan udara  sebagai  bahan  bakar  dengan  alasan  keamanan  laboratorium  sifat  oksigen
lebih  reaktif  ditakutkan  dapat  meledak. Udara  juga  mengandung  oksigen  O
2
tetapi  dalam  jumlah  yang  relatif  aman  sehingga  mengurangi  resiko  terjadi ledakan. Selain  itu  dalam  penelitian  ini  juga  diperoleh  kecepatan  aliran  H
2
= 35 mLmenit, dan suhu detektor yang digunakan di atas 100
o
C yaitu 250
o
C. Berikut data kecepatan aliran gas yang diperoleh:
Kecepatan Aliran Gas Total : 452 mLmin
Kecepatan Aliran Gas Udara : 417 mLmin
Kecepatan Aliran Gas Hidrogen : 35 mLmin
Kecepatan Aliran Gas Pembawa Nitrogen :  0.8 mLmin Nitrogen  make  up:  27.7 mLmin
Menurut Hendayana 2010, solut yang keluar dari kolom dicampur H
2
dan  udara  kemudian  dibakar  pada  nyala  di  bagian  dalam  detektor.  Atom  karbon senyawa organik dapat menghasilkan radikal CH yang selanjutnya menghasilkan
ion CHO
+
dalam nyala hidrogen – udara. CHO + O
 CHO
+
+ e
-