Cuplikan  yang  dapat  dianalisis  dengan  teknik KG dapat  berupa  zat  cair dan gas. Dengan syarat cuplikan tersebut mudah menguap dan stabil tidak rusak
pada kondisi operasional. Di tempat pemasukan cuplikan terdapat pemanas yang suhunya  dapat  diatur  untuk  menguapkan  cuplikan.  Suhu  tempat  penyuntikan
cuplikan  biasanya  sekitar  50  derajat  di  atas  titik  didih  cuplikan.  Bila  cuplikan rusak  pada  suhu  tersebut  maka  cuplikan  tersebut  tidak  dapat  dianalisis  dengan
teknik KG.  Untuk  kolom  analitik  memerlukan  antara  0,1-10  µL  cuplikan  cair sedangkan kolom preparatif memerlukan antara 20-1000 µL Hendayana, 2010.
Gambar 4. Sistem injeksi kromatografi gas Gandjar dan Rohman, 2007
3. Kolom
Kolom  merupakan  tempat  terjadinya  proses  pemisahan  karena  di dalamnya  terdapat  fase  diam,  sehingga  merupakan  komponen  yang  sentral
Gandjar  dan  Rohman,  2007.  Kolom  yang  berfungsi  sebagai  pemisah
mengandung fase diam yang bias berupa adsorben kromatografi gas, padat atau cairan. Kolom tersebut terbuat dari logam, gelas, atau silika Dean, 1995.
Ada  2  tipe  kolom  yang  digunakan  dalam KG yaitu  kolom  kemas  dan kolom  kapiler.  Kolom  kemas  adalah  kolom  tipe  pertama  dan  telah  digunakan
selama  beberapa  tahun.  Kolom  kapiler  merupakan  kolom  yang  paling  banyak digunakan  sekarang,  tetapi  kolom  kemas  tetap  digunakan  untuk  penelitian  yang
tidak membutuhkan resolusi tinggi  atau ketika dibutuhkan peningkatan kapasitas kolom Christian, 2004.
a. Kolom kemas
Kolom yang biasanya dibuat dari gelas atau kaca yang disilanisasi untuk menghilangkan  senyawa  silanol  polar  Si-OH  dari  permukaannya  yang
menyebabkan tailing pada peak dari  analit  polar.  Internal  diameternya  2-5  mm, kolomnya  dikemas  dengan  partikel  solid  pendukung  yang  disalut  dengan  cairan
fase diam Watson, 1999. Dibandingkan  dengan  kolom  kapiler,  kolom  kemas  memiliki  variasi
panjang  jalur  aliran  fase  gerak  dan  lapisan  film  diskontinyu  dari  fase  diamnya yang tidak seragam Dean, 1995.
b. Kolom kapiler
Kolom  kapiler  terbuat  dari  lelehan  silika  yang  disalut  bagian  luarnya dengan  poliamida  untuk  memberikan  sifat  fleksibel  kolom.  Penyalutan  dengan
aluminium  juga  telah  dilakukan  untuk  pengerjaan  pada  suhu  yang  tinggi 400
o
C.  Internal  diameternya  0,15-0,5  mm.  Dinding  kolom  disalut  dengan cairan fase diam yang memberi lapisan tipis antara 0,1-5µm Watson,1999.
Memiliki  beberapa  kelebihan  dibandingkan  dengan  kolom  kemas  yaitu fleksibel, awettahan lama, dan memiliki silika kapiler yang bersifat inert terhadap
bahan kimia Dean, 1995.
Gambar 5. Kolom kemas dan kolom kapiler Rohman, 2009
4. Fase Diam
Fase  diam  yang  dipilih  berdasarkan  polaritas  dari  sampel  yang  akan diujikan, dengan prinsip “ like dissolve like ”, oleh karena itu fase diam yang polar
akan  lebih  berinteraksi  dengan  senyawa  yang  lebih  polar,  dan  begitulah sebaliknya fase diam yang non polar akan lebih berinteraksi dengan senyawa yang
lebih non polar Christian, 2004. Komponen-komponen  sampel  harus  teretensi  di  fase  diam  untuk
memperoleh resolusi. Retensi yang semakin lama dan selektif akan menghasilkan resolusi  yang  semakin  baik.  Selektivitas  bisa  divariasi  hanya  dengan  mengubah
kepolaran fase diam atau dengan mengubah suhu kolom Dean, 1995.